Pemilu 2024: Milenial dan Gen Z Dihadapkan pada Drama yang Menyulut Emosi

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Pemilu 2024: Milenial dan Gen Z Dihadapkan pada Drama yang Menyulut Emosi
Ilustrasi tiga capres dan cawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)

Kurang lebih sebulan lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi Pemilu pada tanggal 14 Februari 2024. Semakin ke sini, sepertinya semakin gaduh saja.

Jelang pemilu 2024 kali ini kita disuguhkan dengan berbagai macam drama. Utamanya setiap selesai perhelatan debat presiden dan wakil presiden yang diadakan oleh KPU.

Pasti ada-ada saja isu yang kemudian akan digoreng oleh buzzer politik maupun pendukung masing-masing paslon demi menaikkan elektabilitas paslonnya, atau malah menjatuhkan paslon lain.  

Hari ini kita disuguhkan dengan 'perang' cyber dari setiap kubu. Semuanya demi satu hal, bagaimana memenangkan hati masyarakat.

Ada yang membeberkan sejumlah fakta dan data. Namun tidak jarang yang dengan sengaja hanya memantik emosi masyarakat dengan berbagai macam gimmick

Salah satu cara yang hari ini sangat berdampak adalah memainkan emosi lewat berbagai postingan di media sosial.

Cara ini merupakan cara yang efisien mengingat media sosial adalah tempat nongkrongnya mayoritas anak-anak muda milenial dan gen Z yang merupakan pemegang suara terbanyak pada pemilu 2024.

Seperti yang dilansir dari katadata, bahwa dua generasi ini berjumlah sekitar 56, 45% dari jumlah total keseluruhan pemilih aktif. 

Nah, kita sebagai milenial atau Gen Z harusnya sadar mengenai fakta ini. Bahwa saat ini kita tengah digonjang-ganjing dengan proses kampanye yang mengedepankan emosi. Sayangnya, hari ini kita begitu tertarik dengan hal tersebut. 

Kita begitu mudah baper dengan sepenggal video yang memantik perasaan kita untuk marah lalu berpihak pada kelompok yang terlihat seolah-olah ditindas. Atau di lain pihak begitu bersemangat dan membela secara berlebihan kelompok yang kita pikir berhasil menyuarakan aspirasi kita.

Padahal faktanya belum tentu seperti itu. Di tengah banyaknya hoax hari ini, kita yang tidak jeli dan rasional akan menjadi sasaran yang empuk untuk termakan berita palsu tersebut. 

Lantas, apa yang harus kita lakukan? Ya tentu saja jadi pemilih yang rasional. Saya rasa, kita sebagai milenial maupun gen Z adalah generasi yang tumbuh di era teknologi dan informasi yang berkembang pesat.

Meskipun jadi pisau bermata dua, menggunakan teknologi dan informasi untuk belajar, riset, dan mencari tahu secara objektif mengenai pilihan kita masing-masing adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan. 

Jangan gampang termakan berita palsu. Jangan mudah baper dengan kampanye yang hanya mempermainkan emosi. Yuk kita melihat secara objektif, kira-kira paslon mana yang punya visi misi dan program kerja yang mengedepankan kepentingan masyarakat.  

Karena kita akan memilih seseorang yang akan memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Bukan main. Demi menciptakan Indonesia yang lebih baik, yuk kita jadi pemilih yang cerdas!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak