Tertegun aku di suatu pagi
lantaran aku tahu
engkau rembulan sedang aku siang
kini, ajari aku bagaimana membinasakan rindu
yang tanggal di halaman surat-surat
sedang kelelawar dari ujung utara
hingga gardu dan dinding jalan-jalan
aku masih menulis alamatmu dengan airmata remang-remang
aku ingin kenangan ikut menguning di bawah urat tembakau
atau jadi embun di musim kemarau
tetapi ia menembus serumpun kelabu
sampai-sampai tak mau pergi dariku
apa perlu aku menunjuk jantungmu yang berdetak pada lelaki lain
agar aku bisa kembali mengeja hari
seperti november-desember yang selalu lahirkan januari
atau aku mesti mengabadikan wajahmu dalam wujud huruf-huruf
sampai aku mati bertekuk lutut?