Baru-baru ini media sosial Twitter dihebohkan dengan cerita horor yang menimpa sekelompok mahasiswa film. Para mahasiswa ini mengamalami kejadian horor usai selesai syuting di rumah tua.
Pengguna Twitter KocanDaddyRico membagikan thread tentang kronologi kejadian horor yang menimpa mahasiswa film tersebut. Seperti rutinitas mahasiswa film selalu mendapatkan tugas membuat film.
Sekelompok mahasiswa film itu sudah dikejar deadline tugas yang harus segera dikumpulkan. Sutradara menginginkan mengambil beberapa adegan ulang agar hasil filmnya puas.
Produser menyetujui permintaan dari sutradara sebab dia menganggapnya hal yang sepele. Ternyata sutradara banyak mau karena menginginkan rumah jadul.
Produser memberikan banyak opsi rumah teman atau saudaranya yang bisa dipakai untuk syuting tanpa membayar. Namun, sutradara menolak semua opsi rumah dari produser.
Akhirnya produser menyerahkan sutradara sendiri yang mencari rumah sesuai keinginannya. Sutradara pun berhasil menemukan rumah tua yang diinginkannya untuk syuting.
Produser menyetujui tetapi mengajak sutradara untuk survei rumah tersebut terlebih dulu. Sutradara menolak sebab sudah merasa cocok dengan rumah yang dipilihnya.
Rumah tua yang mahasiswa film ini sewa untuk syuting lokasinya di dekat Sukabumi. Mereka berangkat ke sana naik mobil dari Jakarta dengan menempuh perjalanan selama 5-6 jam.
Mereka berangkat dari Jakarta Subuh tiba di rumah itu sekitar jam 9 atau 10 pagi. Mereka tidak curiga atau merasakan hal aneh sama sekali ketika sampai di rumah tersebut.
Halaman rumah ini dikelilingi oleh pepohonan seperti pisang. Listrik, air, dan internet di rumah tersebut bisa digunakan.
Keanehan pertama saat mereka tiba, orang yang memberikan kunci rumah itu tidak masuk ke dalam. Ia hanya berdiri di depan pintu saja.
Mereka awalnya tidak menaruh curiga sebab berpikir orang tersebut menghargai. Ketika produser akan memberikan dp sewa rumah, ia meminta agar dibayar pas syuting selesai.
Mereka dengan orang ini hanya melakukan serah terima kunci. Ketika masuk ke dalam produser baru paham jika sutradaranya mencari rumah dengan lantai kayu seperti rumah tua tersebut.
Mereka bergegas menentukan ruangan untuk syuting, ruang make up talent, dan ruang transfer data. Mereka kemudian memutuskan untuk syutung di ruang tengah.
Kameramen dan art menyiapkan ruang tengah untuk syuting. Jam 1 siang semuanya telah siap, syuting pun dimulai.
Hingga siang hari mereka hanya menggunakan lantai satu saja. Belum ada satu orang dari mereka yang naik ke lantai dua.
Kejadian aneh kedua, ketika mereka memesan makanan online tidak ada satu driver yang menerima. Produser dan editor memutuskan naik mobil pergi keluar untuk mencari makan.
Tiba di warung makan mereka memesan nasi bungkus dan mengobrol dengan penjual. Mereka memperkenalkan diri sekaligus bercerita apabila sedang syuting di rumah tua tadi.
Raut wajah penjual nasi awalnya ceria berubah muram. Penjual nasi memberikan pesan supaya mahasiswa film itu hati-hati di rumah tua lokasi syutingnya.
Produser dan editor sepanjang perjalanan berdiskusi mengenai ucapan penjual nasi tadi. Ketika keduanya sampai di rumah disambut sutradara yang senang karena menemukan lukisan besar setinggi dua meter.
Berawal dari Sini
Lukisannya adalah gambar cewek rambut panjang sedang duduk di lantai menghadap belakang tanpa kelihatan wajah. Sutradara menginginkan lukisan tersebut masuk ke dalam adegan di film mereka.
Produser awalnya menolak karena takut lukisannya rusak sehingga harus mengganti. Sutradara yang ngotot membuat produser mengalah.
Lukisan tersebut dibawa ke lantai satu tanpa ada kerusakan. Mereka meminta izin kepada penyewa rumah melalui chat.
Penyewa rumah mengizinkan tetapi berpesan agar mereka hati-hati dan jika terjadi sesuatu segera menghubungi. Editor tiba-tiba keceplosan ucapan penjual nasi membuat talent mereka yang memang penakut jadi parno.
Talent merengek sampai menangis meminta segera pulang. Sutradara yang tadinya menyakinkan tidak ada apa-apa menjadi berubah pikiran usai membaca pesan dari penyewa rumah.
Produser mengambil jalan tengah dengan meminta syuting diselesaikan hari itu juga. Meskipun di awal mereka berniat untuk menginap di rumah tua tersebut.
Kejadian aneh kembali dirasakan oleh mereka sewaktu syuting adegan terakhir di kamar mandi yang ada lukisan besar tadi. Lampu tiba-tiba mati sendiri padahal baru saja diisi, adegan yang baru saja direkam hilang, hingga ada suara langkah kaki direkaman video.
Padahal mereka semua sedang berada di kamar mandi. Kelar syuting mereka semua buru-buru berkemas hingga membuat editor tidak sempat memindahkan data di sana.
Kejadian horor tidak sampai di situ saja namun berlanjut hingga mereka pulang ke Jakarta. Penjaga kos editor mengatakan bahwa dia dicari cewek cantik rambut panjang yang menunggu di depan kamarnya sedari tadi.
Editor sewaktu akan memindahkan data untuk diedit kaget ternayata file syuting di rumah tua eror tidak terbaca. Sutradara juga mengalami kejadian aneh, kakaknya marah karena dia menelepon dini hari yang suaranya adalah cekikikan cewek.
Dia mengecek riwayat panggilan benar dirinya menelepon sang kakak jam setengah 1 pagi. Sementara sound recordist mencium bau muntahan atau bangkai di dalam kamarnya.
Sound recordist sudah membersihkan kamarnya namun bau tersebut tidak hilang. Ibunya mengatakan jika ada perbaikan got di depan rumah.
Perkataan ibunya membuat dia tidak berpikir aneh-aneh lagi. Mama dari produser menegurnya karena mendengar suara cewek bernyanyi di kamarnya tengah malam. Namun, dia sendiri tidak mendengarnya.
Cewek tersebut sama persis dengan wanita yang ada di lukisan rumah tua. Kameramen bertemu dengan cewek di lukisan itu yang menjelma menjadi talent film mereka memang pacar dia.
Cewek tersebut sepanjang hari menonton film dengan kameramen di kos dia. Kameramen mengetahui jika cewek itu hantu sewaktu pacarnya mengirimkan chat bahwa ia sedang dalam perjalanan ke kos.
Mereka akhirnya bercerita bahwa mengalami kejadian horor usai syuting di rumah tua. Namun, mereka masih belum sadar bahwa cewek yang menghantui yakni wanita di lukisan.
Puncaknya teror horor dari cewek dalam lukisan di rumah tua dialami oleh produser. Dia mendengar cewek tersebut bernyanyi dan duduk di kasurnya dengan posisi sama seperti di lukisan.
Dia takut dan kaget langsung teriak sampai membangunkan seisi rumah. Dia lalu bercerita ke mamanya dan diberikan saran untuk menemui orang pintar.
Kata orang pintar cewek yang meneror mereka sengaja ikut karena merasa diundang untuk bermain. Cewek ini tidak akan berhenti menganggu sampai dia bosan.
Produser memutuskan untuk mengajak teman-temannya yang terlibat syuting kembali ke rumah tua lagi. Dia mengajak mereka untuk minta maaf dengan penghuni yang ada di sana.