Rasanya lelah dengan siklus harian yang menjemukan? Mulai dari pagi, macet ke kantor, punggung pegal karena kelamaan di depan laptop, sampai harus kembali menembus kemacetan.
Jika hidup terasa statis dan berulang, mungkin ini waktunya Anda mengeluarkan lagi sepeda yang selama ini tersimpan dan berdebu di gudang.
Ya, bersepeda! Atau kita sebut saja "gowes" biar kekinian.
Sekarang, gowes itu sudah beda. Bukan cuma untuk beli galon di warung lagi. Bersepeda sudah menjadi gaya hidup, ajang fesyen dadakan, dan yang paling penting: obat healing paling ampuh dan tidak membuat kantong jebol. Tidak usah memikirkan atlet Tour de France yang pahanya besar dan pakaiannya mahal. Bagi kita, yang penting gowes pelan, menikmati angin, dan tujuan utamanya jelas: sarapan enak!
Jangan khawatir soal capek atau takut betis jadi besar. Banyak yang maju mundur mau gowes gara-gara memikirkan hal itu. Padahal, intinya bersepeda bukan soal harus kencang-kencangan. Esensi hobi ini lebih dari sekadar mengayuh pedal cepat-cepat.
Sebenarnya, Bersepeda Itu Intinya soal Bebas!
Bayangkan saja Minggu pagi, udara masih sejuk, matahari baru sedikit menampakkan diri. Anda mengambil sepeda, memakai helm, lalu mulai mengayuh. Lima menit pertama mungkin terengah-engah, itu wajar. Namun, setelah itu, rasanya ajaib! Angin di muka seakan meniup semua stres dari tenggat waktu kantor atau drama percintaan. Ada sensasi seperti meditasi saat kaki kita bergerak ritmis mengikuti pedal. Kiri, kanan, kiri, kanan. Simpel, tetapi membuat hati adem.
Melihat Kota dari Sudut Pandang yang Berbeda
Bagian paling seru dari gowes? Kita jadi melihat sekitar dengan cara yang benar-benar baru. Jika memakai mobil atau motor, semuanya berlalu dengan cepat. Jika berjalan kaki, ya, terlalu pelan dan jaraknya terbatas.
Nah, sepeda itu pas, di posisi yang enak. Kecepatannya pas. Kita bisa menyadari detail kecil yang selama ini terlewat. Siapa tahu ada kafe unik di gang sempit, atau grafiti keren, atau bisa menyapa Bapak penyapu jalan yang ramah. Rasanya kita jadi lebih terhubung dengan lingkungan. Kita bukan hanya melihat dari balik kaca, tetapi kita sendiri menjadi bagian dari jalanan itu!
Komunitas dan Jajan: Prinsip "Gowes Tipis, Makan Sadis"
Ini rahasia umum bagi para penghobi sepeda: tujuan akhir gowes biasanya bukan garis finish, melainkan warung bubur atau warkop!
Ada yang namanya social riding. Gowes bareng teman itu serunya luar biasa! Di jalan bisa mengobrol (kalau napas masih aman), saling menyemangati saat bertemu tanjakan curam, atau menertawakan yang salah kostum.
Puncaknya, ya, saat istirahat! Tidak ada yang mengalahkan nikmatnya es teh manis atau kopi dingin setelah berkeringat. Rasanya seperti air dari surga! Di sinilah kita makin akrab. Obrolan bisa ke mana-mana, dari suku cadang sepeda yang harganya membuat menangis hingga curhatan hidup. Pulang-pulang, perut kenyang, hati senang, dan kaki sedikit pegal. Sangat sepadan!
Yang Paling Penting: Sehat Jiwa!
Di era hustle culture yang serba cepat ini, kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh. Harganya mahal! Gowes adalah antidepresan alami kita. Saat Anda mengayuh, badan langsung mengeluarkan endorfin, alias hormon bahagia. Makanya, jarang sekali kita melihat orang bersepeda dengan muka masam (kecuali saat sedang menanjak parah, wajar kalau wajahnya seperti mau menangis).
Gowes memaksa kita untuk fokus pada momen saat ini. Kita harus melihat jalan, menjaga keseimbangan, dan mengatur napas. Otak tidak sempat overthinking soal yang sudah lewat atau yang akan datang. Kita dipaksa untuk menjadi mindful. Setelah gowes, pikiran biasanya menjadi jernih, dan ajaibnya, solusi untuk masalah yang rumit kadang muncul tiba-tiba saat kita sedang santai mengayuh di jalanan sepi!
Yuk, Mulai Saja Dulu!
Bagi Anda yang masih ragu-ragu mau memulai hobi ini, hanya ada satu saran: mulai saja dulu!
Tidak usah menunggu punya sepeda balap karbon puluhan juta. Pakai saja sepeda lipat lama, sepeda warisan, atau bahkan sewa sepeda kota. Tidak perlu memikirkan jersey keren, pakai kaus oblong juga aman. Yang penting adalah niat untuk bergerak dan keluar rumah.
Tidak usah minder dengan yang memamerkan kecepatan tinggi di Strava. Ini hobi Anda, jadi cara menikmatinya terserah Anda. Mau gowes santai sambil foto-foto? Boleh. Mau ngebut sampai berkeringat? Silakan!
Intinya, hobi bersepeda itu seperti filosofi hidup: agar tetap seimbang, Anda harus terus bergerak. Jadi, kapan kita gowes bareng?