Ekonomi digital terus berkembang di tanah air, bahkan Indonesia memiliki potensi besar karena pertumbuhan pengguna internet yang terus meningkat sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau meningkat sebesar 7,96 persen dari tahun sebelumnya yakni 2016 yang mencapai 132,7 juta jiwa. Jumlah pengguna internet pada tahun 2017 tersebut telah mencakup 54,48 persen atau setengah dari total populasi di Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa.
Ekonomi digital ditandai degan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan internet sebagai media dalam berkomunikasi, berkolabborasi, dan berkerjasama antar perusahaan atau individu. Konsep ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Don Tapscott. Komponen ekonomi digital yang pertama kali berhasil diidentifikasi di antaranya adalah industri teknologi, informasi, komunikasi, aktivitas e-commerce, serta distribusi digital barang dan jasa.
Perkembangan ekonomi digital tidak lepas dari adanya penciptaan nilai, produk berupa efisiensi saluran distribusi dan struktur berupa terjadinya layanan personal dan sesuai keinginan. Di Indonesia sitem Bank Indonesia real time gross settlement (RTGS) yakni suatu sistem transfer elektronik dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika (real time), per transaksi secara individual.
Digitalisasi ekonomi menghadirkan model dan pemain baru pada sektor bisnis, serta mengubah perilaku konsumen dan lanskap moneter khususnya ekonomi-keuangan. Model bisnis baru yang mengedepankan kemudahan, efisiensi, dan hal yang bersifat kekinian secara cepat diterima oleh masyarakat dan munculnya pemain baru mulai mengubah wajah industri.
Perubahan model bisnis melalui transformasi digital menjadi pilihan strategis bagi pemain lama dalam menghadapi konsumen yang menuntut layanan baru yang serba cepat, mudah dan murah dalam platfrom digital. Digitalisasi juga memunculkan paradigma baru tentang data yang bukan saja dipandang berkontribusi pada terciptanya inovasi dan peningkatan efisiensi tetapi juga dipandang sebagai input penting bagi proses produksi barang dan jasa (data is the new oil). Perubahan mendasar tersebut memberikan tantangan kebijakan moneter guna menjaga keseimbangan antara upaya pengoptimalan peluang inovasi digital dengan minimalisasi risiko-risiko yang muncul akibat upaya pengoptimalan peluang inovasi digital tersebut.
Digitalisasi ekonomi menghadirkan model dan pemain baru pada sektor bisnis, serta mengubah perilaku konsumen dan lanskap moneter khususnya ekonomi-keuangan. Model bisnis baru yang mengedepankan kemudahan, efisiensi, dan hal yang bersifat kekinian secara cepat diterima oleh masyarakat dan munculnya pemain baru mulai mengubah wajah industri.
Perubahan model bisnis melalui transformasi digital menjadi pilihan strategis bagi pemain lama dalam menghadapi konsumen yang menuntut layanan baru yang serba cepat, mudah dan murah dalam platfrom digital. Digitalisasi juga memunculkan paradigma baru tentang data yang bukan saja dipandang berkontribusi pada terciptanya inovasi dan peningkatan efisiensi tetapi juga dipandang sebagai input penting bagi proses produksi barang dan jasa (data is the new oil).