Hari ini semua anak bangsa bersiap menyambut new normal. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari sosialisasi, peninjauan tempat umum oleh Presiden bersama Gubernur dan Walikota. Berbagai skenario dan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah untuk membuka kantor Pemerintah, swasta, pusat perdagangan, pusat keramaian, transportasi umum, tempat wisata, hotel, restoran dan lainnya sudah disiapkan.
New normal telah lama digunakan dalam literatur ilmiah untuk mengkontekstualisasikan peristiwa kontemporer sebagai indikator perubahan faktor eksternal yang terjadi. Sayangnya, pada era penanganan pendemi ini, new normal telah didefiniskan secara ambigu. Tidak mengherankan apabila mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Para pembuat kebijakan publik mengkonsepsualisasikan new normal sebagai upaya menerapkan kebijakan baru yang ingin kembali pada tatanan ekonomi, pendidikan, birokrasi lama, dengan memperhatikan protokol kesehatan.
New normal sebagai sebuah model yang menggabungkan unsur-unsur positif lama dengan unsur-unsur positif baru, dengan meninggalkan unsur negatif lama dengan mengedepankan keselamatan dan kesehatan manusia, serta bertujuan untuk meringankan beban bumi. New normal akan menghadirkan nilai yang lebih besar dari normal lama yang ditinggalkan.
Pendekatan ini menggerakan semua pembuat kebijakan publik untuk memahami bagaimana perubahan ekstrem pada new normal perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Segala sesuatu yang berkontribusi positif dan berpotensi berguna bagi kemajuan masa depan, serta mampu meningkatkan ketahanan lebih lanjut, perlu diprioritaskan.
Para pembuat kebijakan hendaknya mampu melakukan pengambilan keputusan adaptif, dengan meninggalkan berbagai variabilitas historis yang merugikan manusia dan mengganggu kelestarian alam. Berbagai simulasi model masa depan yang riil dan alami di era new normal harus didahulukan dibanding model historis di era normal lama yang semu dan takalami.
Berbagai pergeseran di era new normal harus dapat berlaku permanen sebagai ekstrem kontemporer di masa depan. New normal harus mempunyai utilitas tak terbatas, tak stasioner, dan tak temporer. New normal harus bergerak melampaui normal lama. New normal bersifat persisten dan digunakan untuk membingkai serta memahami fenomena baru akibat terjadinya anomali.
Kerangka kerja new normal harus dapat diterapkan secara luas dan beragam cara untuk referensi jangka panjang, bukan spasial dan temporal. Berbagai atribusi baru harus tereksplorasi dan mampu menghasilkan berbagai kemajuan yang berdampak sosial secara signifikan serta nihil risiko.
Kepanikan moral dan sosial yang selama ini menghantuai sebagian besar masyarakat harus mampu dinihilkan saat new normal. Dengan catatan, semuanya harus tetap patuh, waspada dan menyesuaian diri dangan segala protokol yang ditetapkan. Taat dan disiplin merupakan kunci keberhasilan penerapan new normal.
Mendahulukan Selamat dan Menghindari Risiko
Spirit di atas harus dilakukan pada new normal dengan berperilaku yang sesuai dengan anjuran pemerintah dan selalu berusaha menghistoriskan perilaku normal lama.
Ketika semua orang bisa berperilaku tidak pongah, tidak covidiot, dan tidak antisains tentu new normal berjalan mulus. Kesadaran diri dan nalar kritis harus dinomorwahidkan. Respon positif semua pihak juga sangat diharapkan. Kesadaran ini harus dipecut sehingga new normal di semua bidang dapat berjalan sesuai rencana.
Kebijakan yang ramah sosial dan berbasis budaya perlu di-framing dengan baik, sehingga dapat menghilangkan kegaduhan sosial. Optimisme masyarakat juga harus dibangun pada new normal.
