Dampak Karhutla di Indonesia, Singapura Was-Was dan Malaysia Layangkan Protes

Hikmawan Firdaus | Irfan Hadiansyah
Dampak Karhutla di Indonesia, Singapura Was-Was dan Malaysia Layangkan Protes
Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis (21/9/2023). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa]

Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura (NEA) sedang memantau arah pergerakan angin yang berasal dari Indonesia. Hal tersebut dilakukan karena NEA menganggap adanya ancaman kabut asap akibat kebakaran yang terjadi di Indonesia.

Singapura khawatir dampak dari kabut asap dapat mengakibatkan kualitas udara di Singapura bisa memasuki level tidak sehat pada akhir pekan ini jika kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum menunjukkan arah positif.

"Kami mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah titik panas di Sumatera dengan jumlah 212 titik api terdeteksi pada Jumat kemarin dibandingkan pada hari Kamis dan Rabu kemarin." Kata NEA dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (7/10/2023).

"Terdapat kepulan asap dan kabut terlintas di citra satelit di wilayah selatan dan tengah Sumatera. Sementara pergeseran arah angin sore ini terjadi dari tenggara ke selatan, yang mengakibatkan mengarahnya sebagian kabut asap ke wilayah Singapura yang menyebabkan kualitas udara memburuk," tambahan pernyataan dari NEA.

Pihak Singapura melalui NEA mengatakan jika kabut asap dari Indonesia masuk ke wilayah Singapura maka kualitas udara masuk kedalam kondisi tidak sehat. Adanya kabut asap tersebut juga turut mempengaruhi Indeks Standar Polutan (PSI).

"Kami akan mengeluarkan peringatan kabut harian mulai sore hari ini," Kata NEA.

Malaysia Ikut Protes

Sementara itu, Malaysia mengaku telah secara resmi mengirimkan surat protes adanya kabut asap akibat karhutla dari Indonesia. Malaysia turut menyoroti kabut asap tersebut dikarenakan sejumlah wilayahnya tertutup oleh kabut asap akibat karhutla dari Indonesia.

Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad, mengatakan, surat resmi dari Malaysia telah dikirim ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya.

"Kami sudah mengirimkan surat kepada Menteri LHK Indonesia soal masalah kabut asap lintas batas ini," kata Nik Azmi dikutip dari New Straits Times.

Per kemarin sore, terdapat beberapa wilayah yang ada di Malaysia yang terdampak kabut asap tersebut sehingga menyebabkan kondisi udara menjadi tidak sehat, wilayah tersebut adalah Sri Aman dan Serian di Sarawak.

Disisi lain, Menteri LHK Indonesia, Siti Nurbaya, membantah pernyataan Malaysia tersebut. Siti Nurbaya menegaskan tidak ada kabut asap lintas batas dari Indonesia ke Malaysia.

"Sampai sekarang tidak ada transboundary haze (kabut asap lintas batas). Tidak ada. Saya tidak tahu dasar apa yang dipakai Malaysia untuk memberikan pernyataan-pernyataan tersebut," tegas Siti Nurbaya.

“Kita bekerja bukan atas permintaan Malaysia. Kita bekerja sesuai dengan standar kerja Indonesia dan sesuai arahan Bapak Presiden untuk bisa mencegah dan memadamkan api,” tambahnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak