Ketika banyak berlomba-lomba menjadi tenar
Rela melakukan apa saja asal demi konten
Entah itu mendidik atau tidak yang penting konten
Subscribers pun berjuta-juta menghampirinya
Akhirnya dirinya menjadi populer
Tenar karena sensasi bukan karena prestasi
Kini bak dipuja-puja sebagai selebritas
Bermilyar-milyar uang didapatkannya
Rumah mewah dipamerkan di media sosial
Sungguh menjadi ironi saat yang lain tak memiliki rumah
Tegap badan dengan gagahnya berbalut perlente
Bersama wanita cantik digandengnya
Ketenaran seolah menjadi tuhan yang disembah olehnya
Banyak anak-anak dan orang tua mengidolakannya
Raut wajah manis dan lembut menjadi kharisma
Puja-puji tak henti-hentinya menghampirinya
Ia pun sudah dibutakan dengan ketenarannya
Dirinya pun menjadi lupa karena pongah polahnya
Sehingga membuat hati ini sungguh miris
Tenar di stasiun televisi membuatnya semakin angkuh
Akan tetapi karena suatu aib yang mencoreng namanya
Riuh-riuh media sosial dibuat heboh karena ulahnya
Hujatan dan makian menggempur media sosialnya
Tak lupa sumpah serapah ikut menyertai media sosialnya
Dan ketenarannya perlahan meredup
Sudah tiada lagi puja-puja yang ia torehkan
Batin tersiksa pikiran kalut
Badan terkulai lemas akal mulai hilang