Indahnya Keberagaman Beragama dalam Sebuah Ikatan Keluarga

Hayuning Ratri Hapsari | Alto Refa Chandra
Indahnya Keberagaman Beragama dalam Sebuah Ikatan Keluarga
Indahnya keberagaman beragama dalam keluarga. (Dok. Pribadi/Alto Refa Chandra)

Diversity versiku? Ya, sejujurnya aku memiliki sebuah cerita menarik tentang keberagaman beragama dalam sebuah ikatan keluarga.

Tentunya cerita ini berdasarkan pengalamanku pribadi, keluarga besar ibuku memang memiliki kepercayaan beragama yang berbeda-beda.

Terdapat empat agama berbeda dalam sebuah ikatan keluarga yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu. Meskipun terdapat perbedaan agama, seluruh anggota keluarga dapat menghargai pilihan satu sama lain.

Bahkan, terdapat satu hal yang sangat menarik perhatianku ketika membicarakan tentang keberagaman beragama yang ada di keluarga ibuku. Kakekku dapat menjalankan kehidupan rumah tangga dengan baik bersama nenekku, meskipun mereka berdua memiliki kepercayaan agama yang berbeda.

Kakekku beragama Islam dan nenekku beragama Katolik, meskipun berbeda namun mereka tetap bisa bertoleransi pada pilihan agama satu sama lain. Sejujurnya sampai kakekku meninggal, aku belum pernah menjumpai mereka bertengkar karena permasalahan perbedaan agama. 

Tentunya jiwa toleransi yang diajarkan mereka, membuat anak dan cucunya juga bisa bertoleransi pada agama yang dipercayai oleh orang lain. Sejujurnya aku merasa sangat bersyukur melihat keluarga besar ibuku bisa bersatu meskipun memiliki agama yang beragam.

Aku belum pernah sama sekali menjumpai tindakan diskriminasi yang dapat menyakiti hati, karena faktanya semua anggota keluarga memiliki ikatan kebersamaan dalam sebuah keberagaman. Sungguh aku merasa bahwa keberagaman menjadi sangat indah, jika semua orang memiliki jiwa dalam bertoleransi satu sama lain.

Aku pribadi pernah memiliki pengalaman secara langsung terkait jiwa toleransi yang dimiliki oleh nenekku. Kejadian ini terjadi pada bulan Ramadan, waktu itu aku sedang berkunjung ke rumah nenekku.

Nenekku memiliki kepedulian yang sangat tinggi pada ibadah yang aku jalankan, padahal aku dan nenekku memiliki agama yang berbeda.

Meskipun tidak menjalankan ibadah puasa, ternyata nenekku rela bangun jam 2 pagi hanya untuk menyiapkan menu sahur bagi diriku. Bahkan saat di sana, nenekku selalu menemani aku dalam menjalankan ibadah sahur dan berbuka. 

Sungguh rasanya bahagia ketika melihat nenekku memiliki kepedulian pada agama yang aku percayai. Nenekku sangat paham akan pentingnya bulan Ramadan bagi umat Islam, beliau tahu bahwa ini merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan.

Aku sendiri ketika berada di rumah nenekku, tidak pernah menjumpai sekalipun nenekku makan dan minum diwaktu puasa. Tentunya ini dilakukan agar aku tidak tergoda untuk membatalkan puasa, sehingga aku dapat menjalani kewajiban puasa dengan baik.

Kalian memerlukan bukti lain terkait toleransi keberagaman agama yang dimiliki oleh keluarga besar ibuku? Tentu aku akan menunjukkan buktinya kepada kalian semua.

Ketika merayakan hari besar agama masing-masing, pihak anggota keluarga yang tidak merayakan akan menyempatkan waktunya untuk memberikan pesan ucapan perayaan.

Bahkan, tidak hanya sekedar memberikan ucapan, ada kalanya mereka memutuskan ikut berkontribusi membantu kesuksesan perayaan. Tentu ini menjadi sebuah bukti bahwa seluruh anggota keluarga ibuku memiliki rasa toleransi yang tinggi pada keberagaman beragama.

Aku sendiri memiliki harapan yang sangat tinggi agar keluarga besar ibuku, dapat terus menjaga rasa toleransi. Aku tidak ingin terjadi sebuah kasus perpecahan dalam berkeluarga, apalagi jika penyebab utamanya adalah perbedaan agama. Aku tentu akan merasa sangat sedih dan kecewa jika hal ini benar-benar terjadi.

Jujur adanya kehidupan berdampingan dalam beragama tanpa sedikitpun memiliki rasa kebencian pada agama yang dianut oleh anggota keluarga yang lain, membuatku menjadi sangat bahagia.

Kalau ditanya terkait cara aku bisa bertoleransi pada diversity (perbedaan), sejujurnya ini berkat didikan dari ibuku. Sejak aku masih kecil, ibuku selalu memberikan pemahaman dan pengetahuan pada diriku bahwa keberagaman merupakan satu hal yang baik dan perlu untuk tetap dijaga.

Aku diminta untuk tidak pernah memandang rendah pilihan orang lain, meskipun pilihan mereka berbeda dengan pilihanku. Aku selalu diminta untuk menghormati dan menghargai perbedaan baik agama, suku, bahasa, ras dan budaya yang dipercaya oleh orang lain.

Meskipun awalnya merasa kesulitan, tetapi setelah berjalannya waktu aku bisa menjadi sosok yang bertoleransi, bagiku kuncinya hanya satu yaitu membiasakan diri.

Sekarang aku tidak pernah mempermasalahkan akan sebuah perbedaan, karena menurutku semua orang memiliki kebebasan dalam memilih. Bahkan, aku merasa sangat sedih jika masih ada di antara kita yang tidak bisa menghormati dan menghargai perbedaan.

Aku sendiri sangat menghormati dan menghargai keberagaman beragama yang ada di keluarga besar ibuku. Aku memiliki persepsi bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga, aku bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup karena memiliki keluarga.

Jadi, aku tidak pernah ingin merusak harta paling berharga yang aku miliki hanya karena terdapat perbedaan pilihan dalam beragama. 

Aku berharap rasa toleransi terkait keberagaman juga bisa dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Percayalah bahwa sangat penting bagi kita semua untuk menanamkan rasa toleransi dalam sebuah keberagaman.

Aku berpesan pada teman-teman semua untuk tidak pernah mempermasalahkan keberagaman, karena sebenarnya keberagaman adalah satu hal yang sangat indah. Aku percaya bahwa Negara Indonesia dapat menjadi lebih baik, ketika masyarakatnya sudah bisa untuk memiliki jiwa toleransi dalam sebuah perbedaan pilihan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak