Saat Ragu Mulai Menjerat, Lepaskan dengan Keyakinan Aku Pasti Bisa

Hayuning Ratri Hapsari | Rahmah Nabilah Susilo
Saat Ragu Mulai Menjerat, Lepaskan dengan Keyakinan Aku Pasti Bisa
Ilustrasi seseorang yang tidak percaya diri (Unsplash/Carolina)

Pernah nggak sih kamu merasa seperti sedang disabotase oleh pikiranmu sendiri? 

Saat sebuah tantangan muncul, bukannya muncul dorongan semangat, yang datang justru suara lirih yang menahan langkah “Kayaknya aku nggak bisa deh…”

Menurut penjelasan Indah SJ, M.Psi., Psikolog melalui salah satu konten TikTok yang ia unggah, setiap kalimat yang kita ulang dalam kepala, apalagi yang bernada merendahkan atau meragukan diri, akan dianggap serius oleh tubuh. 

Pikiran negatif itu diproses oleh otak sebagai sinyal ancaman atau ketidakmampuan, kemudian diteruskan ke seluruh sistem tubuh.

Akibatnya tubuh ikut mengikuti cerita buruk yang kita tanamkan. Kita jadi tegang, sulit fokus, lebih berhati-hati secara berlebihan, bahkan merasakan stres dan cemas tanpa alasan yang jelas. 

Rasa percaya diri menurun, self-esteem merosot, dan kita benar-benar merasa tidak mampu melakukan sesuatu yang sebenarnya bisa kita selesaikan.

Kita akhirnya gagal bukan karena tidak mampu, tetapi karena sudah lebih dulu menolak diri sendiri. Kita menjatuhkan diri sebelum mencoba.

Padahal ada satu langkah sederhana yang bisa mengubah seluruh pola itu. Daripada berkata “Kayaknya aku nggak bisa…”, cobalah menggantinya dengan “Aku pasti bisa.” Kalimat yang terdengar sepele ini bekerja jauh lebih dalam daripada yang terlihat. 

Afirmasi positif mengirimkan sinyal berbeda ke otak yang membuat tubuh lebih rileks, perhatian lebih terfokus, dan rasa percaya diri tumbuh perlahan. Kita memberi diri ruang untuk mencoba, bukan menghakimi sebelum melangkah.

Afirmasi memang tidak menjamin hasil akhir akan sempurna. Namun afirmasi membuka pintu dan memberi kesempatan untuk berusaha serta menggerakkan energi ke arah yang lebih baik.

Saat kita mengubah cara berbicara pada diri sendiri, kita juga mengubah cara tubuh merespons hidup. Kita belajar menghargai diri tanpa menunggu pengakuan dari luar. 

Kita berhenti menjatuhkan diri sebelum berjuang. Kita memberi diri kesempatan untuk menang, atau setidaknya kesempatan untuk mencoba dengan sepenuh hati.

Kadang musuh terbesar kita bukan keadaan luar, melainkan suara kecil di dalam kepala yang terus membisikkan bahwa kita tidak mampu. Suara itu sebenarnya bisa kita latih. Kita bisa menggantinya dengan nada yang lebih meneguhkan.

Mulai hari ini, ketika ragu menjerat, bisikkan sesuatu yang berbeda, kalimat sederhana yang mampu membebaskan langkah dan menguatkan diri: “Aku pasti bisa.”

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak