Menanti Senyum Semringah Guru Honorer

Hernawan | Untung Wahyudi
Menanti Senyum Semringah Guru Honorer
Ilustrasi guru yang sedang mengajar (Freepik)

Beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan sosok Pak Ribut, seorang guru honorer asal Lumajang, Jawa Timur, yang sering memosting aktivitas mengajarnya. Sosok Pak Ribut menarik perhatian warganet karena ketelatenannya mengajar dan mendampingi anak didiknya.

Sifatnya yang periang dan tak jarang memberikan kuis plus reward pada murid-muridnya, membuat ia disukai dan disayangi. Bahkan, salah seorang muridnya yang menjawab pertanyaan dengan cara spontan dan lucu juga jadi terkenal. Keduanya sampai diundang ke Jakarta dan diundang sebagai bintang tamu di beberapa program stasiun televisi swasta.

BACA JUGA: Dear Nakes, Pasien BPJS Juga Butuh Sehat!

Pak Ribut adalah satu dari sekian banyak guru honorer yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Kesibukannya sebagai pengajar tidak membuatnya patah semangat untuk berkreasi. Sehingga, dari kreativitasnya ia bisa mendapatkan uang tambahan dan bisa menyambung hidup.

Selain mengajar, Pak Ribut juga mengajar tari untuk sejumlah pementasan. Ia juga memiliki usaha penyewaan busana tradisional yang lazim dipakai untuk acara pawai atau karnaval Agustus-an. 

Berbicara tentang guru honorer, hingga saat ini, ratusan ribu guru honorer di seluruh Indonesia menunggu nasib baik. Mereka berlomba untuk mengikuti seleksi penerimaan ASN PPPK. Janji pemerintah untuk memberikan kesejahteraan kepada guru honorer mulai ada kejelasan. Mereka yang selama ini menunggu nasib baik akan tersenyum semringah setelah lolos seleksi penerimaan guru PPPK.

Anggaran Kesejahteraan 

Sudah saatnya kesejahteraan guru honorer diperhatikan. Tugas mereka yang tidak mudah dan pengabdian yang begitu lama tak seharusnya dibalas dengan sikap acuh yang membuat nasib para honorer semakin terpuruk. Memang, dedikasi tinggi tidak membuat mereka patah semangat untuk mengajar. Tetapi, sudah waktunya apa yang selama ini mereka lakukan untuk turut serta membangun kehidupan bangsa, dibayar dengan gaji yang layak.

Tak dapat dipungkiri bahwa performa dan semangat para pendidik dalam mengajar siswa akan semakin berkembang dan maju jika dibarengi dengan gaji yang layak. Kenapa? Karena dengan bayaran yang layak dan cukup akan membuat para guru bersemangat dan fokus dengan tugas mengajar. Mereka tidak perlu lagi mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, yang perlu diketahui oleh guru honorer adalah, kompetensi mereka juga perlu diuji sebelum mendapatkan kesejahteraan yang layak dari pemerintah. Seperti dilansir sejumlah media, bahwa pemerintah telah berjanji untuk memberikan kesejahteraan pada guru. Dengan berbagai program yang telah dicanangkan hendaknya para guru bisa mengikuti proses demi proses tersebut. Dengan begitu, jalan untuk mendapatkan kesejahteraan semakin lapang.

Pemerintah sendiri kabarnya telah menaikkan alokasi anggaran pendidikan di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 menjadi Rp603,8 triliun. Kenaikan anggaran ini harus bisa dioptimalkan dengan memastikan 100 persen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk mengangkat guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Dengan anggaran tersebut, pemerintah pusat dan daerah hendahnya benar-benar memperhatikan kebutuhan sekolah sehingga, guru-guru honorer segera diangkat dan ditempatkan di sekolah-sekolah yang membutuhkan. Para guru honorer hendaknya juga lebih proaktif melihat peluang, terutama yang masa pengabdiannya cukup lama untuk segera mendaftar diri menjadi calon guru PPPK.

Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Program guru ASN PPPK yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Keberadaan guru PPPK diharapkan bisa meningkatkan kualitas dunia pendidikan di masa sekarang dan akan datang.

Hal ini dibenarkan oleh Ali Rahim, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), sebagaimana dikutip dari laman antaranews, Jumat 17 Maret 2023. Ali Rahim menjelaskan, selain meningkatkan kesejahteraan guru, program ini juga untuk menciptakan kepastian terhadap ketersediaan pendidik di masa mendatang.

Menurutnya, pemerintah sudah punya niat bagus mengangkat guru honorer menjadi guru ASN PPPK. Ini terbukti bahwa hingga saat ini, sudah ada lebih dari 550.000 guru honorer yang diangkat menjadi guru ASN PPPK. Hal itu merupakan pencapaian pertama dalam sejarah.

Perlu diketahui bahwa untuk penyediaan gaji dan tunjangan guru ASN PPPK telah disediakan oleh pemerintah pusat berdasarkan Peraturan Menteri Keungan RI Nomor 212/PMK.07/2022 tentang Indikator Tingkat Kinerja Daerah dan Ketentuan Umum. Untuk itu, Pemerintah Daerah tidak perlu enggan mengusulkan formasi guru sesuai kebtuuhan daerah, mengingat masih banyak guru yang masih berstatus honorer maupun yang akan memasuki masa pensiun.

Program satu juta guru PPPK yang diinisiasi pemerintah menjadi angin segar atau kabar baik bagi para guru honorer yang selama ini menanti nasib. Dengan mendaftar sebagai calon guru PPPK, semoga harapan demi harapan yang selama ini ditunggu, bisa segera terwujud. Masa depan suram guru honorer akan segera sirna berganti dengan kesejahteraan yang akan mengubah nasib mereka di masa akan datang.

*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak