4 Dampak Negatif Body Shaming bagi Korban, Membuat Tidak Percaya Diri

Candra Kartiko | Vallencia Zhang
4 Dampak Negatif Body Shaming bagi Korban, Membuat Tidak Percaya Diri
Ilustrasi Perbedaan Fisik (Pixabay.com)

Kita diciptakan dengan begitu banyak perbedaan, salah satunya perbedaan pada fisik. Ada yang memiliki postur tubuh yang tinggi, ada yang rendah. Ada yang bertubuh kecil, dan ada pula yang memang terlahir dengan bentuk tubuh yang lebih besar.

Perbedaan ini diciptakan dengan harapan agar kita dapat belajar untuk menghargai ciptaan Tuhan, bukannya malah menghina postur tubuh seseorang atau yang dikenal dengan istilah body shaming

Sebenarnya, apa itu body shaming? Body shaming adalah suatu perbuatan mencela atau menghina postur tubuh seseorang. Body shaming biasanya selalu berkonotasi buruk. Contoh kalimat body shaming yang sering dilontarkan ialah :

“Kamu kok kurus banget kayak tiang, enggak dikasih makan, ya?”

“Diet, gih, sana, biar badanmu enggak kayak gentong.”

Dan, lain sebagainya. 

Mungkin, sebagian kalimat itu dilontarkan dengan nada bercanda, namun tidak bagi pihak yang dicela. Kalimat-kalimat itu bisa saja berdampak buruk pada psikisnya.

Berikut dampak negatif body shaming bagi korban. 

1. Tidak percaya diri

Kalimat-kalimat yang mengarah pada body shaming dapat membuat korban merasa kehilangan percaya dirinya. Mereka yang biasanya aktif bersosialisasi menjadi tidak berani tampil di luar rumah, menutup diri dari pergaulan, atau bahkan mengurung diri di kamar. 

2. Membenci postur tubuhnya

Tuhan menciptakan kita dengan spesial, dan kita seharusnya bersyukur untuk semua hal yang ada di diri kita, termasuk postur tubuh yang diberikan. Akan tetapi, tindakan body shaming ini justru malah membuat korban bisa saja membenci postur tubuhnya.

Korban yang dulunya bisa menerima diri apa adanya dan bersyukur malah berubah hanya karena satu atau dua kalimat yang menyakiti perasaannya. 

3. Menghalalkan segala cara untuk tampak ideal

Seperti yang dijelaskan di poin kedua, tindakan body shaming bisa membuat korban menjadi tidak bersyukur dan membenci postur tubuhnya. Oleh karena itu, korban bisa saja menghalalkan segala cara untuk tampak ideal seperti melakukan operasi plastik, penyedotan lemak, dan cara lainnya. 

4. Terkena depresi

Karena terlalu terobsesi untuk menjadi ideal dan mengikuti semua kritikan yang ada, korban body shaming bisa saja mengalami depresi. Mereka tidak lagi tahu cara mensyukuri semua yang diberikan Tuhan kepadanya. 

Oleh karena itu, berhenti mengkritik atau mencela fisik seseorang. Pahamilah bahasanya kita diciptakan dengan banyak perbedaan yang menyatukan. Berhenti melakukan body shaming agar tidak ada lebih banyak korban lagi. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak