Tentang Strict Parents: Pola Asuh Anak yang Sebaiknya Dihindari

Hernawan | Aprilia Putri
Tentang Strict Parents: Pola Asuh Anak yang Sebaiknya Dihindari
Ilustrasi anak dan ibu bertengkar, Strict Parents (pexels/RODNAE Productions)

Jika mendengar kata strict parents, pasti akan terbayang tentang sikap didikan orang tua yang tegas dan menakutkan. Strict parents selalu menempatkan ekspektasi yang tinggi terhadap anak dan selalu menuntut lebih. Pola didikan tersebut tidak bisa disalahkan sepenuhnya, selama orang tua tetap memberikan kasih sayang dan dukungan yang seimbang.

Namun, kebanyakan orang tua selalu menuntut tanpa memberikan dukungan. Tidak mendengarkan opini anak ataupun memberikan respons positif lainnya. Orang tua yang memiliki pola asuh anak seperti itu cenderung bersifat otoriter. Apabila terus dilakukan, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak secara mental.

Mengenal Karakteristik Strict Parent

1. Memiliki Banyak Peraturan

Strict parents selalu menerapkan banyak peraturan untuk sang anak. Mulai dari cara berpakaian, berperilaku, jadwal belajar, harus mengikuti les tambahan, dan lain-lain. Peraturan bukan hal yang negatif, justru mampu membantu anak lebih disiplin. Namun, apabila terlalu banyak aturan tentunya akan membuat anak merasa tertekan.

2. Mengabaikan Pendapat Anak

Gaya asuh strict parents yang bersifat otoriter, tidak memberikan ruang bagi anak untuk menyampaikan pendapat. Mereka cenderung membentuk peraturan sepihak tanpa menampung keinginan sang anak. Dampaknya, anak akan merasa terabaikan.

3. Memotivasi Dengan Cara yang Salah

Ketika anak gagal atau melakukan kesalahan terhadap sesuatu, orang tua dengan gaya asuh ini selalu melontarkan kata-kata pedas kepada sang buah hati. Tujuannya adalah untuk memberikan dorongan agar anak termotivasi. Namun, sebaliknya tingkat kepercayaan diri sang anak menjadi menurun akibat omongan-omongan buruk yang diterimanya.

Dampak Buruk Strict Parent yang Bersifat Otoriter Kepada Anak

Bukan main-main, berikut dampak buruknya bagi perkembangan sang anak apabila tidak segera diatasi. Di antaranya :

1. Timbulnya Rasa Tidak Bahagia 

Seorang anak yang hidup dengan cara dibentak, dipaksa, dan dipermalukan akan membuat anak merasa tidak bahagia serta tertekan. Lebih parahnya, apabila tidak segera disadari, gejala-gejala depresi bisa saja terjadi.

2. Anak Menjadi Pembangkang dan Agresif

Pola asuh anak yang terbiasa menggunakan paksaan, bentakan ataupun kekerasan, dapat menimbulkan karakter buah hati pembangkang dan agresif. Hal tersebut terjadi, sebab sang anak meniru perbuatan tersebut dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

3. Tidak Percaya Diri dan Susah Mengambil Keputusan

Anak dengan pola asuh strict parents kerap kali merasa kecil dan tidak memiliki rasa percaya diri yang baik. Mereka terbiasa hidup diatur dan tidak diberi hak untuk menyampaikan opini maupun keinginannya sendiri. Oleh sebab itu, mereka sulit untuk memutuskan sesuatu sendiri.

Nah, itu dia penjelasan singkat tentang strict parent yang harus kamu ketahui. Jadi orang tua yang tegas dan disiplin memang baik. Namun, jangan lupa untuk selalu memberikan anak dukungan dan penghargaan untuk setiap pencapaian kecilnya, ya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak