Keterampilan Kerja: Warisan Jokowi dan Rencana Masa Depan Prabowo

Hikmawan Firdaus | Patricia Windya Sari
Keterampilan Kerja: Warisan Jokowi dan Rencana Masa Depan Prabowo
Apel Kesiapan Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024 (Instagram/Jokowi)

Presiden Ke-7 Negara Kesatuan Republik Indonesia, Joko Widodo, akan purnatugas pada 20 Oktober 2024. Selama sepuluh tahun, Presiden Jokowi telah menahkodai kapal Indonesia, mengantarkan negara ini melalui berbagai tantangan, termasuk masa krisis akibat pandemi COVID-19. Di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), Jokowi menunjukkan komitmennya dengan meluncurkan program Kartu Prakerja. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja. Dalam sepuluh tahun kepemimpinan Jokowi, berbagai inisiatif pendidikan lainnya juga telah diperkenalkan, termasuk peningkatan akses pendidikan vokasi dan beasiswa untuk pelajar, yang mencerminkan upaya pemerintah untuk mempersiapkan SDM yang siap bersaing di era globalisasi.

Salah satu program yang diluncurkan pada masa tantangan pandemi COVID-19 adalah Kartu Prakerja. Kartu Prakerja diciptakan oleh Komite Cipta Kerja melalui Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang “Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja.” Peraturan teknisnya, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.05/2020, menjelaskan tentang tata cara pengalokasian, penganggaran, pencairan, dan pertanggungjawaban dana Kartu Prakerja. Kartu ini resmi diluncurkan pada 11 April 2020.

Kartu Prakerja menyediakan bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas yang tidak sedang sekolah atau kuliah, baik secara online maupun offline, untuk mengembangkan keterampilan baru dan bersaing di dunia kerja. Tahun ini, Kartu Prakerja akan melanjutkan pembukaan gelombang dengan skema normal, di mana besaran beasiswa yang diterima peserta mencapai Rp4,2 juta per individu. Total ini terbagi menjadi biaya pelatihan sebesar Rp3,5 juta, insentif dana pasca pelatihan sebesar Rp600 ribu yang diberikan sekali, serta insentif survei sebesar Rp100 ribu untuk dua kali pengisian survei.

Menurut survei BPS yang dilansir dari website Kartu Prakerja, sebanyak 88,92% penerima manfaat yang menyelesaikan pelatihan menganggap bahwa program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka. Lebih dari 84% menyatakan bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan kompetensi, baik skilling, reskilling, maupun upskilling. Hasil survei juga menunjukkan bahwa 92% peserta berencana melampirkan sertifikat Prakerja saat melamar pekerjaan, yang menunjukkan bahwa program ini mendukung pencarian kerja.

Program Kartu Prakerja tidak hanya menawarkan pelatihan, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan daya saing peserta. Dalam webinar “Impact Evaluation of Kartu Prakerja” yang diselenggarakan oleh Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja bekerja sama dengan Katadata pada 1 Desember 2022, dipaparkan beberapa temuan mengenai efektivitas program ini yang menyatakan bahwa program ini berhasil meningkatkan kebekerjaan peserta sebesar 8%, sedangkan tingkat wirausaha mengalami peningkatan hingga 12%. Selain itu, rata-rata pendapatan bulanan peserta yang mengikuti program ini juga meningkat sekitar 10%.

Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa Kartu Prakerja telah memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan kerja dan kesejahteraan peserta. Berdasarkan data yang dikumpulkan, program ini berhasil menjangkau lebih dari 16,4 juta penerima manfaat dalam kurun kurang dari tiga tahun. Data tersebut mencerminkan besarnya minat masyarakat terhadap program ini dan menunjukkan bahwa program ini memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan dalam memperbaiki kondisi tenaga kerja di Indonesia.

Dengan harapan di kepemimpinan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, program Kartu Prakerja dapat dilanjutkan dengan beberapa perbaikan. Pertama, perbaikan sistem dalam distribusi pelatihan, terutama dengan memperkuat infrastruktur digital di daerah terpencil agar akses pelatihan lebih merata. Kedua, perluasan akses ke program pelatihan harus dilakukan dengan memberikan lebih banyak opsi pelatihan offline dan bekerja sama dengan lebih banyak lembaga pelatihan lokal maupun internasional. Ketiga, peningkatan kualitas pelatihan diperlukan dengan melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum, sehingga pelatihan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

Diharapkan Kartu Prakerja dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam meningkatkan keterampilan dan daya saing masyarakat Indonesia di masa depan. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan pengurangan pengangguran di tanah air. Dengan terus melanjutkan dan memperbaiki inisiatif seperti Kartu Prakerja, Indonesia dapat bersiap menghadapi tantangan global dan menciptakan masyarakat yang lebih produktif dan berdaya saing.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak