Sangat logis ketika seseorang sedang jatuh cinta, ia ingin membuat orang yang dicintainya bahagia. Tapi yang salah kalau sudah sampai tahapan budak cinta atau istilahnya bucin.
Bucin ini menunjukkan sikap-sikap orang yang jatuh cinta tapi sudah berlebihan. Tak hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Keluarga atau teman misalnya.
Di bawah ini beberapa dampak negatif ketika kamu tetap kukuh dengan sikap bucin kamu.
1. Bikin boros
Orang yang bucin biasanya sangat rentan untuk dimanfaatkan, apalagi jika ternyata gebetan atau pacarnya tidak tulus. Menjalin hubungan hanya demi mengeruk hartanya semata.
Bucin umumnya tidak bisa berpikir dengan logika, sehingga manut saja jika orang yang dicintainya meminta sesuatu, meskipun itu mahal. Kalaupun tidak mahal, jika dilakukan sering-sering apalagi rutin, bisa tekor juga.
Jangan sampai karena mengejar cinta, tabunganmu habis terkuras. Orang yang tulus mencintaimu akan tahu diri, tidak meminta yang macam-macam.
2. Jadi nggak produktif
Karena seluruh perhatian kamu hanya berfokus pada pacar, kegiatan sehari-hari kamu pun terganggu. Mau ke perpustakaan untuk mencari sumber laporan tugas kuliah, tiba-tiba ada panggilan dari ‘yayang’ minta ditemani. Dan akhirnya batal deh ke perpus.
Saat di kantor, konsentrasi jadi terpecah karena dia terus-menerus merengek minta ini-itu yang harus kamu penuhi. Akhirnya tugas-tugas kerja jadi terbengkalai.
Goals yang sudah kamu targetkan ambyar semua karena harus selalu menuruti kemauan orang yang mengklaim mencintaimu itu. Akhirnya, perasaan cinta yang sejatinya membuat kamu bahagia dan mampu membuatmu jadi pribadi lebih baik, justru malah merusak dirimu sendiri.
3. Lupa teman dan keluarga
Selalu memikirkan gebetan atau begitu girangnya ternyata gebetan yang diincar menjadikanmu pacar, akhirnya semua perasaan dan perhatian kamu tertumpah padanya. Sampai-sampai lupa teman dan keluarga. Seolah-olah hidupmu hanya berpusat pada kalian berdua.
Hubungan seperti itu tidaklah sehat. Sebesar apa pun cinta kamu kepada seseorang, harusnya tidak membuatmu sampai terisolasi dari lingkungan lain.
Jika ada sesuatu yang terjadi padamu atau hubunganmu, keluarga dan temanlah yang biasanya jadi garda terdepan membantumu. Maka sangat tak etis jika kamu melupakan mereka hanya karena punya gebetan atau pacar baru.
4. Jadi insecure
Orang yang bucin juga bisa rentan terhadap perasaan insecure, baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap hubungannya. Selalu dilanda stres apakah dia sudah berhasil membahagiakan kekasihnya, apakah nanti karena kesalahan yang dilakukan, dia akan ditinggalkan, dan sebagainya.
Hubungan percintaan yang harusnya bisa membuat orang semakin bahagia, tapi malah membuat orang yang bucin jadi stres.
5. Kehilangan jati diri
Saat perasaan sudah mengalahkan logika, maka orang yang menjadi bucin akan sangat merasa bersalah sekali jika menolak permintaan orang yang dicintainya. Karena itu, ia tidak pernah mengatakan tidak, apa pun dituruti.
Hal ini lambat-laun akan membuatnya kehilangan jati diri. Yang dulunya dikenal pria tangguh, tiba-tiba jadi sosok lembek yang rela saja dibully oleh pasangannya. Tak ada ketegasan sama sekali terhadap pasangan.
Seseorang menjadi bucin biasanya karena memiliki perasaan ingin sekali dicintai dan disayang. Karena itu, ketika menemukan ada orang yang menyatakan cinta padanya, ia bahagia bukan kepalang. Tapi sayang, kondisi ini sering dimanfaatkan oleh mereka yang mengaku sayang, tapi sikapnya malah menyusahkan.
Orang yang mengaku benar-benar tulus mencintai, ia akan peduli tanpa ada embel-embel. Hubungan yang terjadi ibarat partner, saling menguatkan satu sama lain. Bukan malah membuat satu pihak menjadi kehilangan jati diri.
Apabila uraian-uraian di atas telah kamu rasakan, maka sebaiknya tanyakan kembali pada dirimu, apakah kamu yakin ingin dicintai oleh orang yang justru memanfaatkanmu saja?