Mampukah Ketakutan Menjadi Sumber Motivasi?

Hikmawan Firdaus | Budi Prathama
Mampukah Ketakutan Menjadi Sumber Motivasi?
Ilustrasi menjadikan ketakutan sebagai sumber motivasi. (Pixabay/Syaibatulhamdi)

Pernahkah kita berpikir akan masa depan? Pernahkah kita akan merasa takut menghadapi masa depan itu sehingga membuat kita termotivasi untuk melakukan perencanaan? Masa depan memang menjadi vital penting untuk diperhatikan, karena tentu semua orang pengen masa depannya bisa ceria dan nggak menyengsarakan.

Hidup di era sekarang ini bisa dbilang tuntutan semakin berat pula, apalagi umur pun terus bertambah dan pikiran pun mulai mencoba untuk beradaptasi dengan perubahan. Tapi nggak sedikit juga orang yang masih terlena di zona nyaman. Merasa bahwa hidup di zona nyaman merupakan selamanya akan bertahan hingga ajal akan menjemput.

Memang nggak bisa dipungkiri kalau berada di zona nyaman kadang membuat lupa, nggak mau berbuat apa-apa, terlebih nggak ada keinginan untuk mengambil resiko yang bisa menguras tenaga dan pikiran. Berada di zona nyaman yang hanya rebahan, main game setiap hari, atau scoll medsos setiap saat kadang memang membuat lupa. Tapi penting diingat kalau zona itu nggak selamanya bisa kamu rasakan.

Beruntung kalau saat ini kalau kamu masih memiliki keluarga yang dapat menjamin zona nyaman kamu, kamu bisanya hanya rebahan tapi kebutuhan kamu masih bisa terpenuhi. Tapi pernahkah kamu berpikir, gimana jadinya kalau tidak ada lagi yang bisa menjamin kebutuhan kamu, saat kamu masih asyik dengan zona nyaman kamu.

Kadang kala orang baru berpikir jika dilanda ketakutan atau kekhawatiran, bukan karena saat berada di zona nyaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketakutan diartikan dengan perihal takut, rasa takut, dan keadaan takut. Dengan munculnya ketakutan tentu akan ada kekhawatiran untuk lepas dari rasa takut atau rasa khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Tentu akan berbeda, saat kamu tinggal bersama keluarga dan terlena di zona nyaman kamu, ketimbang kamu tinggal sendirian yang mengharuskan memenuhi kebutuhan kamu sendiri. Tinggal sendiri akan memicu timbul rasa takut, kira-kira makan apa, gimana memenuhi kebutuhan hidup lainnya, dan harus berbuat apa-apa untuk menghilangkan rasa takut itu akan kejadian-kejadian yang membuat kamu tidak senang. Dengan timbulnya rasa takut dapat memicu timbulnya motivasi, kira-kira apa yang akan kamu perbuat untuk menghilangkan rasa takut itu.

Kira-kira gimana jadinya kalau kamu nggak memiliki ketakutan akan masa depan, ketakutan dalam tanda kutip yang positif dan membuat kamu bisa ambil sikap. Kalau kamu misalnya belum memiliki skill, belum punya pekerjaan, dan masa depan yang tidak pasti, apakah dalam pikiran dan perasaan kamu tidak memiliki rasa takut? Karena apabila kamu tidak memiliki rasa takut sedikit pun, bisa saja kamu nggak perlu habasikan tenaga dan pikiran kamu untuk berjuang demi masa depanmu menjadi lebih baik.

Rasa takut sebagai pemicu munculnya motivasi penting untuk dilakukan, karena kalau begitu dengan adanya rasa takut akan mendorong kamu untuk bisa mempersiapkan segala sesuatunya, dan menghadi segala cobaan yang bisa terjadi. Kamu akan berjuang dan berusaha sekuat tenaga, untuk menjawab rasa takutmu itu. Bukan malah menjadikan rasa takut sebagai pemicu untuk kamu tidak mau mengambil resiko atau tidak mau menghadapi berbagai tantangan.

Ketakutan sebagai motivasi ini tidak boleh disalahartikan. Ketakutan yang dimaksud tentunya adalah ketakutan postif yang memicu dapat membuat kita berkembang, bukan ketakutan negatif yang membuat kita hanya berdiam di tempat dan tidak mau berbuat apa-apa. Karena kalau berbicara dengan masa depan, itu memang perlu direncanakan, bukan malah khawatir yang tidak ada aksi apapun.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak