Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Dalam berinteraksi manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi, alat yang dimaksud adalah bahasa. Bahasa memiliki berbagai variasi sebagai tanda adanya interaksi oleh masyarakat yang heterogen. Adanya variasi ini sebagai akibat dari interaksi dan fungsi bahasa.
Chaer dan agustina (2010: 66) mengemukakan sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas para penuturnya, muncullah bahasa yang disebut akrolek, basilek, mesolek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, ken dan prokem.
Tetapi, pada kesempatan ini kita akan membahas lebih dalam mengenai jargon. Sebagai contoh kita mengetahui sosok Syahrini artis Indonesia yang sering menggunakan jargon-jargon andalannya dalam setiap kesempatan berbicara. Misalnya jargon andalan yang sering ia lontarkan adalah sebagai berikut:
Salah satu contoh jargon yang sering Syahrini lontarkan yaitu kata “sesuatu”. Menurut KKBI kata sesuatu ini memiliki arti kata untuk menyatakan barang atau hal yang tidak tentu.
Sementara Syahrini sering mengucapkan hal ini baik diawal maupun saat mengakhiri pembicaraan. Sebagai sosok artis jargon yang sering ia lontarkan mengantarkan ia pada puncak popularitas disamping karya-karya yang telah ia sumbangkan bagi dunia hiburan.
Jargon itu sendiri berarti variasi sosial yang digunakan secara terbatas. Selain itu, jargon sering kali dianggap sebagai bahasa yang kurang sopan atau bahkan aneh. Jargon ini bersifat bahasa yang khusus karena tidak semua orang akan mengerti tentang jargon ini apalagi jargon mengenai bidang keilmuan.
Bagi kelompok yang tidak profesional maupun tidak berprofesi, penggunaan bahasanya dinilai penuh dengan istilah maupun kalimat yang tidak seperti bahasa umumnya sehingga sulit dipahami oleh orang kebanyakan. Namun bagi anggota kelompok profesional tersebut, penggunaan istilah itu sangat akrab dan mencapai makna yang sesungguhnya. Karena faktor kemudahan dan keakrabannya inilah, jargon dapat menggungkapkan teknis dan gaya yang menjadi ciri khas dalam kelompok tersebut.
Jargon ini antara lain berfungsi sebagai “Bahasa yang Mudah” dan “Merupakan Identifikasi Kelompok Tertentu” yang dapat diterangkan sebagai berikut:
Sebagai Bahasa yang Mudah
Bagi orang atau kelompok yang memahaminya, jargon merupakan bahasa untuk mempermudah penuturnya mengungkapkan keterangan yang panjang dan berbelit-belit. Ketika digunakan oleh anggota kelompok tertentu, jargon menjadi bahasa yang efisien dan efektif. Seperti yang dicontohkan di atas artis Indonesia yaitu Syahrini menggunakan jargon-jargon yang ia ciptakan sebagai bahasa yang mudah diingat oleh masyarakat terutama penggemarnya. Jadi, ketika ada orang yang mengatakan misalnya kata “sesuatu” secara tidak langsung orang tersebut akan mengingat sosok Syahrini.
Sebagai Identifikasi Kelompok Tertentu
Kemampuan untuk memahami dan menggunakan jargon dalam sebuah kelompok tertentu merupakan label identifikasi. Kemampuan seseorang menggunakan jargon akan berpengaruh terhadap kredibilitasnya dalam kelompok tersebut. Kemampuan menggunakan jargon menunjukkan bahwa penutur tersebut layak berada dalam kelompok tersebut sehingga dapat diterima karena kemampuan memahami idea dasarnya.
Di samping itu penggunaan jargon dapat meningkatkan popularitas bagi penggunanya apalagi jargon itu dikaitkan dengan profesi tertentu yang dinikmati oleh masyarakat misalnya Syahrini yang memiliki jargon-jargon yang ia ciptakan sehingga menjadikan ia memiliki ciri khas dibanding artis lainnya.
Jargon merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu maupun sebagai ciri khas terhadap seseorang misalnya artis yaitu Syahrini. Jargon memang terlihat bahasa yang aneh karena penggunaannya kadang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi si penutur, tetapi dengan adanya jargon akan menimbulkan kekhasan atau ciri khusus pada kelompok atau orang yang memakai jargon tersebut.
Dengan adanya jargon maka kita akan mudah mengingat seseorang atau sekelompok orang ketika jargon itu ada yang mengucapkan. Tetapi, dalam sebuah tulisan umum hendaklah jargon itu dihindari karena tidak semua orang mampu dengan mudah mengenali jargon yang terdapat dalam tulisan umum tersebut.