Katakanlah, untuk mendapatkan tubuh ideal atau karier gemilang yang diinginkan, tandas seseorang mesti menjalani serangkaian usaha keras dengan baik dan terencana.
Sudah jadi ketentuan bahwasanya tak ada kesuksesan yang bisa diraih seseorang dalam waktu semalaman, bahkan menurut motivator, untuk dapat menikmati mie instan yang jelas-jelas berlabelkan “instan” saja perlu melewati proses penyeduhan.
Oleh sebab itu, konsisten adalah kunci untuk mendulang kesuksesan tersebut diikuti dengan pengorbanan waktu, tenaga, dan dana.
Meskipun begitu, mengukuhkan konsisten dan repetisi bukanlah perihal mudah untuk dilaksanakan. Setidaknya dengan mengetahui 5 penyebab ini, membuatmu semakin mawas diri agar bisa menyusun rencana yang menguatkan motivasimu untuk terus konsisten. Apa sajakah itu? Berikut adalah penjelasannya!
1. Takut gagal

Kegagalan-kegagalan adalah poin paling utama dan umum yang menjadi penyebab seseorang sulit mengukuhkan konsisten dan repetisi. Hal ini dikarenakan saat seseorang mengalami kegagalan mereka kemudian cenderung melakukan self talk negatif atau berprasangka buruk terhadap diri sendiri.
Padahal, kegagalan adalah hal biasa dan justru diperlukan untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Lebih parahnya bila kamu sama sekali belum usaha dan mencoba, tetapi sudah menggambarkan reka kegagalan. Hal ini adalah mindset yang mesti dihindari.
2. Bergaul dengan sirkel toksik

Banyak motivator mengatakan bahwa sirkel atau lingkaran pertemanan memiliki andil besar dalam kesuksesan seseorang. Katakanlah, seseorang yang ingin menguasai bahasa asing tertentu, akan sangat membantu mereka lebih cepat fasih dan lancar bila mendapati teman-temannya memiliki pemikiran positif, saling menyemangati, dan memiliki tujuan yang sama.
Nah, hal sebaliknya akan terjadi bila kamu bergaul dengan sirkel atau lingkar pertemanan toksik. Misal, alih-alih mengapresiasi pencapaian-pencapaian, mereka justru akan merasa tengah berkompetisi denganmu, dengan cara mengglorifikasikan pencapaian mereka atas dirimu.
3. Keraguan

Diperlukan komitmen dan kegigihan yang cukup besar untuk menyukseskan suatu goals atau tujuan tertentu. Kurangnya tekad dan diliputi keraguan, katakanlah, ditenggarai dengan perasaan kurang puas dengan hasil yang didapat, sehingga membuat seseorang sulit melakukan kontinuitas terhadap hal yang hendak dicapai.
Nah, sebaiknya kamu merangkum sejumlah daftar pencapaian tertentu, lalu memvisualisasikan atau membayangkan kemungkinan mimpimu terealisasi di masa depan supaya tetap membantu termotivasi untuk tetap konsisten.
4. Mudah terdistraksi

Distraksi mungkin adalah penghalang terberat bagi seseorang untuk bisa terus konsisten. Coba ambil contoh orang yang lagi diet, meskipun sudah kepayahan menurunkan berat badan dengan cara selektif dalam memilih makanan, masih membuat mereka sedemikian sulit untuk mendapatkan tubuh bagus dan ideal.
Alasannya adalah tak sanggup menyingkirkan distraksi. Tetapi, distraksi tidak hanya berasal dari hal-hal yang ada disekitar kita, melainkan juga dari dalam diri seperti kurangnya motivasi dan keseriusan dalam mencapainya.
5. Adanya perasaan cepat puas

Menceritakan mimpi kepada orang lain sebelum betul-betul terealisasi berpotensi membuatmu malas berproses, hal ini dikarenakan bahwa otak tanpa sadar telah membuat kita memiliki perasaan cepat puas dan hanya termotivasi bila dilirik atau disukai orang lain.
Dirangkum dari goal sharing and motivation dari seorang dokter psikolog bernama Peter Gollwitzer dari New York University tahun 2009, mengungkapkan bahwa ketika seseorang menginginkan validasi atau pengakuan sosial dari orang lain, mereka cenderung buyar fokus terhadap mimpi atau tujuan, karena otak "merasa" sudah mencapai hal besar.
Padahal, kenyataannya mereka baru mendapatkan hal kecil. Hal ini akan membuat seseorang mudah merasa paling hebat setelah baru sekali atau dua kali mengalami keberhasilan.
Itulah tadi 5 penyebab seseorang sulit konsisten. Nah, setelah mengetahuinya kamu wajib mencatat hal-hal yang akan membuatmu mudah menyerah.