Siapa yang tidak suka dengan liburan? Semua orang pasti mendambakan liburan ketika mereka dapat berkumpul bersama orang-orang tersayang, menikmati kebebasan untuk pergi ke mana saja, mengatur sendiri waktu kerja sesuai keinginan kita, sehingga dapat mengurangi tekanan kerja karena tidak terus berada di ruang kantor yang monoton dalam rutinitas yang membosankan.
Digital nomad namanya. Sebuah gaya hidup yang baru-baru ini sedang trending dan fenomenal di seluruh dunia, secara definitif dapat diartikan sebagai orang yang menggunakan teknologi telekomunikasi untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya sambil berlibur dalam skala global.
Negara-negara yang memiliki potensi pariwisata tinggi seperti Indonesia, seringkali dipenuhi oleh pendatang, yang merupakan digital nomad, bahkan Indonesia disebut-sebut oleh Dubes Republik Indonesia di Korea Selatan sebagai magnet digital nomad.
Sekarang ini, zaman sudah berubah. Jarak bukanlah penghalang yang berpengaruh signifikan terhadap suatu bisnis, sehingga bisnis online pun berkembang pesat. Seiring dengan bertumbuhnya kaum milenial dan generasi setelahnya, maka semakin tinggi pula tingkat internet literacy (kefasihan menggunakan internet) masyarakat.
Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Donny Susilo, seorang konsultan business plan asli Malang yang telah bekerja dengan menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh selama 5 tahun. Donny mengakui, sistem ini memiliki banyak manfaat yang diperoleh.
Ia memiliki banyak waktu untuk mengembangkan jaringan sosial dan potensi dirinya sendiri, banyak waktu tersisa untuk berpergian tanpa khawatir masalah keuangan dan karier ke depannya.
“Internet adalah jembatan yang menghubungkan semua orang di seluruh dunia dalam dunianya sendiri,” katanya.
Sejak menerapkan gaya hidup baru ini, efisiensi dalam bekerja, khususnya dalam aspek biaya hidup, waktu dan perjalanan dapat dicapai semaksimal mungkin. Bahkan penghasilan yang diperoleh lebih besar, karena beliau telah berhasil memperoleh proyek-proyek pembuatan business plan dari perusahaan, baik dalam maupun luar negeri tanpa harus bertemu secara langsung.
Ini bisa memberikannya pendapatan hingga 5X gaji rata-rata orang yang bekerja di kantoran. Ada sejumlah tips, bagaimana agar dapat menjadi digital nomad, yaitu dengan membangun kepercayaan lewat sistem kerja sama dan public relation sehingga lebih bisa dipercaya orang lain, walau tidak bertatap muka.
Potensi pasar yang tidak terbatas ruang ini tentu dapat dinikmati jika dilengkapi oleh beberapa skill penunjang, misalnya kemampuan bahasa asing, pengetahuan akan kontrak perjanjian, pemahaman metode pembayaran antar negara dan lain sebagainya, yang dapat membangun kepercayaan antara pembeli dan penjual.
Infrastruktur dari penyedia jasa internet juga berkontribusi besar, sehingga ke depan, internet di Indonesia diharapkan dapat lebih cepat, stabil dan terjangkau.
Sebagai contoh di Taiwan. Semua paket internet sudah benar-benar unlimited dan kecepatannya stabil, sehingga dinobatkan sebagai negara dengan internet tercepat ke-3 di seluruh dunia, setelah Singapore dan Swedia, yang kecepatan rata-ratanya mencapai 30 mbps (megabits per second).
Ada beberapa manfaat lebih untuk pengembangan diri yang diperoleh ketika seseorang memutuskan untuk menjadi digital nomad. Kesempatan traveling yang sebebas-bebasnya membuat kita menjadi lebih banyak memiliki koneksi di berbagai tempat, pengalaman internasional dan kesempatan belajar dari pesaing di luar atau benchmarking dapat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang kita berikan kepada klien kita.
Kendati demikian, hingga saat ini, masih ada kontroversi terkait gaya bekerja ini, yaitu yang terkait dengan aspek legalitas. Banyak pihak masih ragu, apakah legal untuk bekerja sebagai digital nomad di negara asing padahal sudah ada larangan atau batasan visa yang kita pakai untuk masuk ke negara tersebut.
Terlepas dari kontroversi yang ada sampai sekarang, menurut hemat penulis, digital nomad boleh-boleh saja selama pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya orang lokal, tidak mendapatkan pekerjaan dari orang lokal dan tidak merekrut orang lokal di negara tersebut.
Pengirim: Donny Susilo, MBA Business plan consultant Regional Indonesia