Sebelum UI, NU Sudah Duluan Undang Dosen Pro-Israel: Jadi Netanyahu United!

M. Reza Sulaiman
Sebelum UI, NU Sudah Duluan Undang Dosen Pro-Israel: Jadi Netanyahu United!
Peter Berkowitz jadi pembicara di seminar UI dan NU. (Dok. Tangkap Layar/IST)

Lagi-lagi, Universitas Indonesia (UI) jadi sorotan tajam. Kali ini bukan soal biaya kuliah, tapi soal bintang tamu yang mereka undang untuk acara mahasiswa baru. Kampus kuning ini nekat mengundang Peter Berkowitz, seorang akademisi yang rekam jejaknya pro-Israel garis keras, sebagai pembicara.

Keputusan ini auto bikin geger dan menuai kecaman dari mana-mana. Gimana nggak? Di saat solidaritas untuk Palestina lagi kencang-kencangnya, UI malah ngasih panggung buat orang yang terang-terangan mendukung agresi Israel dan pernah jadi pejabat di era Donald Trump yang super pro-Israel.

Tapi ternyata, ceritanya nggak berhenti di situ. Plot twist-nya adalah, UI bukan satu-satunya institusi besar yang "kecolongan". Terungkap bahwa organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), ternyata sudah lebih dulu mengundang Peter Berkowitz, seminggu sebelum ia nongol di UI.

Kok Bisa NU Ikut Terseret?

Kabar ini pertama kali meledak lewat sebuah cuitan di media sosial X. Akun @kastratofe membongkar fakta bahwa Peter Berkowitz sendiri yang mengaku telah diundang oleh NU untuk sebuah seminar.

“Peter Berkowitz, bek Zionis dan Israel yang berbicara pada hari orientasi UI, mengungkapkan bahwa ia diundang oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk sebuah seminar tentang "pemikiran politik barat" satu minggu sebelum ia berbicara di UI,” tulis akun tersebut, Senin (25/8/2025).

Fakta ini langsung bikin hebohnya berkali-kali lipat. Kalau UI yang notabene institusi sekuler saja dikecam habis-habisan, apalagi NU yang merupakan organisasi keagamaan dengan basis massa Islam terbesar?

Ini dianggap sebuah kontradiksi yang sangat aneh dan langsung menyeret nama Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang pada 2018 lalu juga pernah dikecam karena kunjungannya ke Israel.

Berkowitz Sendiri yang 'Bocorin' di Artikelnya

Seolah menambah panas situasi, Berkowitz sendiri menulis sebuah artikel berjudul “Teaching Western Political Thought in Indonesia”. Di situ, ia dengan santai menceritakan pengalamannya memberikan seminar di depan sekitar 25 anggota NU, termasuk para profesor, jurnalis, dan pimpinan pesantren.

“Seminar saya memberikan gambaran umum tentang pemikiran politik Barat dan memperkenalkan beberapa karya besar tradisi tersebut, ide-ide pokoknya, dan ketegangan yang tetap ada,” tulis Peter Berkowitz.

Materinya memang terdengar sangat akademis, membahas pemikiran John Locke hingga sistem demokrasi Amerika. Tapi bagi netizen, judul seminar "Pemikiran Politik Barat" ini dicurigai hanya kedok untuk agenda lain yang lebih besar.

Netizen Nggak Tinggal Diam, Sindirannya Nyelekit Banget

Begitu kabar ini menyebar, kolom komentar di media sosial langsung berubah jadi medan perang digital. Banyak yang nggak habis pikir dengan langkah yang diambil oleh NU.

"NU kudu diwaspadai sih, dengan mengundang zionist dan membubar-bubarkan pengajian lain, kelakuan yg agak mencurigakan," tulis akun @bakm***.

Ada juga yang melontarkan sindiran super pedas. "NU sekarang jadi Netanyahu United," sahut akun @baby***.

Kecurigaan adanya agenda tersembunyi juga disuarakan. "Zionist masuk UI & NU lewat seminar ‘Western political thought’. Akademik? Apakah bener2 soal akademik, atau ada agenda lain di balik ‘Western political thought’ ini?" komentar akun @alph***.

Kontroversi ini menjadi pengingat keras tentang betapa sensitifnya isu Palestina bagi masyarakat Indonesia. Langkah UI dan NU ini, entah disengaja atau tidak, telah membuka luka lama dan memicu pertanyaan besar tentang konsistensi sikap para elite di negeri ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?