Sungguh elok memang kata mutiara yang pernah diucapkan oleh novelis tersohor di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, beliau berkata bahwa ‘Menulis adalah bekerja untuk keabadian’. Pram berkata bahwa “orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari Sejarah”.
Walau begitu, menjadi penulis yang terkenal dan karyanya bisa abadi hingga dikenal banyak orang tentu bukan pekerjaan yang mudah. Menulis tentu ada nilai dan dampak yang bisa disampaikan lewat tulisan, sehingga pembaca bisa tergerak dan mulai berpikir benar tidaknya informasi dari tulisan yang telah disampaikan.
Namun, punya cita-cita sebagai seorang penulis bukanlah hal salah, apalagi pengen jadi penulis terkenal seperti sosok Pramoedya Ananta Toer. Telah disadari bahwa menulis tidaklah bisa instan, namun jika niat dan serangkaian usaha telah dilakukan, jalannya pun tentu juga akan ada.
Tak punya pengalaman, namun pengen jadi penulis
Sedari dari awal, saya punya hasrat yang tinggi pengen jadi penulis, walau hanya sekedar bisa melihat tulisan saya terpampang di media online. Menurutku, itu sudah lebih dari cukup, gimana rasanya seseorang yang pengen jadi penulis namun tidak punya pengalaman.
Bisa menerbitkan tulisan sendiri di media online tentu bukan jalan mudah bagi saya sendiri, apalagi saya bukanlah anak keturanan seorang penulis. Saya tidak seperti anaknya Putut Ea, yang sedari kecil kisahnya sudah dituliskan oleh ayahnya dalam sebuah buku. Saya hanyalah orang biasa yang terlahir dari keluarga sederhana di pelosok desa yang ada di kabuputen Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Tapi entah kenapa, niat dan hasratku pengen juga melihat karya sendiri bisa terpampang di media online.
Dibilang pengalaman menulis, tentu saya juga tidak punya sama sekali, background jurusan saya di kampus adalah Matematika yang tentu sangat jauh hubungannya dengan dunia kepenulisan. Namun, hal sulit saya pungkiri, saya juga sangat pengen menuangkan ide-ide brilian saya dalam bentuk tulisan.
Dipertemukan Yoursay.id lewat Suara.com
Semenjak kuliah dulu pun, niat pengen melihat tulisan sendiri terbit di media online terus membara. Sebelumnya, saya berawal dengan menerbitkan tulisan di blogger pribadi, namun menurutku itu tidaklah cukup. Hingga akhirnya, saya memutuskan mencari-cari di google terkait media-media online yang menerima tulisan dari orang lain atau tulisan dari kontributor.
Ada beberapa media online yang saya temukan kalau menerima tulisan dari kontributor, seperti Terminal Mojok, Qureta, IDN Times. Namun, setelah saya mencoba kirim tulisan saya di media tersebut, selalu saja mendapatkan notifikasi kurang menyenangkan, bahwa tulisan saya belum bisa diterbitkan di media tersebut. Hingga beberapa kali pun saya mencoba mengirim tulisan, tapi tetap saja ditolak.
Tak berhenti sampai di situ, saya pun mencoba mencari media online yang lain, hingga akhirnya saya menemukan laman Suara.com. Awalnya, saya pikir kalau Suara.com hanyalah media online yang tulisan bisa terbit di situ hanyalah dari jurnalis/wartawan resmi dari Suara.com. Ya, ternyata memang itu benar, sebagaimana ketentuan yang berlaku di Suara.com itu sendiri.
Namun, setelah saya melihat bahwa kanal Suara.com itu ada tombol login di bagian kanan atas layar, saya pun mulai coba klik itu dan saya diarahkan masuk ke situs selanjutnya di arkadia.me. Setelah melihat ketentuan di arkadia.me, ternyata di tempat tersebut sebagai ruang bagi penulis untuk membuat karya yang nantinya akan diterbitkan di Yoursay.id. Saya pun membaca syarat dan ketentuan lain menulis di Yoursay.id.
