Kenali 3 Kesalahpahaman Mindset Minimalis yang Harus Kamu Hindari

Ayu Nabila | Armando Bima Sakti
Kenali 3 Kesalahpahaman Mindset Minimalis yang Harus Kamu Hindari
Ilustrasi minimalis (Pexels/OVAN)

Banyak orang telah mengadopsi gaya hidup minimalis dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Fumio Sasaki, penulis buku Goodbye Things (Hidup Minimalis Jepang), hidup minimalis adalah cara hidup di mana kamu benar-benar memahami dan mempertahankan apa yang penting dalam hidup. Berikut tiga kesalahpahaman pola pikir minimalis agar tidak terjebak kekeliruan dalam pola pikir yang salah dan terlalu fokus pada gaya hidup yang satu ini.

1. Minimalisme bukan berarti pelit

Gaya hidup minimalis kerap disalahpahami pelit karena mereka lebih selektif dan menghargai kualitas di atas kuantitas. Tujuan sebenarnya adalah untuk mengarahkan dana ke upaya lain yang bermanfaat. Karena mereka mengerti bahwa nilai suatu benda lebih besar. Beli satu item sekali untuk investasi jangka panjang dan hanya beli lagi jika sudah benar-benar tidak bisa digunakan. Sikap minimalis diterapkan agar hidup sadar akan apa yang akan kamu beli.

2. Gaya hidup minimalis berarti memiliki sedikit harta benda

Apakah kamu masih berpikir seperti ini? Ubah pemikiran kamu, karena gaya hidup minimalis lebih dari sekadar memiliki beberapa barang. Inti dari gaya hidup ini, menurut comingminimalist.com, adalah hidup hanya dengan apa yang kamu butuhkan. Jadi, jangan terburu-buru menghakimi jika teman kamu menjalani hidup minimalis tetapi memiliki banyak harta, dan jangan berpikir kamu bukan minimalis karena memiliki sedikit harta.

Mungkin teman kamu memiliki banyak barang karena dia sangat membutuhkannya untuk pekerjaannya, dan dia juga memiliki banyak anggota keluarga. Sementara kamu terus hidup berdua dengan pasangan yang memiliki tuntutan yang cukup berbeda. Jumlah barang yang kamu miliki tidak selalu menentukan apakah kamu menjalani gaya hidup minimalis atau tidak. Karena inti dari cara hidup ini adalah hidup secara sadar dan nyaman dengan apa yang kamu miliki.

3. Minimalisme tidak sama dengan decluttering

Minimalisme tidak sama dengan decluttering. Menurut nosidebar.com, dalam penjelasannya tentang perbedaan antara decluttering dan minimalis, kebanyakan orang memulai perjalanan minimalis mereka dengan decluttering dan kemudian pergi ke fase minimalis. Decluttering adalah salah satu bentuk minimalis, tetapi tidak berarti kamu menjalani gaya hidup minimalis. Dengan barang-barang yang kamu miliki sekarang, kamu mengerti bahwa itu tidak benar-benar diperlukan.

Misalnya, praktik pembelian barang koleksi untuk memenuhi kebutuhan dan mengikuti tren. Atau beli pakaian saat kamu benar-benar tidak membutuhkannya. Ketika kamu telah menyelesaikan fase decluttering, langkah selanjutnya adalah menjalani gaya hidup minimalis yang bahagia dan terus mempertahankan sikap minimalis ini agar dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam kehidupan kamu. Ketika kamu mencapai periode kehidupan yang baru, kamu masih bisa mengatur diri sendiri.

Itulah tiga kesalahpahaman pola pikir minimalis. Pola pikir minimalis adalah kehidupan yang penuh dengan kesadaran. Kekhawatiran tentang kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Ketika kamu memiliki kesadaran itu, itu memengaruhi elemen lain dalam hidup kamu. Namun, ketika sikap kamu tidak berakar kuat, mudah disesatkan oleh gaya hidup ini. Jadi, untuk mempertahankan gaya hidup ini, mari kamu mulai dengan pengendalian diri dan pemikiran yang benar, ya. Semoga bermanfaat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak