PD IPARI Karanganyar Gelar Aksi Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama Berbasis Ekoteologi

Sekar Anindyah Lamase
PD IPARI Karanganyar Gelar Aksi Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama Berbasis Ekoteologi
PD IPARI Karanganyar Gelar Aksi Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama Berbasis Ekoteologi (Dok. Istimewa)

Karanganyar — Dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-80, Pimpinan Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Karanganyar menggelar kegiatan bersih-bersih rumah ibadah lintas agama dengan mengusung tema “Bersih Rumah Ibadah, Bersih Hati Indonesia.”

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Penyuluh Agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha yang ada di Kabupaten Karanganyar.

Aksi bersih-bersih dilaksanakan di tiga rumah ibadah, yaitu Gereja Paroki Santo Pius X Cangakan, Masjid  Baitussalam Karanganyar dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI) Cendanawangi Bejen.

Para Penyuluh Agama secara gotong royong membersihkan area dalam dan luar rumah ibadah, halaman, serta lingkungan sekitar sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan, kenyamanan dan keharmonisan umat beragama.

Kegiatan bersih-bersih rumah ibadah juga merupakan pelaksanaan program ekoteologi Kementerian Agama seperti pemilahan sampah di lingkungan rumah ibadah, baik sampah organik maupun anorganik.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab moral dan spiritual umat beragama.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar Dr. H. Hidayat maskur, S.Ag., M.S.I. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Ia menegaskan bahwa tema “Bersih Rumah Ibadah, Bersih Hati Indonesia” mengandung makna mendalam, yakni ajakan untuk menjaga kebersihan fisik rumah ibadah sekaligus membersihkan hati dari prasangka, intoleransi, dan perpecahan.

“Momentum Nataru dan HAB Kementerian Agama ke-80 ini menjadi sarana untuk meneguhkan kembali komitmen kita dalam merawat kerukunan umat beragama. Membersihkan rumah ibadah lintas agama adalah simbol bahwa Kementerian Agama hadir untuk semua dan mengajak umat beragama membangun Indonesia yang rukun dan damai,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Kasi Bimas) Islam H. Ruslan, S.H., M.H. menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam yang menekankan pentingnya kebersihan, kepedulian sosial, dan ukhuwah kemanusiaan. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat dalam memperkuat toleransi dan moderasi beragama.

“Menjaga kebersihan rumah ibadah adalah bagian dari iman. Ketika dilakukan secara lintas agama, kegiatan ini sekaligus mengajarkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi kita untuk bekerja sama demi kebaikan bersama,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Penyelenggara Kristen Ayub Rulian Winarno, S.PAK. yang menegaskan bahwa aksi bersih-bersih rumah ibadah ini mencerminkan semangat kasih, pelayanan, dan persaudaraan antarumat beragama. Ia menilai kegiatan ini sangat relevan dalam menyambut perayaan Natal serta membangun suasana damai dan harmonis di tengah masyarakat.

Penyelenggara Katholik Agustinus Triwiyarso, S.E., M.Si. menambahkan, “Kegiatan ini adalah bentuk nyata dari kasih dan pelayanan. Melalui kerja bersama lintas iman, kita menunjukkan bahwa rumah ibadah bukan hanya tempat berdoa, tetapi juga simbol persatuan, kedamaian, dan tanggung jawab bersama,” tuturnya.

Melalui kegiatan bersih-bersih rumah ibadah lintas agama ini, PD IPARI Kabupaten Karanganyar berharap dapat terus memperkuat peran Penyuluh Agama sebagai agen moderasi beragama, mempererat persaudaraan lintas iman, serta menghadirkan wajah Kementerian Agama yang humanis, inklusif, dan peduli terhadap lingkungan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak