Inilah 5 Ciri Orang yang Suka Pamer, Salah Satunya Haus Pujian!

Tri Apriyani | Riva Khodijah
Inilah 5 Ciri Orang yang Suka Pamer, Salah Satunya Haus Pujian!
Ilustrasi pamer di media sosial (pexels.com/@daria)

Sikap pamer sudah sangat dianggap biasa, terutama di era maraknya penggunaan media sosial saat ini. Baik itu di dunia nyata atau dunia maya, sikap pamer tetap saja bukanlah hal yang terpuji dan sebaiknya dihindari.

Selain bisa membuat orang lain jengah, sikap pamer seperti ini juga bisa mengundang kejahatan, lho! Karena hartamu sudah jadi konsumsi publik, orang bisa tahu bagaimana kondisi keuanganmu, sehingga jadi sasaran empuk buat para kriminal.

Nah, berikut ini beberapa ciri orang yang suka pamer. Coba deh dicek, jangan-jangan tanpa sadar, selama ini kamu termasuk yang pamer?

1. Nggak rela jika orang lain lebih unggul

Ciri pertama dari orang yang suka pamer adalah, ia haus akan atensi. Ketika ada teman yang sedang bercerita tentang perjalanannya ke luar negeri, atau menceritakan tas yang baru dia beli, si tukang pamer sudah nggak nahan untuk mengalihkan pembicaraan ke dirinya.

Dia pun nggak mau kalah, diceritakan pula bagaimana pengalamannya saat ke luar negeri dulu, atau tas mahal yang dulu ia pernah beli. Ini bukan sekali dua kali, tapi sering! Sampai orang pun jengah mendengarnya.

2. Melakukan sesuatu bukan karena suka, tapi demi citra

Hal lain yang bisa menunjukkan kamu tukang pamer atau nggak, dari alasan kamu melakukan sesuatu. Normalnya, orang beli barang atau berwisata, karena memang hal itu yang ia suka.

Tapi tak demikian dengan tukang pamer. Ia membeli HP mahal karena sedang tren dan ingin terlihat keren di hadapan teman-temannya. Beli tas mewah supaya bisa dipajang di media sosialnya, sehingga mendapat pengakuan dari warganet bahwa dia orang kaya.

Pencitraan bagi si hobi pamer adalah segalanya. Mudah-mudahan kamu nggak begitu, ya!

3. Nggak afdal kalau nggak posting di media sosial

Sejatinya, media sosial itu harusnya dijadikan ajang silaturahmi. Bisa jadi sarana pertemanan dengan sahabat lama atau mereka yang terpisahkan jarak yang jauh.

Hanya saja, fungsinya saat ini sudah bergeser. Media sosial malah dijadikan alat untuk mendapat pengakuan. Menginap di hotel mewah, makan di restoran berkelas, beli HP mahal, baju desainer ternama, semua harus diposting. Bahkan tak jarang, sampai harganya sekalipun. Duh!

Sebaiknya ini dihindari, karena artinya, kamu menjadikan pengakuan orang lain sebagai hal utama. Hal ini bisa bawa pengaruh buruk bagi kesehatan mentalmu. Hidupmu jadi disetir dengan standar orang lain, bukan atas kemauan dirimu sendiri.

Hal ini jugalah yang membuat beberapa kasus selebgram harus terlibat hutang ratusan juta hingga miliaran hanya demi terlihat mampu atau demi menaikkan jumlah pengikut. Padahal hasil yang didapatkan dari endorse nggak sebanding dengan biaya yang harus dia keluarkan untuk pencitraan.

4. Haus akan pujian

Pujian memang bisa meningkatkan mood seseorang sehingga jadi lebih termotivasi untuk lebih baik lagi. Tapi hal itu hanyalah ‘efek samping’ setelah kerja kerasmu yang dilandasi niatan ikhlas. Dipuji alhamdulillah, nggak dipuji pun tetap terus melangkah.

Beda halnya tipa orang yang suka pamer. Ia merasa haus akan pujian, sehingga hal itu dijadikan motif dasar dalam melakukan sesuatu. Karena niatnya nggak lurus, ketika tak mendapat pujian, akan kesal sendiri dan performa kerjanya pun jadi menurun. Baginya percuma all out kalau tak ada apresiasi.

5. Mengulang terus kisah lama

Selain dari media sosial, tipe orang yang suka pamer atau tidak, bisa juga terlihat saat mengobrol. Tipe pamer, hobi sekali bercerita tentang kelebihan dirinya, prestasinya, barang-barang mahal yang telah dibelinya. Sampai yang mendengarnya pun lelah.

Itu dia beberapa ciri dari orang yang suka pamer. Kalau ternyata kamu memiliki ciri di atas, sebaiknya segera berubah, ya! Bisa bawa dampak buruk bagi dirimu sendiri, juga bagi hubunganmu dengan orang sekitar. Mereka jadi malas berteman denganmu. Nggak mau, kan?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak