4 Tanda Guyonan atau Lawakan Sudah Berlebihan, Jangan Dilanjutkan

Hikmawan Firdaus | Diat Anugrah
4 Tanda Guyonan atau Lawakan Sudah Berlebihan, Jangan Dilanjutkan
Ilustrasi tertawa.[Pexels/Helena Lopes]

Dalam aktivitas sehari-hari, kita perlu candaan atau gurauan agar suasana menjadi lebih santai dan menyenangkan. Dengan candaan yang menghibur, kita bisa tertawa bersama orang-orang di sekitar kita. Hal ini akan membuat hari-hari kita jadi lebih menyenangkan.

Meski begitu, candaan juga memiliki batasan. Batasan ini biasanya berbeda-beda menyesuaikan dengan pendengar atau lingkungan. Ada lingkungan yang cenderung santai menanggapi guyonan, namun ada pula lingkungan yang agak sensitif dan mudah tersinggung akibat sebuah candaan atau guyonan.

Oleh sebab itu, jika kita ingin bercanda maka kita harus memperhatikan candaan kita dan lingkungan kita berada. Jangan melewati batas antara yang boleh dan yang tidak boleh menjadi bahan guyonan. Karena jika kita sudah berlebihan dalam bercanda, maka candaan itu sudah tidak lucu lagi.

Berikut ini adalah 4 tanda guyonan atau candaan kita sudah berlebihan.

1. Orang Lain Tidak Tertawa

Jika sebuah guyonan atau candaan itu lucu dan sesuai pada tempatnya, maka orang-orang yang mendengar guyonan tersebut akan tertawa bersama. Namun jika orang lain tidak tertawa maka ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah guyonan tersebut garing atau tidak lucu, atau yang kedua, guyonan tersebut terlalu berlebihan sehingga tidak enak didengar.

Orang yang mendengar candaan yang berlebihan cenderung sulit untuk tertawa. Bahkan tidak jarang ada orang yang tersinggung bahkan marah akibat candaan tersebut.

2. Ada yang Tersinggung

Selain tidak ada yang tertawa, guyonan atau candaan yang berlebihan justru bisa membuat orang lain tersinggung. Jika ada orang yang tersinggung atas guyonan kita, besar kemungkinan guyonan kita sudah berlebihan dan tidak pada tempatnya. Jangan hanya menganggap orang lain terlalu sensitif atau baperan, melainkan kita juga harus mengintrospeksi diri.

3. Membicarakan Hal Sensitif

Ada banyak hal yang bisa kita jadikan bahan untuk melucu. Pilihlah bahan yang mudah diterima oleh semua kalangan. Selain itu, hindari guyonan dengan membicarakan hal sensitif dan mudah menyinggung orang lain, misalnya agama atau fisik seseorang. 

4. Merasa Tidak Enak Setelah Mengucapkan

Orang yang gemar bercanda cenderung ceplas-ceplos dalam bicara. Seringkali, kita baru menyadari bahwa guyonan kita sudah terlalu berlebihan justru setelah menyampaikan. Biasanya kita merasa tidak enak setelah menyampaikan guyonan tersebut karena takut ada yang marah atau tersinggung.

Demikian 4 tanda guyonan atau candaan kita sudah berlebihan. Jangan keblabasan, ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak