Bagi kalangan masyarakat yang gemar bercocok tanam tentu tidak asing lagi dengan cara budidaya tanaman seperti hidroponik dan aquaponik,apalagi negara kita dikenal dengan sebutan negara agraris. Dimana kebanyakan masyarakat bekerja sebagai petani. Hidroponik itu sendiri adalah teknik menanam memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pada tanaman, sedangkan aquaponik merupakan sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dengan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Pada umumnya hidroponik dan aquaponik memiliki unsur yang sama yaitu menanam tanpa menggunakan tanah dan nutrisi diberikan melalui media air. Hanya saja yang membedakannya yaitu pada aquaponik yang perlu dijaga kestabilannya yakni tanaman, ikan, serta minimum 2 bakteri yang berbeda, sedangkan hidroponik yang hanya perlu diperhatikan yakni tanamannya saja.
Dengan semakin berkembangnya teknologi canggih di era revolusi 4.0 bidang pertanian, dimana masih banyak cara budidaya tanaman hidroponik dan aquaponik digunakan secara tradisional sudah berubah menjadi secara otomatis dengan menggunakan aplikasi android dan jaringan internet. Pada zaman dahulu metode hidroponik yang dilakukan oleh masyakat yaitu dengan selalu menggantikan air, sedangkan pada metode aquaponik kita perlu menambahkan air pada kolam ikan. Dengan masalah seperti penggunaan cara budidaya tanaman hidroponik dan aquaponik yang tidak secara otomatis itu, maka membuat kita untuk berpikir bagaimana caranya untuk membuat semua proses dilakukan secara otomatis menggunakan aplikasi tanpa petani berada di lokasi hidroponik dan aquaponik.
Sistem aplikasi yang akan dibuat yakni smart aquaponic and hydroponics, dimana fungsi sistem ini untuk memantau pH air, suhu air, ketinggian air, dan kelembaban yang dideteksi oleh sensor. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan android studio melalui internet digunakan konsep Internet Of Things (IoT), IoT adalah teknologi yang memungkinkan benda-benda di sekitar kita terhubung dengan jaringan internet, sehingga sistem smart aquaponic and hydroponics dapat dimonitor secara realtime oleh masyarakat yang menggunakan sistem smart aquaponic and hydroponics pada android. Halaman web digunakan agar mendukung pengiriman data pH air, suhu air, ketinggian air, dan kelembaban, jika terkoneksi maka teks pada status koneksi akan memunculkan tulisan connected. Jika pada percobaan tersebut menunjukkan pH kisaran 6,5-9 maka keasaman netral dan basa, maka air tersebut cocok digunakan untuk budidaya ikan, dan jika saat percobaan menunjukkan pH kisaran 7-8,5 maka keasaman tinggi dan sangat berbahaya untuk budidaya ikan. Nah maka dari itu masyarakat yang bekerja dibidang pertanian sangat memerlukan teknologi smart aquaponic and hydroponics di era revolusi 4.0 agar meringankan pekerjaan para petani untuk membudidaya tanaman dan supaya tidak ketinggalan dengan teknologi canggih memerlukan pembaharuan alat disawah.
Friska Margaretha, Ridwan Siskandar