Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Sapi Menggunakan Bioaktivator Nabati

Hernawan | Ifa
Pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Sapi Menggunakan Bioaktivator Nabati
Pembuatan kompos mahasiswa bersama warga (Doc/ifanofitaa).

Universitas Slamet Riyadi Surakarta saat ini tengah mengadakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) yang diikuti para mahasiswa. Kegiatan KKN ini rutin dilakukan setiap tahun.

Salah satu mahasiswa yang mengikuti KKNT UNISRI 2021 ini adalah Ifa Nofita Dewi (20). Ifa tergabung dalam kelompok 42 KKN yang dibimbing langsung oleh dosen Andri Astuti Itasari, S.sos, M.I.Kom.

Menunaikan program pengabdian masyarakat, Ifa mengadakan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi, menggunakan bioaktivator nabati bersama. Pelatihan tersebut diikuti oleh kalangan ibu-ibu.

Pembuatan pupuk kompos tersebut dilaksanakan pada Rabu (18/8/2021), berlokasi di Desa Tompomulyo RT 03 RW 01, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Bukan tanpa alasan, kegiatan ini dilakukan agar ibu-ibu masyarakat setempat lebih produktif dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Selain itu, kegiatan ini dapat melatih ibu rumah tangga dalam membuat pupuk kompos sendiri. Sebab saat ini, ibu rumah tangga sangat gemar berkebun dan menanam tanaman hias.

Untuk itu, supaya tanaman mereka tumbuh subur, maka pelatihan ini dibuat. Apalagi pupuk kompos hemat dan efisien daripada menggunakan pupuk kimia.

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak lingkungan. Untuk itu, penggunaan pupuk kimia dapat digantikan dengan penggunaan pupuk kompos atau pupuk organik.

Banyak sekali masyarakat, khususnya petani yang mengabaikan hal ini. Mereka justru lebih senang menggunakan pupuk kimia karena hasilnya lebih cepat dibandingkan dengan pupuk organik.

Akan tetapi, para petani tidak memikirkan dampak dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan ini.

Dalam hal ini, mahasiswa KKN UNISRI 2021 memberikan pelatihan kepada ibu rumah tangga untuk belajar membuat pupuk kompos sendiri. Sebab, pembuatan cukup mudah, sehingga ibu rumah tangga tidak merasa kesulitan.

Tidak hanya itu, bahan-bahan untuk membuat pupuk kompos pun juga mudah dijumpai di sekitar tempat tinggal masyarakat setempat.

Selama pelatihan berlangsung, ibu-ibu masyarakat setempat merasa tidak merasa keberatan. Mereka justru memberikan respons yang positif terhadap kegiatan ini.

Digelar secara luring, kegiatan KKN ini berlangsung dengan lancar dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Kegiatan ini diharapkan nantinya berguna untuk ibu rumah tangga. Mereka diharapkan bisa menerapkan ilmunya untuk kehidupan sehari–hari. 

Penulis: Ifa Nofita Dewi

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak