Filosofi Nasi Tumpeng dalam Semangat Kemerdekaan

Hernawan | Filsa
Filosofi Nasi Tumpeng dalam Semangat Kemerdekaan
Ilustrasi Nasi Tumpeng. (Pixabay/MielPhotos2008)

Perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya dilakukan dengan cara berbeda-beda. Selain upacara bendera, masih banyak lagi kegiatan yang menghibur seperti berbagai macam perlombaan. Termasuk salah satunya nasi tumpeng.

Siapa tidak kenal dengan nasi yang menyerupai gunung ini? Ternyata, nasi tumpeng memiliki filosofi yang mendalam tentang semangat juang kemerdekaan. Nasi tumpeng juga digunakan di berbagai acara lain seperti upacara adat, syukuran, perayaan keagamaan, dan lain-lain.

Secara etimologi, dalam adat istiadat Jawa, nama "tumpeng" berasal dari akronim kalimat "yen meTu kudu memPeng", yang memiliki arti "ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat".

Maksudnya adalah, manusia yang telah dilahirkan di dunia harus menjalani kehidupan dengan penuh gairah semangat, yakin, fokus, dan tidak mudah putus asa untuk berjuang di jalan Tuhan.

Semangat inilah yang harus ditunjukkan kepada bangsa bahwa perayaan kemerdekaan Indonesia ini menjadi pelecut semangat kita untuk selalu memberikan yang terbaik bagi tanah air.

Nasi tumpeng berbentuk kerucut yang menyimbolkan konsep Ketuhanan sebagai sesuatu yang besar dan tinggi berada di puncak. Lalu, bentuknya yang juga menjulang tinggi menyimbolkan sebuah harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin tinggi atau sejahtera.

Di sekeliling nasi tumpeng juga tersedia lauk-pauk yang berjumlah 7 macam. Angka 7 ini dalam bahasa Jawa artinya Pitu, yang dalam adat Jawa memiliki makna sebagai pitulungan (pertolongan). Nasi tumpeng juga disajikan dengan beralaskan daun pisang. Ketujuh lauk-pauk nasi tumpeng juga memiliki filosofis tersendiri.

1. Nasi Kuning

Nasi kuning adalah jenis nasi yang paling banyak digunakan pada nasi tumpeng. Pemilihan nasi kuning karena rasanya yang lebih gurih daripada nasi putih biasa. Selain itu warna kuning melambangkan kekayaan dan moral yang luhur.

2. Ayam

Nasi tumpeng biasanya menggunakan daging ayam jago (jantan). Dipilihnya ayam jago sebagai salah satu komponen nasi tumpeng adalah untuk menghindari sifat ayam jago yang sombong, selalu menyela pembicaraan, dan memiliki egoisme tinggi.

3. Ikan Teri

Ikan Teri juga menjadi salah satu lauk-pauk nasi tumpeng. Ikan Teri pada nasi tumpeng merepresentasikan bahwa hidup harus dijalani dengan kebersamaan dan kerukunan. Sebab ikan teri selalu hidup bergerombol di dalam lautan dan tidak pernah sekalipun bermusuhan satu sama lain.

4. Ikan Lele

Ikan Lele juga masih termasuk lauk-pauk hidangan nasi tumpeng. Ikan Lele menjadikan sebagai simbol ketabahan serta keuletan dalam hidup. Pasalnya ikan lele mampu bertahan hidup di air yang tidak bahkan di dasar sungai sekalipun.

5. Telur

Telur menjadi lauk-pauk pengganti bila tidak ada ayam jago, selain ikan. Telur pada dasarnya memiliki filosofi yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Telur memiliki makna bahwa manusia diciptakan dengan fitrah yang sama.

Telur yang sudah direbus lalu dikupas juga memiliki arti bahwa semua tindakan harus direncanakan sejak awal (dikupas), setelah itu dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi untuk mencapai hasil sempurna.

6. Cabe Merah

Rasanya sebuah makanan itu tidak lengkap kalau tanpa cabe khususnya cabe merah. Begitu juga dengan nasi tumpeng yang dilengkapi juga dengan irisan cabe merah. Hiasan cabe yang mengelilingi nasi tumpeng ini melambangkan api semangat, sekaligus memberikan penerangan bermanfaat bagi orang lain.

7. Sayur Urap

Sayur urap yang memiliki berbagai macam sayuran di dalamnya juga tak luput memiliki filosofi. Sayur urap biasanya terdiri dari bayam, kangkung, kacang panjang, taoge, serta sambal parutan kelapa yang menjadi bumbu urap.

Lebih detail, kangkung memiliki makna jinangkung yang berarti melindungi. Lalu, bayam yang jika dilafalkan ke dalam bahasa Jawa menjadi bayem yang artinya ayem tentrem. Kecambah atau taoge yang berarti tumbuh. Kacang panjang menyimbolkan pemikiran harus jauh ke depan. Bawang merah melambangkan melambangkan segala sesuatu dengan mempertimbangkan baik atau buruknya. Lalu yang terakhir ada bumbu urap yang berarti urip, atau dalam bahasa Jawa artinya hidup. Maksudnya mampu menghidupi atau menafkahi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak