Tak semua orang beruntung mendapatkan hubungan yang bisa membuatnya bahagia. Harmonis, romantis, sikap pasangan manis, dan sebagainya. Yang ada, malah sering tertekan dengan ulah pasangan dan sikapnya yang suka menyakiti serta merendahkan.
Namun, meski sudah disakiti berkali-kali, ada banyak orang yang memilih bertahan di hubungan yang toksik. Walaupun kadang tak bisa dicerna logika, tapi berikut ini beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebabnya. Apa saja?
1. Sudah terlanjur mencintainya
Alasan pertama kenapa ada orang yang bertahan dengan pasangan yang toksik, adalah karena sudah terlanjur mencintainya. Terutama jika umur hubungan sudah sangat lama. Merasa berat kalau akhirnya berpisah.
Iya, kalau ketemu dengan pasangan yang lebih baik. Tapi kalau apes, dan nantinya bertemu dengan pasangan yang lebih buruk. Itulah yang membuatnya akhirnya memilih bertahan di hubungan yang nggak sehat.
2. Masih menyimpan harapan
Inilah alasan yang kerap ditemui pada orang yang betah menjalani hubungan yang toksik. Dalam dirinya masih ada harapan kalau pasangan yang ia cintai akan berubah.
Ini bisa terjadi karena dulunya ia melihat bahwa pasangannya itu baik. Sehingga timbul harapan, bahwa keadaan nggak akan selalu buruk. Akan tiba masanya ketika pasangan yang dulu ia cintai, balik lagi dengan karakternya yang manis.
Iya, kalau balik. Kalau nggak, seumur hidup bakal disakiti terus-terusan.
3. Belum siap dengan konsekuensi jika harus pisah
Ada pula yang memilih bertahan pada pasangan yang toksik, karena belum siap jika harus berpisah. Ini umum terjadi pada pasangan yang telah menikah, dan umumnya terjadi pada istri.
Karena selama ini pihak suami yang mencari nafkah, ia jadi bergantung padanya. Sehingga ketika harus berpisah, khawatir apakah bisa mencari penghasilan untuk memenuhi tidak hanya kebutuhannya sendiri, tapi juga anak-anaknya.
Maka dari itu, setiap wanita, meski sudah berumah tangga, sebaiknya harus punya penghasilan sendiri. Bukan mendoakan yang tidak baik, akan tetap sebagai ban serep jika sewaktu-waktu ada hal yang tak berjalan dengan semestinya.
Toh, punya penghasilan sendiri, meski sudah mendapat jatah bulanan dari suami, tetap lebih baik, kan. Kamu bisa menggunakannya untuk banyak hal. Misalnya bantu orang tua, bantu yang tidak mampu, dan lain-lain.
Itu dia beberapa alasan kenapa seseorang bertahan dalam hubungan yang toksik. Ada yang ingin menambahkan alasan lain?