suara hijau

Masyarakat Sukamade: Penjaga Konservasi Penyu di Pantai Selatan Banyuwangi

M. Reza Sulaiman | Ferika Sandra
Masyarakat Sukamade: Penjaga Konservasi Penyu di Pantai Selatan Banyuwangi
Konservasi Penyu Masyarakat Sukamade di Pantai Selatan Banyuwangi. (Foto. Tangkapan Layar Kanal YouTube Arsal Bahtiar)

Di era kemajuan zaman seperti saat ini, tidak semua manusia nyaman di dalam keramaian dan hiruk pikuk kota. Hal inilah yang dipilih oleh Masyarakat Sukamade di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Meskipun ada peluang untuk pindah ke wilayah yang dekat dengan pusat kecamatan, mereka memilih menepi.

Hidup sederhana, menikmati hasil alam yang diberikan, meskipun dengan segala keterbatasan. Berada di Kawasan Taman Nasional Meru Betiri, masyarakat di sana dikenal dengan semangatnya untuk melakukan konservasi.

Terutama dalam menjaga ekosistem penyu yang ada di Pantai Sukamade. Mereka bergantung pada alam yang menyediakan segalanya, namun juga sekaligus merawatnya tanpa merusak karunia Tuhan. Apalagi dengan keberadaannya yang jauh dari pusat kota, hal ini membuat masyarakat Sukamade bisa menjaga paradigma untuk selalu berdampingan dengan alam kepada keturunan mereka.

Sebab, akses untuk keluar dari Dusun Sukamade di Desa Sarongan menuju ke Pusat Kecamatan Pesanggaran tidaklah mudah.

Keterbatasan Akses sebagai Alasan Pemanfaatan Alam

Pemanfaatan alam bagi Masyarakat Sukamade tetap dibenarkan; yang salah adalah jika pemanfaatannya tidak terbatas dan cenderung merusak alam. Sebab, jika itu dilakukan, maka alam pun akan membalas dengan caranya sendiri. Pemanfaatan yang diyakini dalam paradigma masyarakat Sukamade adalah menggunakan alam secukupnya dan tidak berlebihan.

Mereka memanfaatkan lahan untuk menanam berbagai kebutuhan, bahkan tidak sedikit warga yang memiliki kebun durian yang digunakan sebagai penopang kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Sementara dari sisi konservasi, masyarakat tetap menjaga kondisi alam yang ada di sekitar. Di sekitar pesisir pantai selatan, mereka menginisiasi penangkaran penyu untuk menjaga populasi dan keseimbangan alam.

Jika dahulu penangkaran penyu ini dibuat sebagai salah satu langkah untuk menjaga ekosistem, saat ini langkah itu mulai membuahkan hasil dengan memaksimalkan potensi kunjungan wisata yang khusus datang untuk belajar mengenai penangkaran penyu dari Masyarakat Sukamade.

Konservasi Penyu sebagai Andalan Wisatawan

Banyak destinasi wisata yang ditawarkan di Banyuwangi, namun Masyarakat Sukamade memilih jalur konservasi. Penangkaran Penyu yang ada di sana kabarnya menjadi alasan setiap wisatawan yang datang. Tentunya, untuk menggarap wisata itu, peran aktif warganya untuk turut terlibat cukup besar.

Tidak hanya sebagai pengelola di area konservasi penyu, warga juga mengakomodasi kebutuhan lain bagi wisatawan yang datang, mulai dari akomodasi, makanan, hingga buah tangan.

Jika Anda menyempatkan diri datang ke sini, Anda bisa menikmati bagaimana cara Masyarakat Sukamade merawat alam hingga hidup berdampingan.

Saat datang, Anda bisa melihat penyu-penyu yang bertelur. Lalu, pengunjung juga bisa melepaskan tukik (anak penyu) ke lautan. Beberapa wisatawan yang datang ada yang sengaja memilih paket petualangan (adventure), yang tentunya akan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat yang ada di sana.

Terakhir, beragam cara yang dilakukan oleh Masyarakat Sukamade dengan hidup berdampingan dengan alam ternyata bisa selalu beriringan. Tidak hanya mengenai manusia saja, alam pun jika diberikan ruang untuk tetap terjaga akan memberikan beragam kenyamanan, meskipun jauh dari keramaian.

Belajar dari Masyarakat Sukamade, semoga bisa menjadi cara kita bersama untuk menjaga lingkungan sekitar. Bukan tentang keserakahan, sebab alam sebesar apa pun tidak akan cukup untuk mencukupi satu orang yang serakah. Namun, alam yang tetap dijaga akan bisa mencukupi seluruh manusia yang ada di sekitarnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak