Dalam perjalanan hidup, kita pasti mengumpulkan banyak barang. Seringkali kita mempertahankan barang-barang bukan karena kegunaan atau keindahannya, melainkan karena merasa bersalah, sentimen, atau tanggung jawab untuk melestarikan "warisan" keluarga.
Selama proses membereskan rumah dan ruangannya, kita pasti bertemu dengan barang-barang yang membuat kita berhenti sesaat. Barang yang tak lagi indah atau berguna, namun kita tak sanggup membuangnya. Ironisnya, bahkan keberadaan barang-barang tersebut bukan atas kehendak kita. Berikut adalah barang-barang yang bisa jadi sulit kita singkirkan, kemudian renungkanlah, untuk apa menyimpan sesuatu yang tidak akan pernah dipakai lagi?
1. Hadiah
Bisakah kita mengingat semua hadiah yang kita berikan kepada orang lain? Jika iya, apakah kita pernah melihat barang itu lagi? ataukah kita peduli apakah barang tersebut berguna atau tidak? Bagi sebagian besar orang, tindakan memberi itulah yang lebih penting ketimbang barangnya. Jadi begitu hadiah dari sudah di berikan pada kita, mereka tak lagi memikirkannya.
Oleh karena itu, simpan barang yang benar-benar kita sukai dan singkirkan yang sebaliknya. Masih ada pilihan lain, yakni jual dan gunakan uangnya untuk membeli sesuatu yang baru dan sedang kita butuhkan. Dengan begitu, kita bisa menyimpan simbol kebaikan hati si pemberi hadiah dalam bentuk yang lebih fungsional.
2. Barang peninggalan
Sebelum membereskan barang-barang emosional ini, silahkan beri diri kita waktu yang cukup untuk berduka. Namun, hal yang paling penting untuk diingat adalah barang-barang ini tak lebih dari barang-barang yang pernah dimiliki oleh seseorang, sama dengan semua barang lain yang kita juga miliki. Alih-alih menyimpan, kita bisa mendonasikannya atau menjualnya kemudian mendonasikan hasil penjualannya.
Hormati orang yang telah meninggalkan kita dengan menceritakan hal-hal baik tentangnya serta memperlihatkan fotonya. Kenangan kita jauh lebih penting dari "barang" apapun yang mereka tinggalkan.
3. Barang kenangan
Saat kita hendak berbagi kenangan mengenai pernikahan kita, foto-fotolah yang akan kita keluarkan, bukan gaun pengantin kita. Ingat, janji sehidup semati itu kita berikan kepada pasangan, bukan sekotak penuh barang pengantin. Barang bersifat sementara, bisa rusak, kotor, atau hilang, namun kenangan bertahan selamanya.
Membuang sisa souvenir pernikahan kita tidak akan membatalkan pernikahan itu sendiri, membuang barang-barang bayi tidak akan menjadikan kita orangtua yang buruk. Peristiwa dan pengalaman dalam kehidupan kita tidak diwujudkan oleh barang-barang kenangan.
4. Barang anak-anak
Hindari kecenderungan menyimpan setiap barang, pilih beberapa yang paling istimewa dan unik. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada anak untuk melihat barang apa yang paling penting baginya. Untuk barang-barang yang tidak terpilih, jika mau kita bisa menjadikannya sebagai arsip digital.
Keberhasilan kita sebagai orang tua tercermin dari kepribadian dan perilaku anak kita saat ini, bukan dari tugas matematika yang mereka kerjakan saat kelas tiga SD. Alih-alih terus terpaku pada kenangan masa lalu, jadilah bagian dari hidup mereka di masa kini dan rayakan keberhasilan mereka yang sekarang, bukan yang dulu.
5. Barang buatan sendiri
Simpanlah beberapa barang buatan kita yang benar-benar kita sukai. Berikan sisanya kepada orang lain atau daur ulang saja. Jika kita yang menjadi penerima "karya seni" orang lain, terimalah pemberian mereka dengan tulus. Namun, jika sebenarnya tidak sesuai dengan selera kita, tidak perlu merasa berkewajiban menyimpan barang itu selamanya.
6. Cenderamata
Pengalaman perjalanan kita tidak ada hubungannya dengan cenderamata pernak pernik khas toko oleh-oleh pariwisata. Kenangan kita jauh lebih berharga daripada aksesoris wisata, jadi buanglah cenderamata wisata tanpa perlu penyesalan. Dikemudian hari, tahanlah keinginan untuk membuktikan kunjungan wisata melalui barang tertentu. Lebih baik buktikan saja dengan foto digital.
Ibarat gadget, akan lebih bijaksana bila kita membersihkan sistem dan menghapus data yang tidak perlu agar kita bisa berfungsi secara optimal dan lebih efisien.
Itulah 6 jenis barang yang sulit disingkirkan saat ingin memulai hidup minimalis. Membuang barang adalah suatu bentuk ketrampilan, jadi butuh diasah. Tidak apa-apa jika kita tidak bisa membuang baanyak barang sekaligus. Dan tidak perlu mamaksakan diri menyingkirkan semuanya sekaligus. Hal paling penting, renungkanlah alasannya. Kenapa kita enggan membuangnya? Jawabannya bisa jadi jauh dari dugaan kita.