Tak ada yang mengetahui sebesar apa tingkat keikhlasan seseorang dalam berbuat kebaikan. Pada dasarnya, manusia tidak bisa melihat isi hati orang lain, bahkan seringkali diri sendiri pun tidak menyadari ada sesuatu yang menghampiri hati dan mempengaruhi keikhlasan saat berbuat kebaikan.
Walau tidak mudah, menjaga keikhlasan dalam berbuat kebaikan amat penting untuk dilakukan. Keikhlasan termasuk salah satu hal yang menjadi penentu, apakah kebaikan yang kita lakukan akan kembali berbuah kebaikan bagi diri kita sendiri atau tidak. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan demi menjaga niat dan keikhlasan.
1. Sebisa mungkin hindari mengunggah kebaikan di media sosial
Ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain secara pribadi, misalnya, apabila kita tidak memerlukan foto atau video untuk keperluan dokumentasi, ada baiknya jika kita menyimpan sendiri perbuatan baik yang kita lakukan tanpa perlu mengunggahnya di media sosial. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga niat kita dalam berbuat kebaikan.
Meski pada awalnya kita mengunggah kebaikan yang kita lakukan di media sosial untuk memotivasi orang lain agar berbuat hal yang sama, tapi kita tidak pernah tahu apa yang bisa menggoyahkan niat kita.
Mungkin saja kita menerima pujian dari orang lain yang akan membuat kita merasa tersanjung karenanya sampai kita melupakan niat awal. Hal ini berpotensi menggeser tujuan kita semula dalam berbuat kebaikan tanpa kita sadari.
Lain halnya apabila dokumentasi diperlukan dan penting untuk dilakukan untuk keperluan transparansi, seperti dalam kegiatan amal.
Tentunya, kita juga harus meminta izin kepada orang yang menerima pemberian kita sebelum mengabadikan momen dan mengunggahnya di media sosial.
2. Hindari membicarakan kebaikan
Selain menjaga untuk tidak menceritakan kebaikan yang kita lakukan, kita juga harus menjaga lisan kita untuk tidak membicarakan dan mengungkit-ungkit kebaikan yang kita lakukan. Bahkan, diri kita sendiri pun tidak perlu mengingat kembali kebaikan yang pernah kita lakukan, apalagi sampai membicarakannya kepada orang lain.
3. Tetap mengingat nasihat “Ketika tangan kanan memberi, tangan kiri tak boleh tahu”
Nasihat ini amat berguna untuk kita menjaga keikhlasan dalam berbuat kebaikan. Jika kita mengartikan kalimat tersebut secara langsung, nasihat ini berarti bahwa kita harus benar-benar menjaga niat kita dalam berbuat kebaikan, sampai-sampai ketika satu bagian tubuh kita melakukan kebaikan, bagian tubuh kita yang lain pun tak boleh tahu, apalagi orang-orang di sekitar kita.
Jika ditelaah lebih dalam, nasihat ini mengajarkan kita untuk meluruskan niat saat berbuat kebaikan dan tidak perlu terpengaruh oleh hal-hal lainnya, agar niat kita tetap murni.
Demikian tiga cara menjaga keikhlasan dalam berbuat kebaikan. Mari berusaha untuk tetap menjaga keikhlasan dan meluruskan niat ketika berbuat kebaikan.