Seseorang bersikap overprotektif cenderung mendominasi dalam sebuah hubungan asmara. Ingin mengendalikan apapun yang dilakukan oleh pasangan. Rasa cemburu, keingintahuan dan larangan yang dilakukan serba berlebihan.
Jika dibiarkan bisa menimbulkan ketidaknyamanan terhadap pasangan. Tujuannya mungkin untuk mempertahankan hubungan, tapi ambisinya tidak sebagaimana mestinya. Akan sangat melelahkan tentu saja bagi pelaku maupun korban.
Seseorang bersikap overprotektif bukanlah tanpa alasan. Ada berbagai macam alasan yang akhirnya membuat mereka bersikap demikian terhadap pasangan, antara lain:
1. Pernah Dikecewakan
Seseorang yang bersikap oveprotektif terhadap pasangan biasanya karena dulunya pernah dikecewakan. Dia takut dikecewakan kembali hingga akhirnya mengendalikan apapun sikap pasangannya tanpa menyadari bahwa nyatanya berlebihan.
Wajar jika pernah dikecewakan lalu menjadi lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan asmara. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah terlalu berlebihan tidak akan berdampak baik terhadap sebuah hubungan.
2. Takut Kehilangan
Alasan seseorang bersikap overprotektif selanjutnya yaitu takut kehilangan. Ketika menyayangi seseorang biasanya akan timbul rasa takut kehilangan. Tidak jarang akhirnya memunculkan sikap terlalu mengendalikan dan hampir tidak ada bedanya dengan pengekangan.
3. Tidak Percaya
Overprotektif terjadi karena seseorang tidak percaya terhadap pasangannya. Kepercayaan dalam hubungan sangat penting. Salah satunya untuk menghindari sikap melarang pasangan secara berlebihan.
Namun, kepercayaan perlu dibangun antara keduanya, bukan hanya salah satunya saja. Ketika saling memberikan kepercayaan, harus ada komitmen yang kuat. Bukan hanya komitmen sebatas kata, tapi juga tindakan nyata.
4. Hanya Kamu Satu-satunya Teman Dekatnya
Alasan sikap overprotektif lainnya yaitu hanya kamu satu-satunya teman dekatnya. Situasi ini akan membuatnya menjadi selalu mencarimu ketika membutuhkan. Berbeda ketika dia memiliki teman lain.
Jadi, waktunya tidak hanya dihabiskan untuk menghubungimu saja, tapi juga untuk berkomunikasi dengan teman atau lingkungannya. Selain itu, kemungkinan lain yang terjadi adalah membatasi pertemananmu dengan orang lain.
Batasan terhadap lawan jenis memang perlu, tapi jangan over. Apalagi jika batasan yang dilakukan sampai kepada teman sesama jenis bahkan keluarga, tentu sangat mengganggu kebebasan. Semakin lama akan menjadi toxic relationship.
Lantas, apakah yang seharusnya dilakukan? Protektif boleh, tapi sewajarnya. Salah satu aspek yang penting dibangun dalam sebuah hubungan yaitu kepercayaan.
Ketidakpercayaan bukan hanya menimbulkan overprotektif saja, tapi juga sikap lainnya yang tidak akan membuat hubungan awet. Jangan sampai karena rasa takut kehilangan, kamu malah benar-benar kehilangan. Jadi, jangan menjadi seseorang yang bersikap overprotektif ya.