Inggris Raya terancam kehilangan satu medali perak dari Olimpiade Tokyo 2020, setelah sprinter Chijindu Ujah, yang turun di nomor estafet 4x100m putra diskors sementara karena dinyatakan positif doping.
Menyadur Reuters, Kabar Chijindu Ujah positif doping tersebut diungkap oleh Unit Integritas Atletik (AIU).
Chijindu Ujah meraih medali perak di Olimpiade Tokyo 2020 bersama dengan Zharnel Hughes, Richard Kilty, dan Nethaneel Mitchell-Blake.
AIU dalam pernyataannya mengatakan bahwa sampel Chijindu Ujah di pesta olahraga empat tahunan tersebut menunjukkan adanya zat terlarang jenis ostarine dan S-23.
Zat sebagaimana dipakai Chijindu Ujah itu diklasifikasikan sebagai bagian dari kalas obat baru yang disebut modulator reseptor androgen selektif (Sarm), dengan efek yang mirip dengan steroid anabolik.
Namun Chijindu Ujah masih memiliki kesempatan untuk uji sampel B. Apabila terbukti, maka secara otomatis Inggris Raya bakal kehilangan satu medali perak yang diperoleh dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Dengan begitu, Kanada yang sebelumnya berada di posisi ketiga akan naik peringkat. Pun demikian dengan China yang berpotensi mendapatkan tambahan perunggu akibat kejadian ini.
Selain Chijindu Ujah, terdapat tiga atlet lainnya yang juga masuk dalam daftar doping, yakni pelari asal Bahrain kelahiran Maroko, Sadik Mikhou, atlet tolak peluru asal Georgia, Benik Abramyan, dan sprinter Kenya, Mark Otieno Odhiambo.
"AIU sekarang tinggal menunggu kesimpulan dari proses ITA terhadap para atlet di atas, yang akan menentukan apakah pelanggaran aturan anti-doping telah dilakukan dan konsekuensi apa (jika ada) yang harus dikenakan sehubungan dengan Olimpiade," ungkap AIU lengkap.
Sumber:
Olympic silver medallist Ujah suspended after doping test. Reuters. Diakses pada 13 Agustus 2021 melalui - Reuters.