Kiat-kiat Parenting dalam Mengawasi Anak yang Suka Main Game

Fabiola Febrinastri | Fabiola Febrinastri
Kiat-kiat Parenting dalam Mengawasi Anak yang Suka Main Game
Anak Kecil Main Game [shutterstock]

Video game merupakan bentuk media yang sangat menarik dan layak untuk dilirik. Industri ini telah mendistribusikan berbagai macam game dengan platform yang variatif, seperti console, handphone, dan pc.

Maraknya video gaming di Indonesia dan seluruh dunia memancing atensi publik, tidak terkecuali anak-anak.

Di samping untuk hiburan, salah satu fungsi game sebenarnya adalah sebagai alat pengajaran berbasis teknologi. Artikel ini akan mengajarkan cara parenting terbaik agar anak dapat menikmati manfaat video game.

Untuk memastikan pengalaman bermain game yang nyaman, inilah beberapa kiat dan trik untuk menangani anak yang senang bermain video game:

1. Sadari bahwa video game adalah sesuatu yang esensial
Di era masa kini, semua orang pasti pernah bermain game. Terkadang, video game menjadi kebutuhan sehari-hari. Untuk melarang ataupun menghindari pengaruh gaming adalah sesuatu yang hampir mustahil, sehingga orangtua disarankan untuk menerima fakta, jika bermain game adalah hal yang lumrah.

2. Pertimbangkan pro dan kontra jika akan bermain game
Ketika kebanyakan orang memikirkan tentang video game, mereka akan mengarah ke fungsi game itu sendiri. Apakah untuk menghibur, mengedukasi, atau malah memberikan pengaruh buruk kepada anak. Maka dari itu, ada baiknya kita melakukan background check terlebih dahulu akan sifat anak dan kapabilitasnya, sebelum bermain game.

3. Periksa "age ratings" dalam game
Menurut AskAboutGames.com, age ratings memastikan bahwa konten hiburan seperti film, DVD, dan game diberi label yang jelas untuk kelompok usia minimum yang sesuai. Age ratings memberikan panduan kepada konsumen, agar mereka bisa mengetahui produk tersebut apakah layak dibeli atau tidak. PEGI dan ESRB adalah contoh-contoh sistem yang digunakan untuk age ratings. Pintar-pintarlah memilih konten yang sesuai atau tidak sesuai untuk anak, dengan memperhatikan age ratings pada game.

4. Tetapkan porsi main untuk anak
Tidak ada jumlah jam yang disarankan untuk anak berusia enam tahun ke atas, tapi 90 menit sering dianggap sebagai batas yang masuk akal (American Academy of Paediatrics). Berkaitan dengan hal tersebut, orangtua sebaiknya memperbolehkan anak bermain game setelah mereka tuntas mengerjakan tugas sekolah.

5. Temani anak saat bermain game
Interaksi antara kedua pihak adalah sesuatu yang sangat penting. Orangtua dapat bermain game dengan anak, sebagai aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan. Main game bersama juga dapat memperdekat hubungan emosional antara keduanya.

6. Jangan lupa untuk mengajarkan anak agar bisa bersosialisasi
Di samping bermain game, anak wajib diajarkan bersosialisasi dengan kawan seusianya. Membuat janji dengan teman, membawanya ke tempat bermain, dan memberi lowong waktu di sekolah adalah contoh-contoh hal yang dapat dilakukan untuk outdoor activity.

Pengirim: Alyssa Gabrielle DK, London School of Public Relations

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak