Tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Difabel Internasional setiap tahunnya setelah digagas oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1992.
Seperti dikutip dari Wikipedia, peringatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan para penyandang cacat dan masyarakat diharapkan dapat memberi dukungan untuk meningkatkan martabat, hak, dan kesejahteraan para penyandang cacat.
Tahun ini PBB memberikan tema untuk Hari Difabel Internasional yaitu "Mempromosikan partisipasi para penyandang cacat dan kepemimpinan mereka: mengambil tindakan pada Agenda Pembangunan 2030".
Mengutip dari laman PBB, tema ini berfokus pada pemberdayaan orang-orang penyandang cacat untuk pembangunan yang inklusif, adil dan berkelanjutan.
Sedangkan di Indonesia, tahun ini memiliki tema yaitu "Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul". Pesannya adalah Indonesia memiliki cita-cita besar yang benar-benar inklusif, setara semua pihak, semua golongan, termasuk penyandang disabilitas.
Dikutip dari laman Kementerian Sosial, 'Indonesia Inklusi' memiliki arti bahwa penyandang disabilitas dapat mengakses pelayanan pendidikan, kesehatan, mendapatkan nutrisi, perlindungan sosial, pekerjaan dan terpenuhi hak-hak lainnya sehingga disabilitas dapat mandiri, menjadi SDM yang unggul, bahkan bisa berkontribusi untuk pembangunan bangsa dan negara.
Di Indonesia sendiri, Hari Difabel Internasional diperingati dengan kegiatan jalan sehat pada Minggu (1/12/2019). Menteri Sosial, Juliari P. Batubara melepas sekitar 1.000 penyandang difable yang mengikuti kegiatan jalan sehat dari Pintu 6 Kompleks Gelora Bung Karno.
Selain kegiatan tersebut, adapun digelar berbagai hiburan seperti marching band dari Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) dan stand up comedy oleh komika penyandang difabel Dani Aditya.