Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan atau yang biasa disebut dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
SDGs telah dibentuk pada berisi bulan Agustus 2015 yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Apa saja sih 17 tujuan tersebut?
- Tanpa kemiskinan: Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
- Tanpa kelaparan: Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
- Kehidupan sehat dan sejahtera: Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
- Pendidikan berkualitas: Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
- Kesetaraan gender: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
- Air bersih dan sanitasi layak: Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
- Energi bersih dan terjangkau : Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
- Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi: Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
- Industri, inovasi dan infrastruktur: Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
- Berkurangnya kesenjangan: Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
- Kota dan komunitas berkelanjutan: Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
- Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab: Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
- Penanganan perubahan iklim: Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
- Ekosistem laut: Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
- Ekosistem daratan: Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
- Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh: Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
- Kemitraan untuk mencapai tujuan: Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
Tujuh belas tujuan SDGs yang sudah disebutkan diatas merupakan rancangan untuk menggantikan MGDs (Millenium Development Goals) yang dirancang berlaku dari tahun 2000-2015.
Semua tujuan yang terdapat di MDGs dianggap berhasil tetapi hanya memperoleh data kuantitatif, seperti Indonesia mengalami pengurangan angka kemiskinan 5 persen pada tahun 2013 – 2014, memang angka kemiskinan menurun tetapi bisa saja disebabkan 5 persen pengurangan tersebut disebabkan oleh faktor kualitatif seperti terjadinya mortalitas maupun natalitas.
Oleh karena itu, hadir SDGs dengan periode 2015-2030 yang diharapkan mampu mengubah dunia menjadi jauh lebih baik lagi dengan 17 tujuan umum yang dapat dilaksanakan oleh setiap negara.
Namun, siapakah yang pantas untuk turun menyukseskan dalam terwujudnya SDGs tersebut? Apakah hanya pejabat yang bisa turut berperan? Tentu saja tidak.
Seluruh masyarakat dalam negara harus turut berperan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan khususnya bagi para mahasiswa yang saat ini masih melaksanakan kegiatan perkuliahan yang nantinya pada tahun 2030 akan menjadi generasi yang merasakan puncak bonus demografi.
Tetapi sebelumnya pembangunan berkelanjutan adalah cara masyarakat untuk meningkatkan pembangunan tanpa menciptakan efek samping dari pembangunan tersebut, dan tetap memikirkan bahwa energi tidak terbarukan sudah semakin menurun.
Sebagai mahasiswa hal yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan SDGs adalah melalui hal kecil yang akhirnya dapat menciptakan perubahan yang besar. Seperti membuang sampah pada tempatnya, membuka mata dan telinga lebar-lebar dengan orang terdekat agar terciptannya rasa ingin saling bahu membahu, dan juga kita dapat menyeruakan pendapat kita kedalam media massa jangan takut akan menyuarakannya kita mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat.
Dengan upaya-upaya kecil tersebut diharapkan pada saat 2030 kita sebagai mahasiswa dapat menciptakan perubahan-perubahan besar. Selain hal kecil tersebut, hal yang penting pula adalah budaya untuk jujur!
Seperti pada saat melaksanakan ujian maupun hanya bercanda dengan teman sebaya. Dengan hal kecil seperti ini diharapkan selanjutnya kita sebagai penerus bangsa dapat mengurangi korupsi yang menjadi akar dari masalah perekonomian di Indonesia.
Dengan sepenuh hati dan rasa bangga menjadi masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa nasib dan perkembangan bangsa ada di tangan kita dan perkembangan tidak hanya bergantung kepada pemerintah.
Oleh karena itu, kita harus terus berusaha untuk menjadi masyarakat yang dapat menciptakan perubahan baik dan pastinya bermanfaat untuk tanah air Indonesia. Hadapi kesulitan, nikmati kesejahetraan!
Pengirim: Tania Aulia Denariansyah / Administrasi Keuangan dan Perbankan Universitas Indonesia
E-mail: [email protected]