Membongkar Stereotip 'Perempuan Selalu Benar', Valid Nggak Sih?

Rendy Adrikni Sadikin | Tika Maya Sari
Membongkar Stereotip 'Perempuan Selalu Benar', Valid Nggak Sih?
Ilustrasi sepatu wanita.(Unsplash.com/Le Vu)

Seringkali kita mendengar tentang stereotip 'Perempuan Selalu Benar' banyak digaungkan di media sosial atau bahkan secara langsung dalam sebuah komunikasi. Namun, pernah nggak sih kita bertanya-tanya, mengapa stereotip ini muncul?

Melansir dari laman resmi Klikdokter, perempuan sering dianggap benar oleh laki-laki karena kemampuan berbicara mereka yang sangat banyak dan nyaris tidak terhentikan. Alhasil, para laki-laki lebih memilih mengalah dan menghindari perdebatan maupun konfrontasi terhadap mereka.

Namun, menurut saya, stereotip ini tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Mengapa? Berikut penjelasannya :

1. Wanita Sering Disalahkan

Fakta yang saya alami sendiri, perempuan cenderung mudah disalahkan oleh hal sekecil apapun. Seperti pulang kerja lembur sekitar jam sembilan malam. Pasti sudah menjadi pembicaraan yang bukan-bukan, padahal saya murni bekerja di sebuah toko. Apabila kita tidak bekerja, malah disalahkan lagi. Dikatai pengangguran dan lain sebagainya.

Belum lagi, kalau usia sudah 20-an lebih sedikit, sering ditanyai 'Kapan nikah?' atau 'Mana calonmu?' oleh hampir semua orang.

Nah, bahkan dari penampilan pun dikomentari. Bila kita berpenampilan dekil sangat apa adanya, bakal ada komentar 'Cewek kok nggak merawat diri? Kapan punya cowok kalau begitu?' Sementara, kalau kita berpenampilan rapi, akan ada komentar 'Dandan kayak gitu mau ngelonte ya?' Intinya, serba salah.

Ilustrasi atlet sepak bola perempuan.(Freepik/mdjaff)
Ilustrasi atlet sepak bola perempuan.(Freepik/mdjaff)

2. Laki-laki Banyak yang Playing Victim

Berdasarkan pengalaman pribadi, dan juga pengalaman beberapa orang, laki-laki terkadang menjadi makhluk yang playing victim dan cosplay drama King.

Laki-laki umumnya suka menggoda, bahkan melakukan cat calling. Bila perempuan menanggapi godaan tersebut, laki-laki akan melabeli mereka sebagai murahan atau gampangan.

Sebaliknya, bila perempuan tidak menanggapi godaan tersebut dan memilih untuk bodo amat, maka laki-laki biasanya akan bilang 'Digoda enggak mau, cantik juga enggak!' dan akan berkoar-koar kepada sesama kaum mereka bahwa perempuan itu arogan dan sombong.

3. Tidak Semua Perempuan Suka Berdebat

Faktanya, tidak semua perempuan suka banyak berbicara dan malah cenderung pendiam. Mereka lebih suka mengalah dan menyimpan semuanya sendiri dan malah menjadi bom waktu.

Bila bom waktu itu meledak, maka bicaranya tidak akan bisa dijeda, dicari celahnya, bahkan dihentikan. Mereka akan berbicara dengan mengungkapkan fakta yang sanggup membuat laki-laki diam seribu bahasa. Mungkin, dari sinilah stereotip itu muncul dan terus menerus digaungkan.

Kesimpulannya, stereotip itu mungkin berlaku bagi beberapa perempuan, tetapi tidak secara keseluruhan. Sebab, tingkah laku setiap orang tergantung oleh lingkungan yang dia tinggali. Tak jarang, justru laki-lakilah yang malah 'selalu benar'. Jadi, stereotip 'perempuan selalu benar' bersifat relatif dan tidak bisa disamaratakan. Sekian.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak