Istilah ghosting tentunya sudah tak asing lagi di telinga. Istilah ini banyak berseliweran di media sosial saat seseroang tiba-tiba ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Dilansir dari Hello Sehat, ghosting adalah tindakan menghilang secara tiba-tiba tanpa penjelasan. Seseorang yang melakukan ghosting biasanya akan memutus komunikasi secara sepihak.
Ghosting dapat berdampak serius bagi seseorang yang menjadi "korban". Mereka akan merasa sakit hati dan tertipu. Jika sudah parah, korbannya bisa mengalami depresi karena patah hati dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Saat masa PDKT, seseorang cenderung belum terlalu terbuka dengan calon pasangannya. Oleh karena itu, perilaku ghosting tergolong sulit untuk dicari tahu penyebab pastinya. Namun, ada beberapa penyebab yang umumnya menjadikan seseorang melakukan ghosting, yaitu sebagai berikut.
1. Merasa tidak punya komitmen
Tahap PDKT dianggap tak memiliki ikatan atau komitmen apa pun sehingga pelaku ghosting bebas menghilang tanpa kabar. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk memberikan penjelasan kepada calon pasangannya karena belum resmi menjadi kekasih.
Meskipun berada di tahap pendekatan, namun pelaku ghosting biasanya hanya menganggap calon pasangannya sebagai teman biasa sehingga mereka merasa tak ada masalah jika meninggalkannya tanpa penjelasan.
2. Menghindari rasa canggung
Pelaku ghosting memilih menghilang begitu saja untuk menghidari perasaan canggung yang dapat muncul. Selain itu, mereka juga tidak siap melihat reaksimu jika memberitahu terlebih dahulu.
Oleh karena itu, pelaku ghosting memilih menghilang tanpa jejak karena mengganggap hal itu adalah win win solution afar tidak menyebabkan rasa sakit hati kepada calon pasangannya.
BACA JUGA: 3 Tipe Parenting Style yang Harus Diketahui, Berpengaruh ke Mental Anak!
3. Menghidari konflik
Pelaku ghosting biasanya berpikir, apabila mereka jujur dengan perasaannya, pertengkaran bisa saja terjadi. Sikap pasif agresif yang mereka lakukan biasanya membuat calon pasangannya kesal sehingga memicu konflik.
Oleh karena itu, pelaku ghosting memilih untuk pergi begitu saja untuk menghindari pertengkaran maupun konflik dengan calon pasangannya.
Mengacu pada 3 penyebab ghosting tersebut, kini kamu harus mempersiapkan strategi agar terhidar dari perilaku ghosting saat PDKT. Meskipun tidak bisa membaca pikiran calon pasangan, tips berikut ini bisa kamu lakukan agar tidak menjadi korban ghosting.
1. Gunakan strategi tarik ulur
Saat masih dalam tahap PDKT, hindari sikap terlalu terbuka atau posesif berlebihan. Sebaliknya, kamu harus menunjukkan versi dirimu yang terbaik untuk membuat masa PDKT semakin menarik di mata pasanganmu.
Meskipun demikian, kamu harus tetap bersikap jujur dan tidak dibuat-buat. Bersikaplah apa adanya, hanya saja jangan terlalu terbuka sehingga ia tidak menyepelekan kehadiranmu.
2. Perhatikan sikapnya
Jika kamu sudah mengetahui kebiasaan calon pasanganmu, kamu akan semakin mudah terhindar dari ghosting. Misalnya, ketika ia terlalu lama membalas chat atau sering menghindar untuk bertemu, sudah sepantasnya kamu merasa curiga.
Jika sikapnya mulai berubah, kamu bisa meminta penjelasannya terlebih dahulu. Namun, jika ia berkelit atau enggan menjelaskan, kamu berhak mengambil keputusan untuk meninggalkannya.
3. Atur pertemuan secara rutin
Untuk mengenal calon pasangan lebih jauh, kamu perlu mengatur intensitas pertemuan kalian. Atur jadwal untuk bertemu. Tidak perlu terlalu sering, namun juga jangan terlalu jarang.
Apabila kalian meluangkan waktu untuk sering mengobrol secara langsung, kamu pun bisa menilai apakah ia tertarik denganmu dan berniat untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya atau tidak.
Itulah penyebab dan cara yang bisa dilakukan untuk menghindari ghosting. Jika kamu pernah menjadi korban ghosting, berhenti menyalahkan diri sendiri dan sadari bahwa dirimu berharga.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS