Siapa di sini yang pernah mengalami pengalaman buruk saat bekerja, entah itu gangguan dari rekan kerja, atasan atau bahkan lingkungan yang tidak mendukung?
Perlu digaris bawahi, bahwa tidak ada pekerjaan yang menyenangkan. Jangan membayangkan jika dunia kerja akan menawarkan kesenangan terus menerus. Apapun pekerjaannya, pasti memiliki resiko masing-masing selaras dengan besar kecilnya upah yang diterima.
Bicara soal dunia kerja, tentu tak luput dari adanya interaksi antar berbagai macam orang dengan sifat berbeda-beda. Pernah dengar kalimat lebih baik kerja berat yang penting temannya asik daripada pekerjaan ringan tapi partner kerja suka menusuk dari belakang? Istilah tersebut cukup populer sebab tak jarang kita temui orang-orang suka bermuka dua di depan atasan demi keuntungan pribadi.
Bagaimana jika kita dihadapkan dengan sosok manusia dengan sifat demikian? Beberapa tips berikut mungkin dapat membantu kita untuk tetap bertahan, melawan tanpa kekerasan mereka-mereka yang suka menjatuhkan kawan sesama karyawan atau pekerja yang seharusnya menjadi satu kesatuan dalam team work.
1. Niatkan Bekerja Untuk Ibadah
Hal pertama, kuatkan niat bulatkan tekad maka langkah selanjutnya dengan keikhlasan akan terasa mudah. Senyaman-nyamannya kita membayangkan pekerjaan orang lain yang kita anggap menyenangkan, mereka pun seringkali tidak jauh dari kata mengeluh. Bersyukur dengan pekerjaan yang dimiliki, selama halal dan dijalur yang benar, pertolongan Tuhan pasti ada.
Jadikan doa sebagai kekuatan baik dikala bahagia pun sedih. Tentu dalam lingkungan kerja bila tak lagi dirasa nyaman, akan menimbulkan tekanan batin yang dapat berakibat fatal pada fisik dan psikis orang yang mengalami. Maka dari itu, pentingnya pegangan kuat agar tidak mudah menyerah jika dihadapkan pada masalah-masalah yang mungkin timbul karena keegoisan rekan maupun atasan.
Niat dari dasar hati, ingat tujuan yang ingin dicapai dari pekerjaan sekarang, diucap setiap hari, dapat mengubah mindset kita untuk semakin berdiri tegak meski banyaknya hal toxic dalam pekerjaan yang kita dapatkan.
2. Berani Selama Benar
Jangan pernah takut melawan selama kita benar, berani membela diri itu penting agar mereka tidak bersikap semakin semena-mena.
Namun perlu diperhatikan juga situasi, kondisi serta keadaannya akan menguntungkan kita atau justru balik menyerang kita.
Jangan menggunakan emosi jika menghadapi rekan kerja yang seringkali menjengkelkan kita. Sebab, kemarahan hanya membuat mereka merasa menang.
Dimata orang yang tidak menyukai kita, berbuat benar pun tetap salah bagi mereka, apalagi jika kita melakukan kesalahan, akan menjadi bahan gunjingan bahkan secara terang-terangan menyindir kita.
Kuatkan diri, bukan sesama karyawan atau pekerja yang menggaji kita. Jadi tak perlu takut berlebihan meski beberapa partner kerja bahkan atasan mungkin bersikap sok berkuasa.
3. Mengalah Bukan Masalah
Kalau tips diatas kita didorong untuk melawan, kali ini kebalikannya. Yap betul, kadang kala mengalah diperlukan bukan karena menunjukkan kita lemah, melainkan disinilah letak kekuatan pengendalian diri kita, meski disalahi kita tetap menampilkan sikap bersahabat yang elegan.
Namun, kita juga harus menetapkan batasan, dimana jangan sampai sikap mengalah yang kita berikan hanya didasari oleh rasa takut tidak mendapatkan kawan, takut dikucilkan, takut pada sesama karyawan yang merasa berkuasa.
Perlu memahami bahwa sikap sesorang entah itu keras kepala, egois, manja, baik hati, bebal dan lain-lain tak luput dari bagaimana pengalaman-pengalaman hidup sedari mereka kecil telah membentuk mereka yang sekarang.
Oleh karena itu, penting juga bagi kita mengetahui background partner kerja kita, apa yang mendasari seseorang tersebut hingga sanggup berbuat culas pada kita. Tidak jarang pula lawan menjadi kawan, saat kita mampu memahami mereka secara perlahan.
4. Buktikan Anda Layak
Membalas perlakuan orang yang merendahkan kita, bukan dengan cara balik memaki, mencaci, menghina mereka hingga puas rasa hati meluapkan amarah. Akan tetapi, balaslah dengan cara yang lebih cantik dan rapi. Yaitu, dengan membuktikan bahwa kita layak berada diposisi yang menjadi tanggungjawab kita dengan sepenuh hati. Maka, dengan prestasi yang kita dapat akan semakin memperkuat kedudukan kita dalam pekerjaan.
Berbeda lagi jika gangguan tersebut muncul hingga terjadi fitnah yang merugikan kita. Atasan juga bermacam-macam, ada yang tidak mudah percaya aduan bawahannya, ada yang tipikal tanpa kroscek terlebih dahulu benar tidaknya langsung menegur.
Berhati-hati dengan kawan yang berpotensi iri, dengki hati, dan jangan lupa selalu mengandalkan doa agar Tuhan menyadarkan mereka juga menjauhkan kita dari orang-orang yang hatinya berpenyakit.
5. Resign
Pilihan terakhir yang sebenarnya jangan sampai terjadi jika kita tergolong masih terhitung beberapa hari di tempat kerja. Berada di tempat yang baru kita jajaki memang butuh penyesuaian. Akan tetapi, apabila lingkungan kerja sudah terlalu toxic, maka langkah resign lebih baik kita ambil.
Menahan diri dalam situasi dan kondisi tertekan, butuh nyali, keberanian, tekad yang sepenuhnya bulat. Jika hanya setengah-setengah, kita hanya akan makan hati setiap hari yang tentunya berdampak buruk bagi kesehatan.
Jangan pernah takut tidak akan mendapatkan pekerjaan lain, sebab rezeki telah diatur dan kita tinggal berusaha. Yakinkan diri sepenuhnya bahwa Tuhan membersamai orang-orang yang senantiasa berada di jalanNya.
Itulah lima tips sukses menghadapi lingkungan kerja yang toxic. Semoga bermanfaat!