Pilih Nikahi Pria Pas-pasan, Wanita Ini Ungkap Bersyukur Miliki Pasangan Se-Frekuensi

Candra Kartiko | Rizka Utami Rahmi
Pilih Nikahi Pria Pas-pasan, Wanita Ini Ungkap Bersyukur Miliki Pasangan Se-Frekuensi
Ilustrasi pasangan (freepik/prostooleh)

Sebuah video di media sosial membagikan kisah seorang wanita yang mengaku merasa bersyukur menikahi seorang pria dengan ekonomi pas-pasan dan jauh dari kata mapan untuk menjadi suaminya yang mendampinya saat ini.

Video yang diunggah ulang akun X atau Twitter @sosmedkeras banyak mendapatkan resposn positif dari para netizen.

"Cowok single, ngekos, makan nasi kuning 7000-an sehari, dan beli motor second yang harganya Rp2juta itu adalah laki-laki yang dengan bangga aku nikahin di tahun 2017 silam," ungkap wanita tersebut di awal video dikutip pada Selasa (7/11/2023)

BACA JUGA: Hentikan Kebiasaan Minta Oleh-Oleh pada Teman yang Bepergian, Tuman!

Menurut wanita tersebut, ia bersama pria yang kini menjadi suaminya itu memiliki value yang sama dalam memandang kehidupan dan keuangan.

"Untuk ada di stage financial freedom membutuhkan waktu bertahun-tahun jadi sangat penting dengan siapa kita akan menjalani hidup ini," lanjut wanita dalam video itu.

Setelah menikah, keputusan financial sekecil apapun menjadi sebuah keputusan bersama, karena itu sangat penting memilih pasangan yang sefrekuensi sebelum menikah. Financial freedom adalah sebuah kemapanan seseorang dalam masalah financial atau keuangan dalam hidupnya.

Wanita tersebut lalu berpesan, jika sekarang kita tidak memiliki pasangan yang mapan, sepatutnya tidak perlu bersedih karena sejatinya apapun bisa dicapai selagi masih mau berusaha. 

Pernyataan wanita dalam video tersebut banyak diamini netizen lainnya. Karena value yang dimiliki setiap pasangan bisa merubah apapun termasuk kondisi financial yang awalnya pas-pasan.

Bayangkan jika kamu menikah dengan pria yang kaya karena warisan orang tua, akan tetapi ia tidak bisa mengembangkan diri dan sulit dalam mencari potensi. Jika value saja tidak punya, maka bagaimana nasibnya nanti jika hartanya habis?

Bandingkan dengan pria pas-pasan yang memiliki semangat tinggi, pekerja keras, serta memiliki value dalam hidupnya, maka bukan tidak mungkin kondisi financial yang awalnya pas-pasan itu berangsur-angsur akan menuju financial freedom yang baik. 

Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan, berjuang bersama-sama dalam pernikahan hasilnya akan jauh lebih memuaskan ketimbang memiliki sesuatu dari hasil pemberian orang tua.

BACA JUGA: Mencegah Pelecehan Seksual di Lingkungan Terbuka: Berbagi Tanggung Jawab

Walau tidak bisa dipungkiri pastinya sebagai manusia kita juga menginginkan sesuatu yang lebih dalam hidup, namun tetap saja ketegaran dan semangat dalam memperjuangkan financial freedom akan lebih memuaskan jika kita berjuang bersama-sama dan merintis segala sesuatunya dari awal.

Selain makin menumbuhkan rasa cinta karena merasakan berjuang bersama, tentu saja tidak ada beban dalam menggunakan seluruh hasil yang kita dapatkan sendiri.

Berbeda jika seluruhnya merupakan harta pemberian orang tua yang tidak leluasa digunakan karena khawatir akan adanya gesekan dengan saudara atau hal lainnya suatu hari nanti.

Tapi, jika memang bisa mendapatkan pria yang kaya dan juga memiliki high-value sekaligus, mengapa harus ditolak, ya gak?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak