3 Dampak Buruk Memiliki Kepribadian People Pleaser, Tidak Tahu Arah Hidup

Ridho Hardisk
3 Dampak Buruk Memiliki Kepribadian People Pleaser, Tidak Tahu Arah Hidup
Ilustrasi people pleasing. (pexels.com/SHVETS production)

Kata people pleasing mungkin sedikit asing untuk didengar oleh banyak orang karena istilahnya menggunakan bahasa inggris. Tapi, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia atau lebih tepatnya bahasa gaul kita, yaitu adalah tipe orang yang "ga enakan". Orang yang "ga enakan" memiliki perasaan sungkan untuk menolak permintaan dari orang lain karena mereka merasa bisa jadi bahaya jika ada penolakan. Padahal, justru dengan menerima terlalu sering permintaan orang lain malah memberikan dampak negatif untuk diri sendiri bahkan bisa ke orang lain.

Maka dari itu, pada pembahasan kali ini, saya akan membahas dampak negatif apa saja dari menjadi people pleasing. Mari simak pembahasannya untuk memahami bahwa itu merupakan perilaku yang tidak sehat.

Membuat diri terlihat tidak punya skala prioritas

Ilustrasi memiliki skala prioritas. (pexels.com/Helena Lopes)
Ilustrasi memiliki skala prioritas. (pexels.com/Helena Lopes)

Orang yang sering "ga enakan" bisa terlihat tidak punya skala prioritas dalam hidupnya. Semuanya dia setujui atas keinginan temannya tanpa harus menyaring yang sesuai dengan kemampuannya. Ini membuat tujuan pribadi menjadi abu-abu karena dengan banyak menyetujui permintaan orang lain, artinya dia tidak memiliki agenda terstruktur dalam sehari untuk melakukan apa saja. Orang yang punya prioritas harusnya punya batasan dalam menerima permintaan dengan orang lain dengan memperhatikan itu sejalan atau tidak dengan tujuannya.

Bukannya fokus pada target sendiri, malah mengikuti target orang lain

Ilustrasi mengikuti target orang lain. (pexels.com/Gustavo Fring)
Ilustrasi mengikuti target orang lain. (pexels.com/Gustavo Fring)

Inilah yang saya maksud dari "hidupmu mau dibawa ke mana?". Selalu menyetujui permintaan orang lain sama saja dengan kamu mengikuti target orang lain. Dampaknya adalah kamu tidak tahu kapan kamu akan memenuhi target dirimu sendiri. Tidak semua aspek kita harus mengikutinya meski memang ada yang harus kamu ikutin untuk target orang lain. Tapi jika kamu keterusan mengikuti target orang lain, kamu akan berada pada penderitaan di lingkaran kebahagiaan orang lain. Padahal, kamu tidak punya kewajiban untuk berkontribusi atas kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, kamu harus fokus pada target awalmu sendiri.

Contoh sederhananya ketika ada teman kerja yang memintamu untuk membantunya mengemban sebuah proyek kerja di kantor. people pleasing akan langsung menerima permintaan itu tanpa mempertimbangkan terkait konsekuensinya terhadap kebahagiaannya sendiri. Jadi, kamu harus tahu apa saja yang mesti dipertimbangkan jika kamu ada di posisi itu. Jika kamu menerima permintaan teman tersebut, pertimbangkan seperti apakah ini masih sejalan dengan targetku selama bekerja, apakah ini sesuai dengan jati diriku atau apakah manfaatnya sepadan dengan capeknya.

Sulit mengeluarkan pendapat pibadi

Ilustrasi mengungkapkan pendapat pribadi. (pexels.com/Timur Weber)
Ilustrasi mengungkapkan pendapat pribadi. (pexels.com/Timur Weber)

Menjadi orang yang "ga enakan" sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Karena itu menghambatmu dalam menyampaikan pemikiranmu sendiri untuk dikeluarkan menjadi pendapat pribadi. Padahal, memiliki pendapat pribadi itu penting sebagai identitias personal branding yang nantinya itu bisa dikenal banyak orang. Ketika merasa "ga enakan", kamu mengambil langkah pertama untuk menjadi orang yang tidak berprinsip. Orang yang tidak punya prinsip tentunya tidak bisa mengambil keputusan meski itu keputusan sederhana atas pilihan hidupnya. Saat ada orang yang meminta kamu mengikuti keinginannya, hanya ada 2 pilihan, yaitu iya atau tidak yang merupakan 2 keputusan yang berbeda pula. Keduanya punya dampak masing-masing untuk hidupmu. Jadi, gunakan pendapatmu sendiri supaya orang lain juga bisa memahami keinginanmu.

Sebagai kesimpulan, hindarilah perilaku ini karena people pleasing adalah tipe manusia yang tidak memiliki arah dalam menentukan kehidupannya mau dibawa ke arah mana. Semoga bermanfaat dan terima kasih bagi yang ingin membaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Hikmawan Firdaus

Tampilkan lebih banyak