Waspadai Bahaya Gadget Mengancam Otak Anak Anda

Tri Apriyani
Waspadai Bahaya Gadget Mengancam Otak Anak Anda
Anak menggunakan gadget. (Shutterstock)

Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang artinya sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus. Gadget dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada setiap perangkatnya. Contohnya komputer, handphone, game, dan lain-lain.

Gadget bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Gadget sudah sangat familiar di kalangan masyarakat saat ini. Bahkan, kebanyakan dari kita sudah merasa ketergantungan dengan gadget tersebut.

Tampaknya gadget memberikan pengaruh besar terhadapan kehidupan kita saat ini. Semua orang pasti sudah memiliki gadget, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia sekalipun. Tak heran jika saat ini banyak penggunaan gadget yang berlebihan dan disalahgunakan.

Hampir setiap orang menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya dengan alasan untuk mempermudah pekerjaan mereka. Memang betul gadget dapat mempermudah pekerjaan kita dan memberikan dampak yang positif. Tapi di samping dampak positif tentu ada dampak negatifnya.

Meskipun sebagian besar dari masyarakat memanfaatkan gadget untuk komunikasi, urusan pekerjaan atau bisnis, mencari informasi, ataupun hanya sekedar untuk mencari hiburan, tetapi tidak jarang terdapat penggunaan gadget yang kurang tepat.

Tak jarang pemanfaatan gadget menjadi jalan pintas orang tua untuk mengasuh anaknya. Dengan berbagai fitur dan aplikasi gadget yang menarik, para orang tua memanfaatkannya untuk menemani anak agar orang tua dapat beraktivitas dengan tenang tanpa diganggu oleh anak.

Sangat disayangkan, peran orang tua saat ini sudah digantikan oleh gadget. Sehingga orang tua tidak lagi melakukan perannya dengan baik.

Perlu diketahui bahwa perkembangan anak yang sensitif adalah saat usia 1-5 tahun, sehingga sering disebut the golden age. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan anak, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga akan berpengaruh dan menentukan perkembangan sekanjutnya.

Pada masa ini, anak akan menyerap informasi dengan cepat. Anak menjadi peniru yang andal dan lebih cerdas dari yang kita pikir. Masa ini menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, dan kemampuan kognitifnya.

Sebenarnya gadget dapat membantu anak mengatur pola pikir anak, mengolah strategi permainan, mengatur kecepatan bermain, dan membantu meningkatkan kemampuan otak kanan anak selama dalam pengawasan yang baik.

Akan tetapi, dampak negatif lebih dominan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah satunya adalah radiasi dalam gadget dapat merusak jaringan syaraf dan otak anak bila anak sering menggunakan gadget. Selain itu, juga dapat menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain.

Gadget dapat menghambat perkembangan otak anak. Terlalu lama menggunakan gadget dalan aktivitas sehari-hari akan mengganggu perkembangan otak anak. Sehingga anak tidak lancar komunikasi atau bicara, serta menghambat kemampuan mengekspresikan pikirannya.

Kecanduan gadget juga dapat mempengaruhi Pre Frontal Cortex (PFC) pada otak anak. PFC dalah bagian di dalam otak yang mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan, dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang kecanduan gadget, otaknya akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu dan tidak berfungsi semestinya.

Dopamine menurut dr. Indra K. Muhtadi adalah suatu hormon di otak yang tak pernah berhenti bekerja, tugasnya mengantar sinyal-sinyal saraf di dalam otak. Tanpa hormon ini, otak tidak dapat berfungsi sama sekali.

Menurutnya, dopamine berasal dari tyrosine, yaitu suatu pengolahan lebih lanjut oleh tubuh dari protein menjadi asam amino. Bila dalam tubuh kekurangan hormon ini, depresi, ADHD, Alzheimer hingga keterbelakangan mental dapat menyerang tubuh. Sebaliknya bila berlebihan dalam memproduksi dopamin dapat juga terserang gangguan bipolar, kecanduan kronis, bahkan skizofrenia.

Indra berpendapat bahwa kecanduan adalah suatu kesalahan fungsi dari stimulasi nafsu pada otak manusia yang pada klimaksnya, pelaku kecanduan akan merasa nikmat dan terpuaskan. Jika otak memproduksi dopamine yang berlebihan, maka dapat membuat reseptor saraf dalam otak menjadi terganggu atau bahkan rusak.

Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan gadget adalah timbulnya rasa malas dan berusaha mendapatkan semua hal yang diinginkan secara instan. Terutama dalam masalah menghafal, khususnya menghafal pelajaran atau ilmu. Padahal menurut penelitian terbaru, menghafal mampu meningkatkan kinerja otak.

Semakin banyak menghafal maka sel-sel dalam otak akan berkembang dan saling menyambung menjadi satu dalam kesatuan yang lebih luas. Dampaknya adalah otak atau ingatan akan lebih kuat, tidak mudah lupa dan lebih cepat dalam mengingat atau menyimpan informasi dan ilmu.

Menurut Majdi Ubaid Al-Hafizh dalam buku 9 langkah mudah menghafal Al-Qur’an, daya ingat bisa diperkuat dengan latihan-latihan. Riset menunjukan adanya peningkatan kemampuan otak sebesar 30% bagi orang yang terbiasa latihan setidaknya 12 menit setiap hari.

Erick Johnson (1985) menegaskan bahwa ada sel-sel urat syaraf yang berkembang. Kita mendapati bahwa otak manusia mampu meningkat, dan bisa dibangun dengan sel-sel urat syaraf yang baru. Artinya, menghafal memiliki pengaruh yang besar untuk memperkaya sel-sel otak dan menambah ikatan di antara satu sel dengan sel yang lain.

Para peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan, radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari gadget dapat merusak DNA dan mengakibatkan tumor otak. Saat menggunakan gadget, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari gadget diserap oleh kepala.

Prof. Henry mengatakan bahwa efek radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30 sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan gadget sejak remaja akan mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat dampaknya.

Radiasi gelombang elektromagnetik dari gadget memang tidak terlihat secara langsung. Efeknya pun tidak terasa secara langsung. Untuk itu, diharapkan kepada orang tua agar secara bijak mengawasi anak-anak saat bermain gadget. Mari kita batasi penggunaan gadget dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan gadget boleh-boleh saja, selama penggunaannya dalam batas wajar dan tidak berlebihan.

Para orang tua sebaiknya mengawasi anak dalam menggunakan gadget. Orang tua harus tegas membatasi penggunaan gadget pada anak. Karena kalau tidak, anak akan terkena dampak negatif gadget seperti yang dipaparkan di atas.

Setiap orang tua pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, bukan? Apakah kita rela anak kita terkena dampak negatif gadget? Tentu tidak, bukan? Maka dari itu, mari lindungi anak dari paparan gadget, lindungi masa depannya, dan bantu ia mewujudkan mimpinya.

Pengirim: Sri Atikah / Mahasiwi Psikologi Islam UIN IB Padang
E-mail: [email protected]

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak