Marah kepada Anak Itu Wajar, tapi Jangan Marah-marah! Ini 5 Alasannya

Hikmawan Firdaus | Mutami Matul Istiqomah
Marah kepada Anak Itu Wajar, tapi Jangan Marah-marah! Ini 5 Alasannya
Ilustrasi orang tua marah.[Freepik.com]

Mendapati anak yang berbuat salah adalah hal wajar jika kita marah kepadanya. Namun marah, bukan berarti boleh marah-marah. Sebisa mungkin kita harus menahan diri dan mampu mengelola emosi dengan baik. 

Memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika kita sedang sibuk dengan banyak hal lain, dikejar waktu untuk menyelesaikan beberapa hal, tentunya tingkat kesabaran akan mudah sekali untuk goyah. Namun, kita juga harus bijaksana dan tidak boleh terus memaksa anak untuk mengertikan kondisi kita. Kitalah yang seharusnya memperhatikan keinginan dan kebutuhan anak. 

Lalu, apa sih alasan kita sebagai orang tua tidak perlu marah-marah kepada anak ketika anak salah?

1. Tidak ada gunanya

Marah-marah merupakan salah satu hal yang hanya membuang waktu dan tenaga tanpa menghasilkan maupun memiliki manfaat apa-apa. 

Ketika orang tua marah-marah, beberapa anak memilih untuk tidak memperhatikan perkataan orang tuanya. Mereka memilih diam di tempat hanya sebagai bentuk pengakuan agar orang tuanya tidak bertambah marah. 

Mungkin kita akan berpikir, bahwa dengan marah-marah anak akan menjadi seseorang yang penurut. Padahal hal tersebut tidak akan terjadi sama sekali.

2. Orang tua adalah role model

Orang tua adalah sumber pencontohan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ketika kamu melampiaskan kemarahan dengan marah-marah, anak pun akan memahami dan menganggap dia harus melakukan hal yang sama. 

Tidak jarang, seorang anak ketika marah akan menirukan gaya orang tuanya ketika marah. Beruntung kalau masih melakukannnya sekadar kepada orang tua maupun orang terdekat. Jika sudah berani melakukannya kepada teman-temannya, orang tuanya juga yang nantinya akan disalahkan. 

3. Tidak mengubah apapun

Ketika seorang anak berbuat salah dan hal tersebut sudah terjadi, marah-marah tidak akan membuat hal tersebut urung, bukan?

Yang sudah terjadi tetaplah terjadi. Maka dari itu sebaiknya kita lebih fokus kepada cara penyelesaian masalah atas kesalahan yang sudah anak lakukan, ketimbang terus menyalahkannya kepada hal yang kita sendiri tidak bisa untuk mengubahnya. 

4. Memperburuk masalah

Marah-marah kepada anak hanyalah akan memperburuk masalah. Masalah yang paling bahaya adalah mengenai anak itu sendiri. 

Bayangkan, beberapa kalimat yang kita lontarkan bisa saja menjadi penyebab anak sering merasa tertekan, minder, enggan bergaul, bahkan banyak hal lainnya karena anak merasa tidak disayangi dan dihargai oleh orang tuanya. 

Hal tersebut sangatlah berpengaruh kepada emosionalnya. Sehingga sebagai orang tua, seharusnya kita bisa memahami anak untuk belajar dari kesalahannya. Bukan malah lari atau tidak peduli.

5. Merusak hubungan orang tua dan anak

Siapa bilang dengan marah-marah kepada anak, mereka akan lebih menghormati kita sebagai orang tua. Yang ada, anak akan merasa takut dan mulai tumbuh rasa membatasi diri dari diri kita. 

Alih-alih memberikan yang terbaik untuk anak, mereka malah tidak nyaman dengan kehadiran kita. Hal itu sangat berpengaruh namun juga sulit untuk diubah seperti sedia kala. 

Maka dari itu orang tua harus bijak dalam mengelola emosinya sendiri. Marah itu wajar, namun kita harus meluapkannya dengan pintar. Ketimbang marah-marah, lebih baik tarik nafas yang panjang, dan mulai memberi penjelasan kepada anak dengan sabar. 

Itu dia 5 alasan sebaiknya orang tua jangan marah-marah kepada anak. Terapkan, ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak