Memeluk sebuah agama atau kepercayaan merupakan salah satu hak yang paling mendasar bagi manusia. Siapapun orangnya, dan apapun jabatannya, tak memiliki wewenang untuk melarang orang lain untuk memeluk sebuah agama.
Pun demikian dengan sang pemeluk. Di balik keyakinan yang dimilikinya, mereka rela untuk mempertaruhkan apapun yang dimiliki demi bisa mempertahankan kepercayaan yang diyakininya. Kisah itulah yang terjadi dalam kisah putri Raja Bali bernama Gusti Ayu Made Rai, anak kesayangan dari Raja Kerajaan Pamecutan, Denpasar Barat, Bali.
BACA JUGA: Pandangan Habib Bahar bin Smith ke Ustaz Adi Hidayat, Ada Apa?
Dalam kisah yang diceritakan oleh channel YouTube Al Fathan, Gusti Ayu Made Rai harus meregang nyawa karena dibunuh oleh sang ayah, lantaran masuk Islam. Sejatinya, apa yang terjadi dalam kisah Gusti Ayu Made Rai adalah sebuah kesalahpahaman besar, di mana sang putri yang masuk islam mengikuti agama sang suami, disangka tengah mengeluarkan mantra ilmu hitam oleh patih kerajaannya sendiri.
Suatu ketika, Gusti Ayu Made Rai yang juga bernama Siti Khotijah yang selama ini ikut sang suami yang menyembuhkan penyakitnya dahulu, kembali pulang ke kerajaannya. Sejatinya, kambalinya sang putri disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh penghuni kerajaan. Hingga pada akhirnya, sebuah kesalahpahaman menyebabkan kematian sang putri muallaf.
Gusti Ayu Made Rai yang menunaikan salat di istana yang merupakan tempat suci bagi umat Hindu, disangka oleh patih kerajaannya tengah melakukan pelafalan mantra-mantra ilmu hitam. Alhasil, tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu, sang patih pun melaporkan hal tersebut kepada ayah sang putri.
Mendapati laporan dari patihnya, sang raja pun marah besar, hingga memerintahkan sang putri untuk dibunuh. Memiliki firasat akan dibunuh, sang putri pun memberikan sebuah wasiat kepada mereka.
Isi wasiatnya adalah "Janganlah saya dibunuh dengan memakai senjata tajam, karena itu tidak akan membunuh saya," ucap sang putri.
"Pakailah susuk konde ini yang telah disatukan dengan daun sirih dan diikat benang Tridatu," sambungnya.
BACA JUGA: Muslimah Bercadar Istiqomah saat di Indonesia, Bagaimana saat di Jepang?
"Nanti, lemparlah cucuk konde ini ke arah dada saya sebelah kiri. Apabila saya sudah meninggal, badan saya akan keluar asap. Bila asap dari badan saya berbau busuk, silakan paman patih tanam mayat saya sembarangan. Tapi, jika asap dan badan saya berbau harum, tolong buatkan saya tempat suci yang berbadan keramat," tuturnya.
Dan singkat cerita, dari jasad sang putri keluar asap yang berbau harum, sehingga pada akhirnya pihak kerajaan membangun sebuah pemakaman yang hingga saat ini sangat dihormati oleh umat Islam dan umat Hindu.
Itulah sedikit kisah Gusti Ayu Made Rai, seorang putri raja yang harus meninggal karena menjadi muallaf dan disebabkan sebuah kesalahpahaman akan ibadah yang ditunaikannya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS