Strawman: Saat Logika Kobobolan

Hikmawan Firdaus | Safitri Dina Prameswari
Strawman: Saat Logika Kobobolan
ilustrasi diskusi antar karyawan. (Pexels/Yan Krukov)

Dalam diskusi atau debat, seringkali kita berhadapan dengan orang yang memiliki pandangan berbeda dengan kita. Namun, terkadang dalam menghadapi pandangan tersebut, kita menggunakan teknik strawman untuk mereduksi atau menyederhanakan argumen lawan kita dan menyerangnya dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal. 

Mungkin kamu bertanya-tanya apa itu strawman?

Dilansir dari American University Writing Center, strawman adalah jenis kesalahan logika yang biasa digunakan dalam diskusi atau debat. Dalam strawman, argumen yang disampaikan oleh orang lain disederhanakan atau direduksi hingga tidak sesuai dengan argumen yang sebenarnya, kemudian argumen tersebut diserang atau ditolak dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal.

Contohnya, seseorang berpendapat bahwa pengurangan emisi karbon dioksida sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Namun, kemudian lawannya menggunakan strawman dengan mengatakan bahwa orang yang berpendapat demikian sebenarnya ingin menghancurkan perekonomian negara dan menghilangkan pekerjaan masyarakat.

Dalam contoh di atas, penggunaan strawman dilakukan dengan cara menyederhanakan atau mereduksi argumen lawan hingga tidak sesuai dengan argumen sebenarnya, kemudian menyerangnya dengan cara yang tidak tepat atau tidak masuk akal.

Untuk menghindari kesalahan logika strawman, penting bagi kita untuk memahami argumen lawan dengan benar dan menyampaikan argumen dengan jelas dan terbuka. Kita juga perlu menghindari penggunaan kata-kata atau kalimat yang dapat menyerang atau merendahkan lawan dalam diskusi atau debat. Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi atau debat yang sehat dan produktif.

Selain itu, kita juga perlu belajar untuk menempatkan diri pada posisi lawan dalam menghadapi suatu argumen. Dengan cara ini, kita dapat lebih memahami argumen lawan dan mencari kesepakatan atau solusi yang menguntungkan kedua belah pihak tanpa perlu debat kusir yang menyebabkan ketegangan dalam perbincangan.

Dalam diskusi dan debat, kesalahan logika strawman dapat merusak kualitas dan produktivitas diskusi. Oleh karena itu, kita perlu menghindari penggunaan teknik strawman dan belajar untuk memahami dan menghargai pandangan orang lain. Dengan cara ini, kita dapat membangun diskusi dan debat yang sehat, konstruktif, dan menghasilkan solusi yang baik.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak