Stunting merupakan kondisi ketika balita pendek atau tinggi tubuhnya kurang dari balita seusia seharusnya. Stunting masih menjadi fokus pemerintah dengan berbagai program yang telah dicanangkan.
Dalam rangka menurunkan dan menekan angka stunting yang ada di Wonogiri, Aqsa Aufa Syauqi Sadana mahasiswa kedokteran Universitas Diponegoro sukses gelar program "Bulurejo Sehat, Cegah Stunting" di Desa Bulurejo, Nguntoronadi, Wonogiri.
Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka skrining balita yang dilakukan sejak awal bulan Juli (11/7/2024) sampai dengan bulan Agustus (14/8/2024).
Program tersebut dilakukan dengan melakukan tahapan skrining pada balita di daerah Bulurejo, mencakup seluruh dusun-dusun yang ada, sehingga didapatkan data kejadian stunting di daerah Bulurejo.
Skrining dilakukan oleh Aqsa dengan mengukur tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala dari balita yang ada di Bulurejo, dan data skrining yang diperoleh akan dilakukan analisis untuk mengetahui apakah balita termasuk stunting atau tidak.
Dengan demikian, dari hasil skrining yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, didapatkan sebaran stunting dan seberapa besar angka stunting di Desa Bulurejo, Wonogiri.
Desa Bulurejo, Wonogiri, merupakan salah satu wilayah pedesaan yang menghadapi tantangan serius terkait masalah gizi dan stunting pada anak-anak.
Terletak di lereng pegunungan, mayoritas penduduk Desa Bulurejo menggantungkan hidup dari sektor pertanian dengan akses terbatas terhadap sumber daya dan layanan kesehatan.
Desa Bulurejo merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Wonogiri yang memiliki program “Wonogiri Zero Stunting 2024”.
Menurut data terbaru, prevalensi stunting di Wonogiri naik mencapai 11,04 persen pada Januari 2024. Hal tersebut, menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk intervensi yang terfokus dan berkelanjutan.
Permasalahan stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak langsung pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka di masa depan.
Dampak jangka panjang dari stunting ini dapat berlanjut hingga usia dewasa, menghambat potensi sumber daya manusia yang merupakan modal utama bagi pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang komprehensif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang, skrining dini, serta pencegahan stunting guna menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif.
Wonogiri Zero Stunting 2024
Selain skrining, program tersebut juga melakukan penyuluhan edukasi terhadap ibu-ibu maupun kader kesehatan di desa Bulurejo sebanyak 2 kali. Hal ini diharapkan adanya pengetahuan pada lingkungan keluarga dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai stunting.
Program ini, ditutup dengan Penyuluihan kepada kader kesehatan dan PKK Bulurejo mengenai pencegahan stunting dan strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah desa.
Kegiatan dilaksanakan pada 14 Agustus 2024 di Balai Desa Bulurejo yang dihadiri dan dibuka oleh Kepala Desa Bulurejo beserta Bapak Yudhy Darmawan, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen FKM Universitas Diponegoro.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan insgiht baru dan dapat diimplementasikan melalui kader-kader kesehatan desa yang dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas" tutur Aqsa.
Dalam konteks ini, program "Upaya Skrining dan Edukasi Pencegahan Stunting bagi Masyarakat Desa Bulurejo, Wonogiri" diinisiasi dengan harapan dapat memberikan solusi konkret dalam menanggulangi masalah stunting di tingkat lokal.
Melalui pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat serta kolaborasi antara berbagai pihak terkait, diharapkan program ini dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam kesehatan anak-anak Desa Bulurejo serta memperkuat kapasitas keluarga dalam menjaga gizi anak-anak mereka.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS