Sikap perfeksionis merupakan perilaku yang dipengaruhi dorongan kuat untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal yang dilakukan dan ingin dicapai. Banyak orang menganggap sikap ini sebagai suatu keunggulan. Padahal, terlalu mendorong diri untuk mencapai standar yang sangat tinggi juga dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan dan keseimbangan hidup seseorang.
Berikut lima dampak negatif sikap perfeksionis bagi diri sendiri. Bisa memicu stres berlebih hingga mempengaruhi hubungan sosial.
BACA JUGA: 5 Cara Berkreasi dengan Tanaman Lidah Mertua, Bisa Memperindah Ruangan
1. Stres yang Berlebihan
Sikap perfeksionis seringkali menghasilkan tekanan yang besar untuk selalu mencapai kesempurnaan. Dalam praktiknya, orang dengan kecenderungan perfeksionis seringkali terlalu mengkritik diri sendiri dan merasa tidak puas dengan hasil kerjanya, bahkan saat kinerjanya sudah sangat baik.
Pada akhirnya, perilaku ini justru akan menyebabkan stres dan mengganggu keseimbangan emosional seseorang. Diri sendiri seolah tidak boleh melalukan kesalahan karena semua harus sempurna dan mencapai hasil terbaik. Tekanan inilah yang kemudian memicu stres berlebihan dan menjatuhkan mental saat mengalami kegagalan.
2. Kehilangan Kreativitas dan Inovasi
Perfeksionis cenderung terjebak dalam upaya mencapai standar yang sangat tinggi hingga sulit bagi seseorang untuk berpikir di luar kotak atau mengambil risiko. Tipe orang perfeksionis akan terkekang oleh ketakutan atas kesalahan atau kegagalan yang berpotensi menghambat kreativitas dan inovasi.
Pasalnya, ide-ide yang sebenarnya baik justru terabaikan karena keinginan untuk mencapai kesempurnaan yang terkadang tidak realistis.
BACA JUGA: Punya Budget Rp5Juta Mau Usaha Jualan Sembako? Catat Nih Tipsnya!
3. Menganggu Kestabilan Kesehatan Mental
Sikap perfeksionis juga dapat memberikan beban berat pada mental seseorang. Dorongan untuk selalu sempurna dan takut membuat kesalahan dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan perasaan rendah diri. Mereka juga akan sering mengalami tekanan yang terus-menerus untuk memenuhi standar yang tidak realistis hingga berpotensi mengakibatkan kelelahan mental dan burnout.
4. Gangguan Hubungan Sosial
Disadari atau tidak, sikap perfeksionis juga bisa mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Tidak dimungkiri bahwa tuntutan akan standar yang tinggi juga diharapkan datang dari orang lain hingga membuat hubungan jadi kurang nyaman.
Bukan hanya menuntut standar tinggi serupa, mereka juga cenderung kritis terhadap kelemahan orang lain dan sulit menerima ketidaksempurnaan. Akibatnya, muncul kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat dan penuh dengan sikap saling mendukung.
BACA JUGA: Tips Miliki Kulit Bersih dalam Seminggu Ala Yoon Eun Hye: Jangan Minum Soda
5. Penurunan Produktivitas
Tanpa sadar, sikap perfeksionis juga mampu menghambat produktivitas seseorang. Mindset seorang perfeksionis biasanya cenderung terjebak dalam detail kecil dan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sebenarnya tidak memerlukan perhatian terperinci. Hal ini kemudian akan mengganggu efisiensi kerja dan menghabiskan waktu yang berlebihan untuk satu tugas, sementara tugas lain terabaikan.
Dalam upaya mengatasi dampak negatif sikap perfeksionis, penting untuk mempraktikkan penerimaan terhadap ketidaksempurnaan, mengembangkan keterampilan manajemen stres, dan mengakui bahwa melakukan yang terbaik adalah cukup. Menjaga keseimbangan antara ambisi dan kesejahteraan pribadi juga sangat penting demi kestabilan mental. Tidak apa-apa untuk tidak sempurna, sebab jauh lebih penting selalu mengupayakan yang terbaik sekuat tenaga.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS