Pernah mengalami merasa takut dan tidak ingin terkoneksi dengan siapa-siapa karena merasa bisa melakukan semuanya sendirian? Atau sulit percaya dengan orang lain karena takut akan konsekuensinya? Sampai-sampai hal ini menjadikan kalian sering menolak untuk meminta bantuan orang lain dan berusaha sepenuhnya mandiri? Kalau kamu sedang atau pernah mengalami hal-hal di atas, yuk kenalan dengan istilah counterdependency alias kontra-ketergantungan seperti telah dilansir oleh harleytherapy.co.uk berikut ini!
Apa Itu Counter-Dependency?
counterdependency merupakan istilah dimana individu menolak mempercayai orang lain karena takut akan konsekuensi yang terjadi. Garry Knight menyebutkan bahwa kontra ketergantungan merupakan ketakutan akan keintiman, ketidakmampuan untuk percaya dan cenderung tidak membutuhkan siapapun.
BACA JUGA: Sempat Terobos Ruang Sidang, Syarifah: I Love You Pak Sambo, Aku Ingin Jadi Istrimu
Kenapa sih mereka begitu? Individu yang memiliki counterdependency memiliki pola pikir penghindaran, arti aslinya adalah menghindari segala konflik. Isi otak individu pemilik kontra ketergantungan biasanya berisi:
“Aku tidak butuh siapapun!”
“Tidak usah deket-deket sama mereka, nanti ujung-ujungnya kamu bakal kecewa!”
“Aku nggak butuh cinta, semua itu lebay!”
Pelarian pemilik counterdependency biasa tertuju pada keinginan untuk tetap sibuk, mengurus semua hal sendirian, sulit untuk bersantai serta takut dengan hubungan yang menjurus keintiman. Orang yang memiliki counterdependency akan sangat keras pada diri sendiri dan merasakan kesepian ekstrim sehingga menimbulkan depresi.
Tanda-tanda orang dengan counterdependency
- Bisa berhubungan dengan siapa saja, namun tetap menjaga jarak agar tidak terlalu dekat
- Memiliki banyak hobi untuk menghindari keintiman
- Selalu ingin tetap sibuk
- Menjaga orang-orang yang cocok dengannya ‘hanya’ sebatas teman
- Cemas dan takut jika berhubungan terlalu dalam, karena hal ini dapat membuat semua sentuhan berkesan seksual
- Lemah dalam komunikasi karena kurang kepercayaan
- Pergolakan batin. Seperti adanya memori masa kecil yang mendorong individu berjuang sendirian
- Terlalu sensitif terhadap kritik namun sering mengkritik diri sendiri dengan keras
- Benci membuat kesalahan
- Malu jika terlihat lemah dan terlihat membutuhkan orang lain
Kontra dependen juga bisa disebabkan oleh sesuatu yang terjadi pada masa lalu atau trauma. Trauma untuk mempercayai siapapun dan terlalu percaya hanya akan mendatangkan bahaya. Bisa jadi hal ini adalah pelecehan, kehilangan atau tragedi lain yang relevan.
BACA JUGA: Oknum Polisi Paksa Wanita Ikut Pesta Sabu di Serang, Ancam Sebar Video Syur Jika Menolak
Namun, penyebab munculnya kontra dependen juga bisa berasal dari gaya asuh masa kecil kalian, erat tidaknya hubungan antara pengasuh dengan diri sendiri akan membantu untuk mampu mengelola emosi dengan baik, percaya diri serta dapat menangani hubungan dengan baik.
Bahaya kontra ketergantungan selain di atas
counterdependency dapat menyebabkan seseorang merasa kesepian yang intens, rasa rendah diri bisa juga menjadi jalan menuju depresi berat. Selain itu, kemungkinan berkembangnya kepribadian narsistik serta superioritas cenderung besar, karena mereka merasa tidak memerlukan orang lain dan menyebabkan kehilangan empati pada siapa saja.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami counterdependent?
Jika hal ini mulai mempersulit kalian dalam menjadi diri sendiri, kalian bisa menemui professional untuk mendapatkan terapi yang sesuai. Terapis seperti psikolog/psikiater akan membantu kalian mengubah cara pandang dan membantu kalian mencari solusi permasalahan.
Orang yang sehat akan memahami apa itu saling ketergantungan untuk beberapa hal dan bergantung pada orang lain. Ketika saling bergantung, kita akan paham jika orang lain yang kita perlukan bantuannya tidak bisa memberikan yang kita harapkan, kita akan baik-baik saja. Bergantung pada orang sesekali dapat membuat hidup lebih mudah dan lebih bahagia.
Itu dia beberapa fakta mengenai istilah counterdependency. Bagaimana menurut kalian?
Video yang Mungkin Anda Suka.