Kesadaran membantu mereka yang terdampak tetap saja dibutuhkan di saat new normal. Laksana jejaring laba-laba, akan selalu memperkuat satu sama lain, ketika ada keterikatan batin antara yang kuat dan lemah. Getaran dan ritme saling membantu satu sama lain menjadi spirit new normal.
Memadukan Kebiasaan Lama dan Baru
Menjadi new normal yang lebih baik tentu bukan hal yang mudah, sehingga perlu kerjakeras dan usaha yang sungguh-sungguh. Esensi memadukan hal-hal baik dari normal lama dan kebiasaan saat PSBB terkorespondensi dalam semua tindakan di era new normal.
Rasa optimis merupakan spirit baru untuk bangkit bersama di era new normal. Saatnya dibangun peradaban baru yang akan menjadi wahana penyemaian berbagai aktivitas baru, nilai-nilai baru, dan atribusi baru.
New normal akan mengubah secara mendasar kehidupan pribadi maupun aktivitas ruang publik. Berbagai kontestasi perilaku baru harus diadaptasi dalam rangka menghadapi masa depan yang lebih menjanjikan.
Perlunya Kebijakan Tepat saat New Normal
Berbagai kebijakan PSBB yang telah menghadirkan berbagai keuntungan seperti penurunan tingkat kecelakaan, penurunan emisi karbon dan polusi, terkendalinya karhutla, terbangunnya kembali jiwa gotong royong, dan meningkatnya kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap berbagai aturan pemerintah perlu terus ditingkatkan, bukan dikendorkan melalui new normal.
Di saat PSBB, angka kematian, ODP dan PDP terekap dan terpublikasi degan baik, fakta dan sain mendapat posisi tinggi, penghormatan terhadap perjuangan Nakes meningkat, solidaritas terbangun kokoh, seluruh teknologi termanfaatkan secara maksimal, penyederhanaan pekerjaan begitu diperhatikan, tekanan terhadap planet bumi diringankan, jaminan bagi pengangguran dan orang miskin terpelihara, perhatian pemerintah terhadap kesehatan lingkungan sangat tinggi. Semua itu juga perlu dipelihara saat new normal.
New normal, sama sekali tidak bertujuan untuk menghilangkan atau mengecilkan tanggung jawab pemimpin publik, dan menghilangkah muatan baik yang sudah terbangun saat PSBB. Saat new normal semua harus obsesif dan fokus pada kepuasan jangka panjang. Kebijakan publik di bidang kesehatan yang selama ini termarjinalkan, perlu diungkit lebih tinggi.
Kebijakan sistem kesehatan yang kuat
Selama ini, sistem kesehatan masyarakat belum terbangun secara kuat. Keberadaannya diletakkan tidak pada tempat yang utama. Penyebaran Covid-19 menjadi evaluasi atas semua itu.
Selama ini, keselamatan terhadap tenaga kesehatan (Nakes) berada pada tingkat prioritas yang sangat rendah, terbukti banyak sekali nakes yang menghadapi risiko kematian, yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Pada new normal, peralatan perlindungan dan prosedur diharapkan lebih mencukupi sehingga dukungan moral untuk Nakes ke depan lebih baik. Karena tanpa naskes yang sehat fisik dan psikologis, perawatan kesehatan yang sempurna hanya menjadi impian.
Pada new normal nanti, telemedicine perlu didorong lebih intensif didukung dengan regulasi perawatan virtual, perawatan mandiri di rumah, dan asset berbasis web lainnya perlu diadakan dengan segera. Harapannya terwujud perawatan berkualitas tinggi dengan biaya rendah dan kecepatan tinggi. Pada akhirnya, pasien di new normal benar-benar mendapat manfaat dari seluruh upaya itu.
Hal inilah yang harus menjadi perhatian para pembuat kebijakan publik ke depan untuk berkomitmen bahwa sistem kesehatan yang kuat jauh lebih penting dibandingkan ekonomi yang kuat atau pertahanan tempur yang kuat. Semoga saja dengan kebijakan publik yang baik di semua lini, mampu menghadirkan masyarakat yang spektakuler di era new normal.