Ternyata, Yoursay adalah platform menulis dari Suara.com yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja jika sudah membuat akun di arkadia.me.
Akhirnya, saya pun mulai submit tulisan saya di Yoursay, namun awalnya ditolak karena saya tidak mencantumkan sumber gambar yang jelas. Menariknya di Yoursay, ada pemberitahuan alasan tulisan ditolak lewat email. Saya pun tidak berputus asa dan mencoba merevisi tulisan saya itu, hingga akhirnya tulisan pertama saya bisa terbit pada bulan Juli 2021 silam.
Dari situ, semangat saya pun makin bertambah, hari demi hari, saya terus kirim tulisan di Yoursay.id dan sering kali juga diterbitkan. Lambat laun, tulisan saya di Yoursay pun semakin banyak. Melihat itu, tentu saya sangat bangga, orang yang terlahir dari sosok yang hanya punya niat menulis, namun sudah beberapa tulisan saya berhasil terbit di Yoursay.
Waktu itu, saya bisa menyimpulkan bahwa Yoursay.id memang media online yang sangat cocok bagi penulis pemula, sebagaimana yang saya rasakan. Di samping itu, beberapa kali juga nama saya masuk sebagai penulis ‘Top Writer Of The Week’. Betapa senangnya saya, bisa juga menjadi bagian dalam kategori itu.
Sering kali juga, Instagram saya di-tag oleh Yoursay.id sebagai penulis ‘Best Articles Of The Week’. Dan tentu perasaan saya pun makin gembira, saya tidak bisa menyangka hal itu bisa juga terjadi pada saya. Beberapa teman saya pun sering memberikan respon positifnya atas berhasilnya saya bisa menerbitkan tulisan di Yoursay.id. Bahkan, ada pula orang yang DM lewat Instagram yang saya tidak kenal, dan meminta untuk memberikan tips bagaimana bisa menerbitkan tulisan di Yoursay.id.
Lambat laun nama saya pun mulai dikenal di Yoursay.id dan tulisan saya pun tersebar lewat kanal Yoursay.id. Hal yang membuat saya juga bangga, karena saya juga dimasukkan sebagai member yang aktif menulis di Yoursay.id oleh tim editor.
Berselancar dalam dunia kepenulisan bersama Yoursay.id, amatlah banyak manfaat positif yang saya rasakan. Di yoursay.id, saya juga mulai kenal dengan member-member yang lain, walau hanya lewat canda tawa di grup WhatsApp Yoursay. Tapi bagiku, saya merasa sudah sangat dekat dengan Yoursay.id.
Tentu saya tak bisa ungkap satu per satu manfaat yang saya rasakan selama menulis di Yoursay.id. Namun, hal yang pasti bahwa Yoursay.id telah banyak memberikan pengalaman terkait dengan dunia kepenulisan, bahkan saya merasa bahwa Yoursay.id adalah mentor bagi saya bisa menulis di media online.
Telah banyak ide-ide dan keresahan saya telah diterbitkan oleh Yoursay.id, dan tentu itu suatu kesyukuran yang tak terhingga bagi saya. Melalui itu, saya merasa bahwa saya juga bisa menulis dan tulisan saya pun bisa abadi. Entah seperti apa dampaknya kepada masyarakat, tapi saya berpikir positif bahwa tulisan saya itu bisa menjadi arsip untuk anak cucu saya nantinya.
Sebagai ucapan terima kasih, selamat ulang tahun untuk Suara.com yang ke-10 tahun. Semoga semakin jaya dan menjadi media online yang bisa terus mengibarkan benderanya di era tantangan yang semakin sulit. Terima kasih pula, karena lewat Suara.com, akhirnya saya bisa bertemu Yoursay.id. Bagiku, Yoursay.id adalah guru bagi saya untuk menulis, karenamu tulisan saya juga bisa terpampang di media online, yang bisa tersebar ke masyarakat luas, dan nantinya juga bisa abadi untuk anak cucu saya nanti. Sekali lagi, terima kasih untuk Suara.com dan Yoursay.id.