Minangkabau dalam Menyikapi Remaja yang Kecanduan Gawai

Mahfuzhhamdi
Minangkabau dalam Menyikapi Remaja yang Kecanduan Gawai
Ilustrasi bermain gadget. (pixabay/StockSnap)

Remaja adalah masa tahapan persiapan menuju masa dewasa yang akan melewati beberapa tahapan perkembangan penting dalam hidup. Pada masa ini, remaja mengalami kematangan fisik dan seksual, meningkatkan kemandirian sosial ekonomi, menentukan identitas, dan mengasah soft skill (kemampuan) untuk kehidupan dewasa dan bermasyarakat.

Di minangkabau, baik laki-laki maupun perempuan memiliki tugas utama dalam bermasyarakat. Dari usia remaja ini, laki-laki dididik harus bisa berlaku bijak dalam bertindak. Karena ketika sudah dewasa, laki-laki Minang akan menjadi Ninik Mamak yang menjaga adat dan budaya, menjadi bapak dari anak-anaknya, dan menjadi urang sumando bagi keluarga isterinya. Begitu juga dengan perempuan Minang.

Perempuan merupakan titik tumpuan dalam menjaga keseimbangan adat istiadat Minang. Ketika beranjak remaja hingga dewasa, perempuan Minang harus bisa menjaga diri san sikap agar dapat menjadi seorang Bundo Kanduang atau suri tauladan bagi anak-anaknya.

Di samping itu, di era remaja milenial ini seluruh remaja baik di seluruh penjuru nusantara maupun khusus di Minang sudah tidak asing lagi dengan alat komunikasi canggih yang dinamakan dengan gadget atau gawai. Para remaja menggunakan gawai ini, selain sebagai alat berkomunikasi juga sebagai sarana mencari dan menggali informasi-informasi dari beberapa web yang sudah tersambung dengan jaringan internet.

Dari berbagai fungsi dan manfaatnya, gawai tentu sangat membantu para remaja dalam memudahkan aktivitas mereka dalam berkomunikasi ataupun sekedar melepas penat dengan bermain game online maupun offline.

Namun, tidak sedikit juga remaja yang menyalahgunakan fungsi-fungsi canggih yang ada pada gawai ini. Seperti bermain game online terlalu sering atau dalam kata lain kecanduan, atau keasyikan bermedia sosial yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya interaksi sosial para remaja dengan lingkungan sekitar.

Terkait pengaruh gawai ini, remaja Minang juga terpengaruh dengan dampak „kecanduan dan menyalahgunakan fungsi pada gawai. Baik itu dalam bermedia sosial, game online, dan bahkan tidak sedikit juga dari mereka yang mengakses video-video yang tidak layak untuk ditonton.

Penggunaan gawai bagi remaja minang memberikan dampak positif juga negatif dalam status mereka sebagai pelajar. Dampak positifnya yaitu para remaja minang dapat mengetahui lebih banyak informasi dunia mengenai ilmu pengetahuan dengan jangkauan internet yang terhubung ke gawai, atau juga mereka dapat menyalurkan kreativitas mereka untuk disalurkan ke dunia yang lebih luas melalui media sosial ataupun blogspot.

Banyak remaja minang yang sukses dengan bantuan gawai ini dengan berbagai macam kepandaian. Ada yang sukses mengembangkan bisnis kecil-kecilan dengan berjualan online, ada yang sukses mengembangkan bakat menggambar dan sketsa dengan bantuan aplikasi webtoon, ada juga yang sukses di dunia sastra dengan bantuan aplikasi watpadd dengan jutaan pembacanya.

Dalam hal ini masyarakat minang sangat mendukung para remaja untuk lebih mengembangkan dan menyalurkan bakat yang mereka punya dengan bantuan gawai ini. Dukungan dari masyarakat ditunjukkan dengan disediakannya beberapa tempat yang memfasilitasi bebas akses internet bagi remaja minang.

Dengan harapan dapat membentuk generasi muda yang bermanfaat bagi adat, negara, dan bangsa. Namun adanya beberapa tempat akses internet secara gratis ini dianggap sebagian masyarakat sebagai upaya mengurangi interaksi sosial antarpedangang karena secara tidak langsung lebih mendukung adanya online shop daripada meningkatkan kualitas pasar.

Dilihat dari sisi dampak negatif gawai bagi remaja khususnya di minang yaitu, para remaja sangat kecanduan dengan hiburan yang ada pada gawai, dan tidak dapat membagi waktu untuk hal-hal yang lebih bermanfaat bagi mereka. Banyak remaja minang yang memilih untuk cabut pada jam sekolah demi bisa berkutat dengan gawai mereka dan asik bermain game hingga meninggalkan pelajaran mereka di kelas.

Tindakan ini tidak dilakukan remaja secara mandiri, namun berkelompok dengan mengajak teman-teman sekolahnya untuk meninggalkan pelajaran di kelas. Mereka terbawa obsesi pada dunia maya pergame-an dan buta terhadap kebutuhan mereka sebagai pelajar.

Untuk mengatasi hal ini, masyarakat minang khususnya di Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam bekerja sama dengan Kepolisian Sektor (PolSek) setempat untuk merazia para remaja yang berkeliaran meninggalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Setelah diamankan, para pelajar mengaku bahwa alasan mereka meninggalkan KBM adalah demi bisa memenuhi obsesi mereka dengan permainan online ini.

Mereka yang diamankan rata-rata merupakan pelajar tingkat SMP kelas 8 dan SMA kelas 11. Tindakan yang diambil oleh PolSek adalah menyita gawai para pelajar tersebut, dan baru bisa diambil kembali ketika mereka telah selesai mengikuti ujian akhir semester, dengan membawa bukti pencapaian nilai (rafor) mereka.

Tindakan tegas ini tentu bertujuan agar mereka dapat mengintrospeksi diri dan kembali menjaga adab-adab sebagai remaja atau pelajar dan tetap mengamalkan ajaran adat. Namun, sebagian masyarakat pun menganggap tindakan ini sebagai sesuatu yang berlebih-lebihan untuk menyelesaikan masalah gawai ini. Karena mereka menganggap pihak yang melakukan tindakan bukan memberikan solusi, tetapi hanya menambah beban pada remaja yang ditindaklanjuti.

Munculnya tanggapan-tanggapan pada pihak yang mendukung remaja terhadap penggunaan gawai, dan tanggapan kepada pihak yang menindaklanjuti remaja yang kecanduan gawai ini secara garis besar disebabkan karena kurangnya pemahaman mereka mengenai pengaruh besar yang disebabkan oleh gawai ini, baik positif dan negatif.

Dalam arti lain, kurangnya interaksi sosial untuk mendapatkan informasi atau sosialisasi mengenai harapan dan tujuan dari upaya mendukung dan mengontrol gawai ini dari pihak-pihak yang mengambil tindakan serius terhadap dampak gawai tersebut.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak